mikroskopis terlihat bahwa hifa pada bagian interseluler dengan tipe hifa internal. Gambar 5
hifa
Gambar 5. Kolonisasi FMA pada Akar Kopi
Bagian penting dari FMA adalah hifa eksternal yang dibentuk di luar akar. Hifa ini membantu daerah penyerapan akar tanaman. Hifa jamur mikoriza tidak
bersekat yang tumbuh diantara sel-sel korteks dan bercabang-cabang di dalam sel tersebut. Vesikula merupakan struktur berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong atau
atau tidak teratur. Arbuskula merupakan cabang-cabang hifa dikotom INVAM, 2013.
4.4. Tipe dan Karakteristik Spora FMA
Identifikasi tipe spora berdasarkan karakteristik morfologi yang meliputi bentuk, ukuran, warna, dinding spora, tekstur permukaan spora, tangkai spora hyphal
attachment dan reaksinya terhadap larutan Melzer’s. Tipe dan karakteristik spora dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Tipe dan Karakteristik Spora FMA
Tipe Spora Karakteristik
Reaksi dengan Melzer’s
Lapangan Trapping
-
Glomus sp. 1 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk lonjong dan permukaan sangat kasar.
Memiliki dinding yang tipis dan tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Glomus sp. 2 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk lonjong dan permukaan sangat kasar.
Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125
µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Glomus sp. 3 Spora berwarna coklat
kehijauan, berbentuk bulat dan permukaan sangat kasar.
Memiliki dinidng yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125
µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Glomus sp. 4 Spora berwarna coklat
kehijauan, berbentuk bulat dan permukaan halus.
Memiliki dinidng yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125
µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Glomus sp. 5 Spora berwarna coklat
kemerahan, berbentuk lonjong dan permukaan
halus. Memiliki dinidng yang tebal serta berwarna
lebih pekat dari pada permukaan spora. Tidak
memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm
.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan
Trapping
Glomus sp. 6 Spora berwarna coklat sangat
pekat, berbentuk bulat, dan permukaan halus. Memiliki
dinidng yang tebal serta berwarna lebih pekat dari
pada permukaan spora. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
-
Glomus sp. 7 Spora berwarna coklat sangat
pekat, berbentuk bulat, dan permukaan halus. Memiliki
dinidng yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
-
Glomus sp. 8 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk lonjong dan permukaan
sangat kasar. Memiliki dinidng yang tebal dan
tangkai spora hyphal attachment. Spora lolos
saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Glomus sp. 9 Spora berwarna
coklat kekuningan, berbentuk bulat
dan permukaan sangat kasar. Memiliki dinidng yang tebal.
Tidak memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Glomus sp. 10 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat dan permukaan kasar.
Memiliki dinidng yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 11 Spora berwarna coklat sangat
pekat kekuningan, berbentuk lonjong dan permukaan
sangat kasar. Memiliki dinidng yang tipis. Tidak
memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Glomus sp. 12 Spora berwarna kuning
kecoklatan, berbentuk bulat dan permukaan kasar. Memiliki
dinding yang tebal dan berwarna lebih pekat dari pada
permukaan spora. Memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Glomus sp. 13 Spora berwarna kuning
kecoklatan, berbentuk bulat dan permukaan agak kasar.
Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Glomus sp. 14 Spora berwarna coklat
kemerahan, berbentuk bulat dan permukaan halus. Memiliki
dinding yang tebal dan berwarna lebih pekat dari pada
permukaan spora. Memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 15 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk persegi panjang dan permukaan sangat
kasar. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 16 Spora berwarna coklat pekat
kekuningan, berbentuk lonjong dan permukaan kasar. Memiliki
dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Glomus sp. 17 Spora berwarna coklat pekat
kekuningan, berbentuk bulat dan permukaan kasar. Memiliki
dinidng yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
Glomus sp. 18 Spora berwarna coklat
kemerahan, berbentuk bulat dan permukaan halus. Memiliki
dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 19 Spora
berwarna coklat kemerahan, berbentuk lonjong
dan permukaan sangat kasar. Memiliki dinding yang tebal dan
berwarna lebih pekat dari pada permukaan spora. Tidak
memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora lolos
saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 20 Spora berwarna coklat
kemerahan sangat pekat, berbentuk bulat dan permukaan
halus. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 21 Spora berwarna coklat
kemerahan sangat pekat, berbentuk bulat dan permukaan
halus. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 22 Spora berwarna coklat
kemerahan sangat pekat, berbentuk bulat dan permukaan
halus. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 23 Spora berwarna coklat
kemerahan sangat pekat, berbentuk bulat dan permukaan
agak kasar. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki
tangkai spora hyphal attachment. Spora lolos
saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Glomus sp. 24 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk bulat, permukaan halus. Memiliki dinding yang
tebal dan berwarna lebih gelap dari permukaan spora. Tidak
memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 25 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk bulat, permukaan halus. Memiliki dinding yang
tetipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal attachment.
