Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP 3. Ir. T. Sabrina, MAgSc, PhD

Telah diuji pada Tanggal 10 Mei 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Delvian, SP, MP Anggota : 1. Ir. Ali Jamil,H, MP, PhD

2. Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP 3. Ir. T. Sabrina, MAgSc, PhD

Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 ABSTRAK M usfal.067002003. Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol. Latar belakang penelitian adalah masih rendahnya hasil tanaman jagung ditingkat petani, karena pemberian pupuk yang tak seimbang. Tujuan penelitian untuk melihat efektifitas CMA dan tingkat rekomendasi pemberian pupuk spesifik lokasi terhadap pertumbuhan, serapan hara dan hasil tanaman jagung di tanah Inceptisol Tiga Binanga, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Hipotesis CMA dapat meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk,meningkatkan serapan hara N, P dan K serta hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Kebun Percobaan Pasar Miring, Kecamatan Pagar Marbau, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, sejak bulan Oktober 2007 hingga Pebruari 2008. Perlakuan yang diuji terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama terdiri dari 5 taraf pemberian CMA 0, 5, 10, 15 dan 20 g pot -1 dan Faktor kedua 5 tingkat rekomendasi pemberian pupuk spesifik lokasi Tiga Binanga 0, 25, 50, 75, dan 100. Rekomendasi pupuk tanaman jagung spesifik lokasi Tiga Binanga adalah 160:128:160 kg ha -1 Urea:SP-36:KCl. Peubah yang diamati : sifat kimia tanah sebelum perlakuan, sifat kimia tanah setelah perlakuan, derajat infeksi CMA, bobot kering tanaman, serapan hara N,P,dan K, hasil pipilan kering jagung, hubungan serapan hara NPK dengan hasil pipilan kering jagung dan efisiensi agronomis. Peubah dinalisis secara faktorial dengan program Irristat dan uji lanjut DMRT. Analisis regresi sederhana dengan program Excel. Kandungan N pada tanah yang digunakan sebelum penelitian digolongkan sangat rendah, P dan K digolongkan tinggi. Pemberian CMA dan pupuk meningkatkan N, P dan K tanah serta Bobot kering tanaman, serapan hara N, P, K, derajat infeksi CMA dan hasil pipilan kering. Pemberian pupuk sebanyak 160:128:160 kg ha -1 Urea:SP- 36:KCl 100 rekomendasi menghasilkan biji pipilan kering sebanyak 100.29 g batang -1 dan dengan penambahan 20 g CMA pot -1 hasil pipilan kering meningkat hingga 153.22 g batang -1 dan tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil tertinggi kedua diikuti oleh pemberian pupuk sebanyak 120:96:120 kg ha -1 Urea:SP- 36:KCl 75 rekomendasi dan 15 g CMA batang -1 . Efektifitas CMA dalam mengefisienkan penggunaan pupuk terlihat pada pemberian pupuk sebanyak 120:96:120 kg ha -1 Urea:SP-36:KCl 75 rekomendasi ditambah dengan 5 g pot -1 CMA dimana pada kombinasi ini menghasilkan pipilan kering sebanyak 113.47 g batang -1 dan lebih tinggi 13.18 g dibandingkan pemberian 100 pupuk. Dari hasil penelitian dapat disarankan pemberian pupuk pada lokasi Tiga Binanga adalah sebanyak 120:96:120 kg ha -1 Urea:SP-36:KCl 75 rekomendasi dan 15 g CMA batang -1 . Kata kunci : efektifitas, CMA, spesifik lokasi, Inceptisol Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 ABSTRACT M usfal.067002003. Vesicle Arbuscule Mycorhizal VAM effectivity by the maize specific location fertilizers application in Inceptisol soil. Based of this research is the low yield of maize in the farmers, because of the anequivalence of the fertilizer application. The goal of this research is to know VAM effectivity and level of requirement in spesific location fertilizers application to the growth, nutrient absorption and the maize yield at the soil Inceptisol in Tiga Binanga, Karo, North Sumatera. VAM hypothesis can increase the effectivity of fertilizer application, nutrient absorption of N, P, K, and maize yield. The research was done in Rumah Kasa Kebun Percobaan Pasar Miring, Pagar Merbau Subdistrict, Deli Serang Regency, North Sumatera since October 2007 to February 2008. The tested applications content of two factors and three repetitions. The first factor contents of five VAM applications 0, 5, 10, 15 and 20 g pot -1 