tanaman lebih cenderung mengambil K yang bersumber dari pupuk. Hara N dan P sama-sama dipengaruhi oleh pupuk dan CMA. Terjadinya hal ini karena umumnya
CMA lebih cenderung mengambil N dan P serta hara lainnya melalui serapan air oleh jaringan hifa. Adanya enzim fosfatase yang dihasilkan oleh CMA akan mempercepat
kelarutan P ditanah. Bolan 1991 melaporkan bahwa kecepatan masuknya P kedalam tanaman yang terinfeksi CMA dapat mencapai enam kali lebih cepat dari
pada kecepatan masuknya P melalui rambut akar tanaman yang tidak terinfeksi CMA. Kabirun 2002 melaporkan pemberian beberapa jenis CMA pada padi gogo serapan
P 37.65 mg pot
-1
nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian 20.09 mg pot
-1
. Endang dan Santosa 2005 menyatakan hal yang sama pemberian CMA
sangat nyata meningkatkan serapan P tanaman kacang tanah serta hasil tanaman. Serapan N juga meningkat sejalan dengan meningkatnya serapan P oleh tanaman.
Azcon dkk, 1992 menyatakan bahwa khususnya pada tanaman kacang-kacangan interaksi CMA dengan bakteri penambat N saling memberikan keuntungan. Unsur N
yang dilepaskan oleh penambat N akan dimanfaatkan oleh CMA sementara P yang dilepaskan oleh CMA akan dimanfaatkan oleh penambat N, sehingga kedua bentuk
hubungan ini akan memberikan keuntungan ganda bagi tanaman dalam penyerapan hara N dan P.
5. Derajat Infeksi CMA pada Akar Tanaman
Banyaknya infeksi CMA pada akar tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan CMA. Rata-rata infeksi CMA meningkat dengan
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
meningkatnya pemberian pupuk dan CMA. Pemberian pupuk saja rata-rata persen infeksi lebih rendah bila dibandingkan dengan pemberian pupuk yang diikuti dengan
penambahan CMA. Persen infeksi terendah 10 terlihat pada tanpa pemberian pupuk dan CMA. Pemberian pupuk hingga 75 rekomendasi tanpa diikuti
penambahan CMA persen infeksi meningkat hingga 30. Hal ini memperlihatkan bahwa CMA alami yang terdapat ditanah kosentrasinya masih rendah dengan
penambahan pupuk dapat meningkakan aktifitasnya. Nuhamara 1993 mengemukakan bahwa aktifitas CMA ditanah juga dipengaruhi oleh sifat kimia
tanah. Pemberian CMA hingga 15 g pot
-1
serta 75 rekomendasi pupuk memperlihatkan peningkatan aktifitasnya dalam menginfeksi akar tanaman dan
memberikan persen infeksi yang tertinggi 63.33. Peningkatan dosis CMA dan pupuk rata-rata memberikan persen infeksi yang menurun. Muzar 2006
mengemukakan hal yang sama bahwa tinggi rendahnya persen infeksi CMA pada akar tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh pemberian CMA dan pupuk fosfat.
Meskipun pemberian CMA menunjukan persen infeksi CMA lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian, tetapi besarnya peningkatan sangat dipengaruhi oleh
takaran pupuk fosfat yang diberikan. Pemberian 1-2 t ha
-1
fosfat alam KSP persen infeksi nyata yang tertinggi dan peningkatan hingga 3-4 t ha
-1
persen infeksi cenderung menurun.
6. Hasil Pipilan Kering Jagung
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
Hasil pipilan kering jagung sangat dipengaruhi oleh pemberian CMA dan tingkat rekomendasi pupuk. Perlakuan yang diuji juga memberikan hubungan
interaksi. Rata-rata pipilan kering meningkat dengan meningkatnya tingkat rekomendasi pupuk hingga 100. Pemberian 100 rekomendasi pupuk
menghasilkan pipilan kering sebanyak 100.29 g. Sedangkan pada tanpa pemberian pupuk hasil pipilan kering yang diperoleh hanya sebanyak 10.55 g batang
-1
. Rendahnya hasil yang diperoleh pada tanpa pemberian pupuk diduga sangat berkaitan
dengan tingkat ketersediaan hara N ditanah yang digolongkan rendah, walaupun ketersediaan P dan K sudah digolongkan tinggi. Ketidak seimbangan hara N, P dan
K ini memberikan pengaruh terhadap penyerapan hara lainnya sebagai mana telah diuraikan pada pembahasan bobot kering tanaman sebelumnya. Hasil yang sama
juga dilaporkan Girsang 2007 bahwa tanpa pemberian pupuk hasil pipilan kering jagung yang diperoleh pada tanah Inceptisol Tiga Binanga hanya 528 g. Namun bila
dilakukan pemberian pupuk melalui pendekatan PHSL yang didasarkan kepada tingkat keseimbangan hara dengan kebutuhan tanaman hasil pipilan kering yang
diperoleh nyata lebih tinggi seberat 1476.5 g. Pemberian 100 rekomendasi pupuk saja dan selanjutnya yang diikuti dengan penambahan CMA sebanyak 20 g pot
-1
mampu meningkatkan hasil pipilan kering dari 100.29 g hingga 153.22 g batang
-1
dan ini merupakan hasil pipilan kering tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
Meningkatnya hasil tanaman jagung dengan pemberian CMA dilaporkan berturut- turut oleh Muzar 2006, Hasanudin 2003 serta pada tanaman kacang tanah
dilaporkan oleh Endang dan Santosa 2005. Meningkatnya hasil pipilan kering
Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008
jagung dengan penambahan CMA pada pemberian 100 rekomendasi pupuk dimungkinkan karena tanaman yang terinfeksi CMA melalui jaringan hifanya mampu
memperluas bidang serapan akar sehingga tanaman mendapatkan suplai hara yang cukup untuk pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman Cruz, 1991.
7. Hubungan Serapan N, P, dan K dengan Hasil Pipilan Kering