Spora lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 26 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk bulat, permukaan agak kasar. Memiliki dinding
yang tebal. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 27 Spora berwarna coklat pekat,
berbentuk lonjong, permukaan kasar. Memiliki dinding yang
tebal. Tidak memiliki tangkai spora hyphal attachment.
Spora lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 28 Berwarna merah kecoklatan,
berbentuk bulat, permukaan sangat kasar. Memiliki dinding
yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 29 Berwarna merah kecoklatan,
berbentuk lonjong, permukaan sangat kasar. Memiliki dinding
yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora hyphal
attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Glomus sp. 30 Berwarna merah kecoklatan,
berbentuk lonjong, permukaan sangat kasar. Memiliki dinding
yang tebal dan berwarna agak pekat dari permukaan spora.
Spora lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 31 Berwarna merah kecoklatan
dan agak pucat, berbentuk bulat, permukaan sangat kasar.
Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 32 Spora berwarna coklat
kehitaman, berbentuk bulat, permukaan halus. Memiliki
dinding tebal dan berwarna hitam. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 33 Spora berwarna coklat
kehitaman, berbentuk bulat, permukaan halus. Memiliki
dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
Hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 34 Spora
berwarna coklat kehitaman, berbentuk lonjong,
permukaan halus. Memiliki dinding tebal dan berwarna
lebih pekat dari permukaan spora. Tidak memiliki tangkai
spora Hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 35 Spora berwarna coklat
kehitaman, berbentuk lonjong, permukaan halus. Memiliki
dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Glomus sp. 36 Spora berwarna coklat
kehitaman, berbentuk bulat, permukaan halus. Memiliki
dinding tebal dan memiliki tangkai spora hyphal
attachment.
Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 37 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk lonjong, dan permukaan
kasar. Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 38 Spora berwarna coklat
kehitaman, berbentuk bulat, permukaan agak kasar.
Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 39 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat, dan permukaan halus.
Memiliki dinding yang tipis. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 40 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat, dan permukaan halus.
Memiliki dinding yang tebal dan berwarna lebih pekat dari
permukaan spora. Tidak memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 41 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk lonjong, dan permukaan agak
kasar. Memiliki dinding yang tebal. Tidak memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Glomus sp. 42 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat, dan permukaan agak kasar.
Memiliki dinding yang tebal. Tidak memiliki tangkai spora
Hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 43 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk bulat, dan permukaan agak kasar.
Memiliki dinding yang tipis dan memiliki tangkai spora
hyphal attachment. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 44 Spora berwarna coklat
kekuningan, berbentuk lonjong, dan permukaan agak
kasar. Memiliki dinding yang tebal dan memiliki tangkai
spora hyphal attachment. Spora lolos saringan 125 µm.
Tidak bereaksi dengan pewarna
Melzer’s.
_
Glomus sp. 45 Spora berwarna coklat
kekuningan dan agak pucat, berbentuk agak lonjong, dan
permukaan agak kasar. Memiliki dinding yang tebal.
Tidak memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
_
Glomus sp. 46 Spora berwarna merah
kecoklatan, berbentuk lonjong, permukaan
agak kasar. Memiliki dinding yang tebal.