and the second factor contents of five requirements of recomendation in spesific location fertilizer application in Tiga Binanga 0, 25, 50, 75 and 100 . The spesific location maize fertilizer requirement in Tiga Binanga is 160 : 128 : 160 kg ha -1 , Urea : SP-36 : KCl. The component variables : the effect chemical of soil before application, the effect chemical of soil after application, the infection level of VAM, the biomass weight of plant, nutrient absorption of N, P, K, the grain yield, relation between NPK nutrient absorption and the grain yield, and also agronomy efficiency. Parameter was analysed by factorial with Irristat program and DMRT continue test. Simple regration analysis used Excel program. N soil that was used before research was very low. P and K were high. Combination VAM and fertilizer can increase N, P and K soil and the biomass weight of plant, nutrient absorption N, P, K, the infection level of VAM and the grain yield. Fertilizer application were: 160 : 128 : 160 kg ha -1 Urea : SP-36 : KCl 100 recommendation produces 100.29 g bar -1 and by adding 20g pot -1 VAM can increase grain yield become153.22 g bar -1 and be highest compare with the other applications. The second highest yield followed by fertilizer application 120:96:120 kg ha -1 Urea: SP-36:KCl 75 recommendation and 15 gVAM bar -1 . VAM effectivity in fertilizer efficiency is in 75 fertilizer application 120 : 96 : 120 kg ha -1 Urea : SP-36 : KCl plus 5 g pot -1 VAM which in this combination can produced 113.47 g grain myield and 13.18 g more higher compared with 100 fertilizer. From the respon curve can be suggested that fertilizer application in Tiga Binanga about 75 fertilizer 120 : 96 : 120 kg ha -1 Urea: SP-36 : KCl and plus 15 g VAM bar -1. Key words : Effectivity, VAM, specific location, Inceptisol Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 UCAPAN TERIMA KASIH Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol. Dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr.Delvian,SP,MP selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak membimbing penulis hingga selesainya penulisan tesis ini. 2. Bapak Ir.Ali Jamil H,MP,PhD selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing penulis hingga selesainya tesis ini. 3. Bapak dan Ibu staf pengajar Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang tak dapat penulis sampaikan satu persatu, terima kasih penulis aturkan atas ilmu yang disampaikan dan bimbingannya selama penulis mengikuti perkuliahan hingga selesainya penulisan tesis ini. 4. Ibu Prof.Dr.Ir.Chairun Nisa.B,MSc sebagai Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara dan Bapak Prof.Dr.Chairuddin,P Lubis selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan fasilitas kepada penulis dalam meraih gelar Magister Sains ini. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 6. Para staf laboratorium BPTP Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 7. Bapak Ir.T.Marbun,MP selaku kepala KP.Pasar Miring beserta staf yang telah membantu dan memberikan fasilitas kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian. 8. Kepada rekan-rekan mahasiswa SPs USU program studi Bioteknologi Tanah angkatan 2006 serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini 9. Analis laboratorium Biologi Tanah USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini 10. Istri dan anak-anaku yang selalu memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Medan,……….. 2008 Penulis Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul :Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam maraih gelar Magister Pertanian pada Program Studi Ilmu Tanah kosentrasi Bioteknologi di Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari tesis yang penulis buat ini mungkin masih ada kekurangannya disana sini untuk itu atas kritik dan saran yang baik dari pembaca penulis aturkan terima kasih. Semoga karya ini bermanfaat adanya untuk orang orang yang berilmu pengetahuan serta kepada petani kita umumnya. Medan …………2008 Hormat saya Penulis Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 25 Nopember 1963 di Desa Balai Pinang, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Penulis anak ke empat dari lima bersaudara dari Ayahanda Abdul Munir Rj.Bagindo Almarhum dan Ibunda Nursyiam Qhalid Almarhumah. Penulis diberi nama Musfal Pendidikan yang sudah penulis selesaikan adalah : 1. Sekolah Dasar di SD No.4 Muara Panas pada tahun 1976 2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Muara Panas pada tahun 1980 3. Sekolah Analis Kimia Menengah Atas SAKMA di Padang tahun 1984. 