Sebaran FMA Pada Berbagai Varietas Kopi

4.5. Sebaran FMA Pada Berbagai Varietas Kopi

Variasi sebaran FMA berbeda-beda pada setiap varietas kopi. Sebaran FMA lebih banyak diperoleh dari hasil isolasi trapping dibandingkan isolat yang diperoleh dari lapangan. Variasi sebaran FMA pada berbagai varietas kopi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Sebaran FMA pada Varietas Kopi No Spesies Lapangan Trapping A B C D E A B C D E 1 Glomus sp. 1 + - + - - - - - - - 2 Glomus sp. 2 + + + + - - - - + - 3 Glomus sp. 3 + - + - + + - - - - 4 Glomus sp. 4 + - + + - + - - - + 5 Glomus sp. 5 - - - + - - - + - - 6 Glomus sp. 6 + + + - - + + + - - 7 Glomus sp. 7 - + - - - - - - - - 8 Glomus sp. 8 + + + - - - - - - - 9 Glomus sp. 9 - + - - - - - - + - 10 Glomus sp. 10 - + + - - + - + - - 11 Glomus sp. 11 - - - - + - - - - - 12 Glomus sp. 12 - + - - - - - - - - 13 Glomus sp. 13 - - - + - - - - + - 14 Glomus sp. 14 - + - - - - - + + - 15 Glomus sp. 15 - + - - - - - - - - 16 Glomus sp. 16 - - - + - - - - - - 17 Glomus sp. 17 - - - - + - - - + - 18 Glomus sp. 18 - - - + + - - + + - 19 Glomus sp. 19 - - - - + - - - - - 20 Glomus sp. 20 - - - - - + + - - + 21 Glomus sp. 21 - - - - - + + - + - 22 Glomus sp. 22 - - - - - + + - - - 23 Glomus sp. 23 - - - - - - - - + - 24 Glomus sp. 24 - - - - - - + + + + 25 Glomus sp. 25 - - - - - - + - - - 26 Glomus sp. 26 - - - - - + + - + - 27 Glomus sp. 27 - - - - - - - - + - 28 Glomus sp. 28 - - - - - + + + - + 29 Glomus sp. 29 - - - - - - - - - + 30 Glomus sp. 30 - - - - - - + - - + 31 Glomus sp. 31 - - - - - - - + - - 32 Glomus sp. 32 - - - - - + + + + - 33 Glomus sp. 33 - - - - - + + + + - 34 Glomus sp. 34 - - - - - - - - + - 35 Glomus sp. 35 - - - - - + + - - - Universitas Sumatera Utara Lanjutan No Spesies Lapangan Trapping A B C D E A B C D E 36 Glomus sp. 36 - - - - - - - + - - 37 Glomus sp. 37 - - - - - + + - - + 38 Glomus sp. 38 - - - - - - - + + - 39 Glomus sp. 39 - - - - - + + - - - 40 Glomus sp. 40 - - - - - + + - - - 41 Glomus sp. 41 - - - - - - + - - - 42 Glomus sp. 42 - - - - - - + - - - 43 Glomus sp. 43 - - - - - + - - - - 44 Glomus sp. 44 - - - - - + - + - - 45 Glomus sp. 45 - - - - - - - + - - 46 Acaulospora sp. 1 - - - - - - - + - + 47 Acaulospora sp. 2 - - - - - - - - + + Keterangan : + kehadiran FMA ; - ketidakhadiran FMA A:Rasuna, B:Toraja, C:S795S Lini, D:Andongsari, E:Longberi Penyebaran mikoriza dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis dan struktur tanah, unsur hara P dan N dalam tanah, air, pH, dan suhu tanah. Dari hasil identifikasi kimia tanah diperoleh bahwa pH tanah pada perkebunan kopi di PT. Wahana Graha Makmur bersifat masam dengan pH antara 5,54-6,00. Derajat kemasaman tanah pada varietas Andongsari tergolong masam sedangkan pada varietas Rasuna, Toraja, S795 S Lini, dan Longberi tergolong agak masam. Menurut Prihastuti 2007 kemasaman tanah berakibat langsung terhadap tanaman. Mikoriza dapat hidup dengan baik pada pH tanah masam dan mampu menghasilkan asam-asam organik yang membebaskan P terfiksasi. Komoditas tanaman dan pH mempengaruhi jumlah spora yang ditemukan pada rizosfer. Dari hasil identifikasi diperoleh bahwa sebaran FMA lebih banyak diperoleh dari hasil trapping dibandingkan dengan hasil isolasi dari lapangan. Jumlah tipe spora yang diperoleh dari isolasi lapangan sebanyak 19 tipe Glomus yang menyebar pada varietas Rasuna, Toraja, S795 S Lini, Andongsari, dan Longberi. Penyebaran FMA dari hasil trapping lebih beragam spesies yang diperoleh. Spora yang diperoleh dari hasil trapping adalah genus Glomus dan Acaulopsora. Jumlah spora tipe Glomus dari hasil trapping sebanyak 38 yang menyebar pada kelima varietas kopi. Spora tipe Universitas Sumatera Utara Acaulospora terdapat pada varietas S795 S Lini, Andongsari, dan Longberi. Sebagian spora terdapat pada hasil trapping sementara pada hasil isolasi dari lapangan tidak ditemukan. Hal ini disebabkan spora bersporulasi pada saat trapping. Selain itu sebagian spora FMA dari hasil isolasi lapangan tidak ditemukan lagi pada hasil trapping. Percobaan yang dilakukan oleh Puspitasari et al. 2011 diperoleh spora tipe Gigaspora dari hasil isolasi lapangan seme ntara pada hasil trapping tidak ditemukan. Smith dan Read 1997 menyatakan bahwa variasi spora FMA pada berbagai varietas disebabkan karena masing-masing FMA memiliki faktor intrinsik yang akan memberikan respon terhadap perubahan lingkungan ataupun musim. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa spora tipe Glomus lebih sering muncul dibandingkan jenis yang lainnya. Hal ini disebabkan karena Glomus memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang lain. Glomus dapat hidup pada tanah yang memiliki salinitas yang tinggi Delvian, 2010, kering dan masam Prihastuti, 2007, pH netral Puspitasari et al., 2012, gambut Sayuti et al., 2011, bekas pertambangan Nurtjahya et al., 2011, Prayudyaningsih dan Suhardi, 2011. INVAM 2013 menjelaskan bahwa Glomus mosseae dapat berkecambah pada tanah alkali. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN