berkurang. Pendapat yang sama juga dikemukkan oleh Bolan 1991 bahwa tanaman yang terinfeksi CMA melalui jaringan hifanya mampu menyerap air dan sekali gus
membawa unsur hara seperti N, P dan K yang selanjutnya ditransfer ke tanaman. Untuk pengelolaan pada tanah yang digunakan dalam penelitian ini sangat
perlu dilakukan secara pendekatan PHSL dan pemberian CMA. Cara ini kebutuhan pupuk disesuaikan dengan kandungan hara ditanah dan kebutuhan tanaman
Dobermann dkk, 2003. Sedangkan CMA sendiri dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Selanjutnya menurut Buckman dan Brady 1964 pemberian pupuk
yang berlebihan terutama pada tanah-tanah yang bereaksi masam akan dapat meningkatkan fiksasi hara tersebut serta terjadinya defisiensi terhadap hara lainnya.
3. Bobot Kering Tanaman
Adanya hubungan interaksi antara pupuk dan CMA yang diberikan dalam peningkatan bobot kering tanaman hal ini menunjukan bahwa kedua faktor yang diuji
saling berpengaruh. Tabel 5 memperlihatkan rata-rata bobot kering tanaman meningkat dengan meningkatnya dosis pupuk atau CMA yang diberikan. Pemberian
100 pupuk menghasilkan bobot kering tanaman seberat 75.31 g batang
-1
dan bila diikuti dengan penambahan 15 g CMA pot
-1
mampu memberikan bobot tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya 93.58 g batang
-1
. Data ini memperlihatkan bahwa pemberian CMA mampu meningkatkan penyerapan hara dan memberikan
pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Kabirun 2002 bahwa dengan pemberian CMA pada padi gogo di tanah entisol
mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman serta bobot kering tanaman.
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
Rata-rata dengan peningkatan dosis pupuk hingga 100 rekomendasi memberikan peningkatan bobot kering tanaman. Hal yang sama juga terlihat dengan
pemberian CMA. Bobot kering tanaman terendah 19.82 g batang
-1
diperoleh pada tanpa pemberian pupuk dan CMA. Rendahnya bobot kering tanaman yang dihasilkan
dibandingankan perlakuan lainnya diduga tanaman walaupun sudah mengambil hara P dan K yang cukup tersedia ditanah, namun yang menjadi faktor untuk pertumbuhan
seperti unsur hara N ketersediaannya ditanah yang digunakan sangat rendah sehingga memberikan pertumbuhan tanaman yang kurang sempurna. Syafruddin dkk, 2006
mengemukakan hasil yang sama dimana hara N adalah menjadi faktor pembatas yang dominan untuk mendapatkan pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman jagung.
4. Serapan Hara N, P, dan K Tanaman
Serapan hara N, P, dan K oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan CMA serta kedua perlakuan yang diuji memberikan interaksi yang sangat
nyata. Serapan N, tertinggi 2.59 g batang
-1
adalah pada kombinasi pemberian 100 dari rekomendasi pupuk dan 5 g pot
-1
CMA. Serapan P tertinggi 90.15 mg batang
-1
atau 0.09 g batang
-1
pada kombinasi 100 dari rekomendasi pupuk dan 15 g pot
-1
CMA dan serapan K terbanyak yaitu 2.84 g batang
-1
adalah pada pemberian 100 dari rekomendasi pupuk. Serapan hara N, dan P terendah adalah pada tanpa
pemberian pupuk dan CMA 0.25 g dan 17.42 mg dan K 0.75 g batang
-1
pada pemberian 20 g pot
-1
CMA. Hara terbanyak yang diserap tanaman jagung dalam penelitian ini adalah
unsur K dan disusul oleh N dan P. Banyaknya K yang di ambil oleh tanaman sangat
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
berhubungan dengan tingkat ketersediaan K ditanah yaitu digolongkan tinggi, sementara terhadap unsur P walaupun ketersediaannya ditanah tinggi, tanaman sangat
terbatas kemampuannya dalam mengambil karena unsur P tidak mobil ditanah serta mudah terfiksasi oleh mineral liat. Menurut Buckman dan Brady 1964 disamping
kelarutan hara ditanah faktor yang menentukan terhadap serapan hara oleh tanaman adalah jumlah falensi atom yang bersangkutan. Jumlah falensi yang kecil lebih
mudah terserap dibandingkan jumlah falensi tinggi. Tingginya serapan K oleh tanaman juga didapatkan oleh Syafruddin dkk
2006 dimana serapan N, P dan K tanaman jagung pada tanah Inceptisol berturut- turut 39.8 ; 7.4, dan 74.3 kg ha
-1
. Tingginya serapan K oleh tanaman sangat berguna dalam memperkuat dinding sel tanaman serta mengaktifkan enzim terutama
terkosentrasi pada meristem. Kalium juga berfungsi dalam pertumbuhan sel, pembentukan gula, pati dan karbohidrat Dobermann dan Fairthurts, 2000. Mosier
dkk 1988 untuk mendapatkan hasil tanaman jagung sebanyak 9,5 t ha
-1
pipilan kering diserap unsur hara N sebanyak 62 kg, P 8 kg dan K sebanyak 157 kg ha
-1
dalam brangkasan. Berbeda halnya dengan serapan N dan P, serapan K nampaknya tidak di
pengaruhi oleh pemberian CMA Lampiran 7 namun lebih dominan dipengaruhi oleh faktor pupuk yang diberikan. Tetapi rata-rata serapan K meningkat hingga
pemberian CMA sebanyak 15 g pot
-1
. Kurang terlihatnya pengaruh CMA terhadap serapan K walaupun CMA memperlihatkan adanya interaksi dengan pemberian
pupuk, diduga karena kandungan K ditanah sudah digolongkan sangat tinggi sehinga
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
tanaman lebih cenderung mengambil K yang bersumber dari pupuk. Hara N dan P sama-sama dipengaruhi oleh pupuk dan CMA. Terjadinya hal ini karena umumnya
CMA lebih cenderung mengambil N dan P serta hara lainnya melalui serapan air oleh jaringan hifa. Adanya enzim fosfatase yang dihasilkan oleh CMA akan mempercepat
kelarutan P ditanah. Bolan 1991 melaporkan bahwa kecepatan masuknya P kedalam tanaman yang terinfeksi CMA dapat mencapai enam kali lebih cepat dari
pada kecepatan masuknya P melalui rambut akar tanaman yang tidak terinfeksi CMA. Kabirun 2002 melaporkan pemberian beberapa jenis CMA pada padi gogo serapan
P 37.65 mg pot
-1
nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian 20.09 mg pot
-1
. Endang dan Santosa 2005 menyatakan hal yang sama pemberian CMA
sangat nyata meningkatkan serapan P tanaman kacang tanah serta hasil tanaman. Serapan N juga meningkat sejalan dengan meningkatnya serapan P oleh tanaman.
Azcon dkk, 1992 menyatakan bahwa khususnya pada tanaman kacang-kacangan interaksi CMA dengan bakteri penambat N saling memberikan keuntungan. Unsur N
yang dilepaskan oleh penambat N akan dimanfaatkan oleh CMA sementara P yang dilepaskan oleh CMA akan dimanfaatkan oleh penambat N, sehingga kedua bentuk
hubungan ini akan memberikan keuntungan ganda bagi tanaman dalam penyerapan hara N dan P.
5. Derajat Infeksi CMA pada Akar Tanaman