4. Sarjana Pertanian S.1 jurusan Budidaya Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammad Yamin di Solok pada tahun 1993 5. Pada tahun 2006 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan Magister Pertanian S.2 di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara jurusan Ilmu Tanah, kosentrasi Bioteknologi dan selesai pada tahun 2008. Riwayat pekerjaan penulis adalah : 1. Pada bulan Desember tahun 1984 penulis diterima bekerja di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami Sumatera Barat sebagai staf laboratoium tanah. Pada tahun 1994 pada instansi yang sama penulis beralih profesi sebagai peneliti pada kelompok kacang-kacangan hingga tahun 1998. 2. Tahun 1999 hingga saat ini penulis bekerja di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara sebagai staf peneliti pada kelji Sumber Daya serta penanggung jawab laboratorium tanah dan tanaman. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK…………………………………………………………………….. ABSTRACT…………………………………………………………….……... UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………... KATA PENGANTAR…………………………………………………………. RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………. DAFTAR ISI…………………………………………………………………... DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR………………………………………………….………. DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... i ii iii v vi vii viii ix x PENDAHULUAN ……………………………………………………………. Latar Belakang …………………………………………………………. Rumusan Masalah ……………………………………………….……... Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. Keluaran ………………………………………………………………... Hipotesis ………………………………………………………………... TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………... Mikoriza ………………………………………………………………... Unsur Hara N, P dan K …………………………………………………. Nitrogen N ……………………………………………………………. Phosfor P ……………………………….....................................……... Kalium K ……………………………………………………………... Tanah Inceptisol ………………………………………………………... BAHAN DAN METODE ……………………………………………………. Tempat dan Waktu ……………………………………………………... Bahan dan Alat …………………………………………………………. Metode Penelitian ………………………………………………………. Pelaksanaan …………………………………………………………….. Peubah yang diamati …………………………………………….……... HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………. Hasil …………………………………………………………………….. Pembahasan ……………………………………………………………... KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………. Kesimpulan ……………………………………………………………… Saran …………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 1 1 4 5 5 5 6 6 10 10 12 13 14 16 16 16 17 18 19 22 22 33 44 44 44 45 Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR TABEL No Judul Halaman 1 Hasil analisis contoh tanah Tiga Binanga sebelum perlakuan…………… 22 2 N-total tanah setelah perlakuan VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk…………………………………………………………. 23 3 Ketersediaan P di tanah setelah perlakuan VI MST terhadap peberian CMA dan pupuk………………………………………………… 24 4 K-dd tanah setelah perlakuan VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk………………………………………………………….. 24 5 Rata-rata bobot kering tanaman pada VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk………………………………………………………….. 25 6 Serapan N tanaman jagung pada VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk………………………………………………………….. 26 7 Serapan P tanaman jagung pada VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk………………………………………………………….. 27 8 Serapan K tanaman jagung pada VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk………………………………………………………….. 27 9 Derajat Infeksi CMA pada akar tanaman jagung umur VI MST terhadap pemberian CMA dan pupuk……………………………………... 28 10 Hasil pipilan kering jagung terhadap pemberian CMA dan pupuk ……... 