Tidak memiliki tangkai spora hyphal attachment. Spora
lolos saringan 125 µm. Tidak bereaksi
dengan pewarna Melzer’s.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tipe Spora
Karakteristik Reaksi dengan
Melzer’s Lapangan Trapping
_
Acaulosspora sp. 1 Spora berwarna kuning,
berbentuk bulat dan berdinding tebal. Spora lolos
saringan 125 µm. Bereaksi dengan
pewarna Melzer’s, terjadi
perubahan warna dari warna coklat
transparan menjadi warna
kuning kecoklatan.
_
Acaulospora sp. 2 Spora berwarna coklat,
kemerahan dan gelap. Memiliki ornamen seperti
kulit jeruk. Memilki dinding yang tebal. Spora lolos
saringan 125 µm. Bereaksi dengan
pewarna Melzer’s, terjadi
perubahan warna dari coklat pekat
menjadi coklat kemerahan.
Tipe spora berdasarkan International Culture Collection of Vesicular Arbuscular Mycorrhizal Fungi INVAM 2013
Spora genus Glomus memiliki ciri tersendiri mulai bentuk spora bulat sampai bulat lonjong. Spora yang ditemukan melekat dengan hifa dan ada pula yang tidak.
Spora genus Acaulospora memiliki bentuk bulat lonjong dan berwarna orange kemerahan. Genus Glomus tidak memberikan reaksi terhadap larutan Melzer’s dan
genus Acaulospora memberikan reaksi dengan menunjukkan adanya perubahan warna spora.
Spora yang diperoleh dari hasil tanah hasil isolasi lapangan terdiri dari 19 tipe Glomus, sedangkan spora hasil trapping yang diperoleh terdiri dari 38 tipe Glomus
dan 2 tipe Acaulospora. Keanekaragaman spora yang diperoleh lebih banyak dari hasil trapping dari pada spora hasil isolasi lapangan. Hal ini disebabkan karena pada
hasil trapping faktor lingkungan yang sudah diatur dan mendukung untuk perkembangan spora sehingga lebih banyak spora yang berkecambah. Selain itu juga
dapat disebabkan karena pada saat trapping terjadinya cekaman air selama dua minggu sehingga menyebabkan pembentukan spora.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa spora yang diperoleh pada kelima varietas kopi yang ada di perkebunan PT. Wahana Graha Makmur adalah genus
Glomus. Hasil penelitian oleh Al-arequ et al. 2013 yang mengamati spora kopi arabika di Yaman yang diambil dari lima lokasi didapatkan genus Glomus,
Acaulospora, Scutellospora, dan yang paling dominan adalah Glomus. Penelitian yang dilakukan oleh Lebron et al. 2012 yang diambil dari 3 varietas kopi dari 3
daerah yang ada di Puerto Rico didapatkan spora Glomus yang lebih mendominasi. Nurtjahya et al. 2011 memperoleh Glomus sebanyak 44-95 pada lahan bekas
pertambangan, hutan, dan ladang. Spora tipe Glomus lebih banyak diperoleh baik dari hasil isolasi lapangan
maupun hasil trapping. Hal ini disebabkan karena spora tipe Glomus memilki kemampuan simbiosis yang tinggi dibandingkan jenis yang lainnya. Dominasi
Glomus pada penelitian ini menunjukkan kesesuaian inang yang tumbuh pada berbagai varietas kopi dibandingkan dengan genus yang lain. Selain itu jumlah
Glomus lebih banyak dibandingkan dengan genus yang lain. Dari 172 jenis FMA yang sudah diidentifikasi diperoleh jenis Glomus 52,3, Acaulospora 20,,
Scutellospora 16,9, Gigaspora 4,7, Entherospora 2,3, Archeospora 1,7, dan Paraglomus 1 INVAM, 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Pulungan 2010
pada areal perkebunan tebu diperoleh 7 tipe Glomus dan 1 tipe Acaulospora dari hasil isolasi lapangan sedangkan pada hasil trapping diperoleh 10 tipe Glomus dan 1 tipe
Acaulospora. Adawiyah 2009 memperoleh 7 tipe Glomus dan 3 tipe Acaulospora hasil isolasi dari Hutan Pantai Pulau Pandang Batu Bara sedangkan hasil trapping
diperoleh 12 tipe Glomus, 3 tipe Acaulopsora, dan 1 tipe Gigaspora.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Sebaran FMA Pada Berbagai Varietas Kopi