29 Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman 1 Respon hasil tanaman jagung terhadap pemberian CMA dan Beberapa tingkat pemberian pupuk spesifik lokasi Tiga Binanga ……... 29 2 Hubungan Serapan N dengan Hasil Pipilan Kering Jagung Terhadap Pemberian CMA dan Pupuk………………………………….. 30 3 Hubungan Serapan P dengan Hasil Pipilan Kering Jagung Terhadap Pemberian CMA dan Pupuk…………………………………... 31 4 Hubungan Serapan K dengan Hasil Pipilan Kering Jagung Terhadap Pemberian CMA dan Pupuk…………………………………… 31 5 Efisiensi Agronomis Tanaman Jagung terhadap Pemberian CMA dan Pupuk…………………………………………………………. 32 Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR LAMPIRAN No Judul Halaman 1 Analisis Sidik Ragam N total tanah setelah perlakuan …………………... 49 2 Analisis Sidik Ragam P-tersedia tanah setelah perlakuan ……….....…… 49 3 Analisis Sidik Ragam K-dd tanah setelah perlakuan …………………….. 49 4 Analisis Sidik Ragam bobot kering tanaman pada VI MST ………...…… 49 5 Analisis Sidik Ragam serapan N tanaman pada VI MST ………………... 50 6 Analisis Sidik Ragam serapan P tanaman pada VI MST ………………... 50 7 Analisis Sidik Ragam serapan K tanaman pada VI MST …………...…… 50 8 Analisis Sidik Ragam Derajat Infeksi CMA pada akar VI MST …....…… 50 9 Analisis Sidik Ragam hasil pipilan kering jagung ……………………….. 51 10 Analisis Regresi serapan N dan hasil pipilan kering ……………………. 51 11 Analisis Regresi serapan P dan hasil pipilan kering …………………….. 51 12 Analisis Regresi serapan K dan hasil pipilan kering ………………. ….. 51 13 Deskripsi Jagung varietas DK-3 ……………………………………….. 52 14 Prosedur analisis tanah …………………………………………………. 53 15 Prosedur analisis total serapan hara tanaman …………………………... 57 16 Analisis Derajat Infeksi CMA pada akar tanaman ……... ……………... 59 17 Susunan perlakuan yang diuji …………………………………………… 60 Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan jagung Nasional setiap tahunnya terus mengalami peningkatan baik untuk kebutuhan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak. Pada saat produksi tidak memadai impor jagung terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahun 2005 Indonesia mengimpor jagung sebanyak 1.80 juta ton dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 2.20 juta ton kalau produksi Nasional tidak segera dipacu Warta Badan Litbang Pertanian, 2007. Terjadinya ketidak seimbangan laju produksi jagung dengan kebutuhan antara lain disebabkan hasil jagung rata-rata ditingkat petani relatif masih rendah. Rendahnya hasil yang dicapai salah satunya disebabkan oleh kebanyakan petani memberikan pupuk tidak berdasarkan kebutuhan tanaman serta jumlah hara yang tersedia di tanah. Jamil dkk 2006 mengemukakan bahwa di Kabupaten Karo, Dairi dan Simalungun beberapa petani memberikan pupuk Urea pada tanaman jagung hingga 700 kg ha -1 dengan tingkat produksi berkisar 6 hingga 7 t ha -1 sementara kebanyakan petani lainnya memberikan pupuk masih dibawah rata-rata rekomendasi umum yaitu 300 kg Urea, 200 kg SP-36 dan 100 kg KCl ha -1 . International Food and Agriculture 2002 mengestimasikan secara umum pemberian pupuk pada tanaman jagung adalah sebanyak 85 kg N, 25 kg P 2 O 5 dan 8 kg K 2 O ha -1 setiap musim tanam. Cooke 1985 melaporkan untuk menaikan hasil setiap ton biji jagung dibutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk itu guna mendapatkan hasil jagung yang optimal diperlukan pengelolaan hara yang tepat agar kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi. Syafruddin dkk 2006 melaporkan bahwa melalui pengujian pupuk N, P dan K pada tanaman jagung varietas Lamuru di tanah Inceptisol Wolangi memberikan hasil sebesar 8,66 t ha -1 . Untuk mendapatkan potensi hasil 90-95 hasil 7,76-8,19 t ha -1 dibutuhkan kombinasi pupuk N berkisar antara 122-133 kg N; 13-28 kg P 2 O 5 ; dan 12- 18 kg K 2 O ha -1 . Tanah Inceptisol di Indonesia memiliki tingkat kesuburan yang bervariasi mulai dari rendah hingga tinggi. Sifat tanahnya bereaksi masam hingga agak netral. Kadar bahan organik tanah berkisar dari rendah hingga sedang. Sedangkan kandungan hara N dan P potensial rendah sampai tinggi. K potensial digolongkan sedang sampai tinggi dan kejenuhan basa tinggi sampai sangat tinggi Subagyo dkk., 2000. Perbaikan kesuburan pada tanah Inceptisol dapat dilakukan dengan pemberian pupuk yang seimbang, artinya pemberian pupuk disesuaikan dengan tingkat kebutuhan hara tanaman guna mencapai hasil yang optimal. Pemupukan berimbang adalah konsep Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi PHSL, sehingga efektifitasnya sangat bergantung pada keadaan tanah menyediakan hara secara alami dilokasi penanaman Dobermann dkk., 2003. Pemberian pupuk berdasarkan pendekatan pengelolaan hara spesifik lokasi pada tanaman jagung di 4 lokasi pada Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo mampu memberikan hasil jagung pipilan kering sebanyak 8,97 ton ha -1 hingga 11,61 Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 ton ha -1 dengan rata-rata hasil mencapai 10,69 ton ha -1 pada musim tanam ke empat Jamil dkk, 2006. Upaya untuk lebih mengefisienkan penggunaan pupuk NPK, pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula CMA adalah salah satu alternatif yang menjanjikan. Hal yang sama dikemukakan oleh Nuhamara 1993 bahwa CMA dapat meningkatkan serapan hara N, P, K dan hasil tanaman jagung. Cendawan Mikoriza Arbuskula adalah termasuk jenis cendawan yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan tanaman inangnya. Cendawan ini dapat menginfeksi hampir semua jenis tanaman dipermukaan bumi baik pada tanaman pangan, tanaman perkebunan, kehutanan maupun tanaman penghijauan Kilham,1994. Efektifitas infeksi CMA itu sendiri dipengaruhi oleh spesies CMA, tumbuhan inang dan faktor lingkungannya. Tiap spesies CMA memiliki tingkat efektifitas dan interaksi fisiologi yang berbeda terhadap tumbuhan inangnya. Ada tidaknya kecocokan antara tumbuhan inang dengan CMA akan berpengaruh terhadap tingkat kolonisasi dan sporulasi. Kolonisasi CMA pada akar tanaman paling baik dicapai pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan rendah Marshcner,1995. Endang dan Santosa 2005 melaporkan pemberian CMA sangat nyata meningkatkan serapan P tanaman kacang tanah serta hasil tanaman. Meningkatnya serapan P tanaman dengan pemberian CMA menurut Mosse 1981 disebabkan karena daerah penyerapan akar diperluas oleh miselium eksternal cendawan itu sendiri sehingga absorpsi hara P lebih banyak. Disamping itu dengan enzimatisnya P yang terikat oleh mineral liat dapat Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 dibebaskan dan tersedia bagi tanaman. Selanjutnya hasil penelitian Bolan. 1991 menunjukan bahwa kecepatan masuknya P kedalam hifa CMA dapat mencapai enam kali lebih cepat dari pada kecepatan masuknya P melalui rambut akar tanaman. Disamping hara P tanaman yang terinfeksi CMA juga memperlihatkan terjadinya peningkatan terhadap serapan hara N, K, Ca dan beberapa unsur mikro essensiel lainnya. Meningkatnya serapan hara oleh tanaman yang terinfeksi CMA juga akan berdampak positif terhadap efisiensi penggunaan pupuk buatan. Rumusan Masalah Hasil jagung saat ini masih rendah dan dibawah potensi hasil. Penyebabnya karena kebanyakan petani belum memberikan pupuk berdasarkan kebutuhan tanaman dan tidak mempertimbangkan tingkat ketersediaan hara yang tersedia ditanah. Disamping itu harga pupuk yang mahal dan terjadinya kelangkaan pupuk pada beberapa tahun terakhir menyebabkan petani memberikan pupuk pada tanaman tidak optimal. Untuk meningkatkan hasil jagung dan efisiensi terhadap penggunaan pupuk terutama pupuk N, P dan K yang bersumber dari Urea, SP-36 dan KCl, dapat dilakukan melalui pemanfaatan CMA. Menurut Mansur 2003 penggunaan CMA tidak membutuhkan biaya yang besar karena : a teknologi produksinya murah, b semua bahan tersedia di dalam negeri dan mudah didapat, c dapat diproduksi dengan mudah dilapangan, d pemberian cukup sekali selama masa pertumbuhannya, e tidak Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 menimbulkan pencemaran lingkungan dan, f tidak merusak sifat fisik dan kimia tanah. Tanaman yang terinfeksi CMA dapat meningkatkan serapan hara N, P, K dan akan memberikan hubungan yang positif terhadap peningkatan hasil pada tanaman jagung. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk melihat efektifitas CMA dan tingkat rekomendasi pemberian pupuk spesifik lokasi terhadap pertumbuhan, serapan hara dan hasil tanaman jagung pada tanah Inceptisol Tiga Binanga, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Keluaran Diperoleh dosis CMA dan dosis pupuk yang sesuai untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Hipotesis 1. CMA pada dosis tertentu dapat meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk 2. Kombinasi CMA dan pupuk dapat meningkatkan serapan hara N, P, dan K serta hasil tanaman jagung. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 TINJAUAN PUSTAKA Mikoriza Cendawan mikoriza adalah salah satu bentuk asosiasi antara akar tanaman tingkat tinggi dengan cendawan tertentu yang saling memberikan keuntungan Nuhamara, 1993. Berdasarkan struktur tubuh dan tanaman inangnya mikoriza dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Namun ada juga yang mengelompokan dalam tiga kelompok yaitu adanya kelompok peralihan yang disebut ektendomikoriza Rao,1994. Kelompok ektomikoriza jaringan hifanya tidak masuk sampai ke sel korteks tetapi berkembang antara sel tersebut membentuk mantel dipermukaan akar. Kelompok endo mikoriza jaringan hifanya masuk kedalam sel korteks membentuk struktur yang khas seperti oval vesikula dan bercabang arbuskula dengan demikian pada kelompok endo mikoriza disebut juga vesicle arbuscule mycorhizal VAM atau cendawan mikoriza arbuskula CMA. Faktor lingkungan adalah sangat berpengaruh terhadap perkembangan CMA. Biasanya lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman juga cocok untuk perkembangan spora cendawan. Cendawan mikoriza arbuskula dapat hidup dari lingkungan berdrainase baik hingga lahan-lahan yang tergenang seperti lahan sawah Soelaiman dan Hirata, 1995. Bahkan pada lingkungan yang sangat miskin atau lingkungan yang tercemar limbah berbahaya CMA masih mampu untuk berkembang. Karena sifat cendawan ini yang sangat luas sehingga sering dijadikan dasar dalam Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 upaya bioremidiasi lahan kritis. Ekosistem alami CMA didaerah tropika dicirikan oleh keragaman spesies yang sangat tinggi khusus dari jenis ektomikoriza. Hutan alami dengan beragam umur tanaman serta jenisnya sangat mendukung terhadap pertumbuhan CMA. Konservasi hutan untuk pertanian akan mengurangi keragaman jenis dan jumlahnya. Karena jenis tanaman, unsur hara yang tersedia dan kandungan bahan organik sudah berobah. Praktek pertanian seperti pengolahan tanah, ameliorasi bahan organik, pemupukan, dan penggunaan pestisida sangat berpengaruh terhadap keberadaan CMA Zarate dan Cruz,1995. Pengolahan tanah yang intensif akan merusak jaringan hifa eksternal, sebaliknya pengolahan tanah minimum akan meningkatkan populasi CMA. Sistim pertanian tumpang sari atau pergiliran tanaman dilaporkan juga dapat meningkatkan populasi CMA Mc Gonigle dan Miller,1993 Hubungan CMA dengan tanaman inangnya adalah saling menguntungkan baik bagi tanaman pangan, perkebunan, kehutanan maupun tanaman penghijauan Kilham,1994. Bagi tanaman inang adanya asosiasi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhannya baik secara langsung atau tidak. Secara tidak langsung CMA dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk. Sedangkan secara langsung CMA dapat meningkatkan serapan air, hara dan melindungi tanaman dari serangan patogen akar dan unsur-unsur yang bersifat toksis. Menurut Nuhamara 1993 bahwa sedikitnya ada 5 manfaat CMA antara lain : a meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah, b berperan sebagai penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar. cmeningkatkan Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrim, d meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin, e menjamin terselengaranya proses biogeokemis namun demikian respon tanaman tidak hanya ditentukan oleh kerakteristik tanaman dan CMA tetapi juga oleh kondisi tanah dimana tanaman itu berada. Efektifitas CMA ditentukan oleh faktor abiotik seperti pH, kadar air, kosentrasi hara, suhu, pengolahan tanah dan pemberian pupuk serta pestisida. Faktor biotik seperti interaksi CMA dengan akar, tanaman inangnya, tipe perakaran tanaman inangnya, dan kompetisi antar cendawan itu sendiri. Adanya kolonisasi akar oleh CMA tetapi respon tanaman rendah atau tidak ada hal ini menunjukan bahwa CMA sama sekali lebih bersifat parasit. Cendawan Mikoriza Arbuskula melalui jaringan hifa eksternalnya dapat memperbaiki dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa polisakarida, asam organik dan lendir jaringan hifa mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. Selanjutnya agregat mikro melalui proses mekanikal oleh hifa eksternal akan membentuk agregat makro yang mantap. Menurut Wright dan Uphadhyaya 1998 CMA menghasilkan senyawa glycoprotein glomalin yang sangat berkorelasi dengan peningkatan kemantapan agregat. Kosentrasi glomalin lebih tinggi ditemukan pada tanah-tanah yang tidak diolah. Glomalin dihasilkan dari sekresi hifa eksternal bersama enzim-enzim dan senyawa polysakarida lainnya. Pembentukan struktur yang mantap sangat penting artinya teutama pada tanah-tanah yang mengandung liat atau berpasir. Thomas dkk 1993 melaporkan bahwa CMA pada tanaman bawang ditanah bertekstur lempung liat berpasir secara Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 nyata menyebabkan agregat tanah menjadi lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas yang tinggi. Namun tetap memiliki kemampuan memegang air yang baik dan tetap menjaga kelembaban tanah. Struktur tanah yang baik akan meningkatkan aerasi dan laju infiltrasi serta mengurangi erosi tanah, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Terhadap serapan hara jaringan hifa eksternal CMA akan memperluas bidang serapan air dan hara. Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup kepori-pori tanah yang paling halus, sehingga hifa dapat menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah Kilham,1994. Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza juga akan membawa unsur hara yang mudah larut seperti N, K, dan S, sehinga serapan hara tersebut juga meningkat. Disamping serapan hara melalui aliran massa serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hifa CMA juga mengeluarkan enzim fosfatase yang mampu melepaskan P dari ikatannya sehingga tersedia bagi tanaman. Cendawan Mikoriza Arbuskula diketahui juga berintegrasi dengan bakteri pelarut P atau bahteri pengikat N. Inokulasi bahteri pelarut fosfat dan CMA dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman tomat Kim dkk, 1998. Adanya interaksi yang sinergis antara CMA dan bakteri penambat N dilaporkan oleh Al-Atrash 1997 bahwa pembentukan bintil akar meningkat bila tanaman di inokulasi dengan Glomus mosseae. Sebaliknya kolonisasi oleh CMA meningkat bila tanaman kedelai juga di inokulasi dengan bakteri penambat N. Dilaporkan pada tanaman alang-alang yang umumnya terdapat pada lahan kritis juga dijumpai CMA seperti Glomus.Sp, Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 Acoulospora dan Gigaspora Widada dan Kabirun, 1997. Aluminium tidak menjadi penghambat terhadap perkembangan CMA tetapi akan berdampak terhadap beberapa tanaman pangan. Selanjutnya dilaporkan bahwa pada tanaman kedelai dilahan Podzolik Merah Kuning yang bermikoriza dapat meningkatkan seapan P, bobot tanaman dan hasil. Dibandingkan tanpa CMA hasil kedelai meningkat dari 2.84 g biji tanaman -1 menjadi 5.98 g biji tanaman -1 . Pada tanaman padi menggunakan pupuk P pada tanah ultisol menunjukan bahwa serapan P total maupun yang berasal dari pupuk meningkat nyata pada tanaman yang di inokulasi dengan CMA Ali dkk,1997. Disamping tanaman pangan, tanaman penghijauan ataupun alang-alang sangat berfungsi untuk perbaikan sistem hydrologi diwilayah tersebut. Lahan kritis yang sistim hidrologinya sudah rusak, persediaan air bawah tanah menjadi masalah utama karena tanahnya padat infiltrasi dari air hujan rendah, sehingga walaupun curah hujan tinggi tetapi cadangan air pemukaan tetap sangat terbatas. Kegagalan penghijauan pada lahan kritis akan dapat teratasi dengan pemberian CMA melalui biji tanaman penghijauan. Unsur Hara N, P, dan K Nitrogen N Ketersediaan unsur N di alam atau atmosfir cukup banyak namun kendalanya karena sifatnya yang mobil sehingga tanaman sangat sukar memanfaatkannya. Sumbangan N tanaman disamping dari pupuk buatan umumnya berasal dari proses aktifitas jasad mikro yang ada didalam tanah dalam perombakan bahan organik. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 Bahan organik mengandung protein, karbohidrat dan lemak. Protein adalah bahan organik yang mengandung N oleh mikroba dihancurkan untuk mendapatkan energi dan unsur hara. Proses pelapukan bahan organik oleh mikroba dapat terjadi melalui proteolisis, ammonifikasi, nitrifikasi Delwiche,1970. Aktifitas jasad mikro lainnya yang cukup berperan adalah proses fiksasi N bebas diudara oleh bakteri Leguminose yaitu yang dikenal dengan nama bahteri Rhizobium. Bakteri Rhizobium hidup bebas didalam tanah pada zona perakaran tanaman. Selanjutnya akan bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan melalui infeksi akar dan membentuk bintil akar. Ketersediaan N didalam tanah rata-rata sangat rendah sekali, tetapi kebutuhannya oleh tanaman adalah yang paling banyak dibandingkan unsur hara lainnya. Ketersediaan N dalam bentuk N-organik relatif tidak mobil didalam tanah, sedangkan N inorganik umumnya bersifat sangat mobil sehingga mudah dibawa oleh air atau penguapan. Nitrogen yang dapat diambil oleh tanaman adalah dalam bentuk ion nitrat NO 3 ¯ dan Ammonium NH 4 + . Ammonium didalam tanah relative stabil dibandingkan nitrat namun ammonium lebih gampang terfiksasi oleh mineral liat seperti Illit, Fermikulit dan Montmorillonit. Pada keadaan basah ammonium yang terfiksasi dengan mudah dilepaskan kembali karena proses mengembangnya tanah. Kebutuhan tanaman umumnya lebih banyak dalam bentuk nitrat dan sedikit sekali tanaman yang mengambil N dalam bentuk ammonium. Bentuk ammonium umumnya akan diambil tanaman pada kondisi pH tanah berkisar netral. Sedangkan nitrat pada pH tanah dibawah netral. Kebanyakan tanah-tanah pada iklim tropis Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 umumnya adalah mempunyai pH dibawah netral. Dengan demikian tanaman pada iklim tropis lebih banyak mengambil N dalam bentuk Nitrat. Pemberian pupuk N dalam bentuk Ammonium seperti pupuk Ammonium Sulfat ZA tidaklah menjadi suatu kendala karena Ammonium didalam tanah melalui proses nitrifikasi akan dirobah menjadi bentuk Nitrat Mengel dan Kirkby, 1979. Phosfor P Phosfor didalam tanah dapat digolongkan dalam beberapa bentuk yaitu bentuk P-organik, anorganik dan yang ada dalam larutan tanah. P anorganik didalam tanah jumlahnya rata-rata lebih banyak dibandingkan P organik. P anorganik didalam tanah dapat pula dibagi dalam bentuk keterikatannya yaitu dalam bentuk Ca-P, Fe-P dan Al-P Buckman dan Brady,1964. Selanjutnya menurut Buckman dan Brady 1964 Ketersediaan P anorganik didalam tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan pH tanah, artinya semakin naik pH sampai pada batas netral maka ketersediaan P akan meningkat pula. Keadaan sebaliknya terjadi bila mana terjadinya penurunan pH tanah maka ketersediaan P akan menurun pula. Terjadinya penurunan ketersediaan P disebabkan karena pada pH rendah konsentrasi Al dan Fe akan meningkat dan terfiksasinya P oleh kedua unsur tersebut akan semakin meningkat pula. Terjadinya penurunan ketersediaan P pada pH tanah diatas netral atau alkalis hal ini disebabkan terfiksasinya P oleh Ca membentuk endapan. Dari golongan Ca ini yang terpenting adalah mineral flour Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 apatit, golongan ini adalah yang sukar larut. Mineral flour apatit terdapat didalam tanah yang sudah mengalami proses pelapukan lanjut pada horizon bawah. Phosfor organik tanah berasal dari sisa bahan organik yang melapuk seperti serasah tanaman dan hewan. Kebanyakan P organik mudah tersedia oleh tanaman melalui proses mineralisasi oleh mikroba. Enzym yang dikeluarkan oleh mikroba akan memisahkan asam fosfat dari senyawa P organik. Senyawa organik yang terpenting adalah asam fitat, fosfolipida dan asam nukleat Anderson, 1966. Senyawa P yang dapat diambil oleh tanaman terdapat dalam berbagai bentuk seperti H 2 PO 4 ¯ , HPO 4 ¯ 2 dan PO 4 ¯ 3 Senyawa P yang diambil oleh tanaman berfungsi dalam pembentukan nukleotida untuk penyusunan RNA, DNA, NADP, ATP dan lain sebagainya. Kalium K Kalium adalah unsur hara terpenting ketiga setelah N dan P. Ketersediaannya ditanah ditentukan oleh jenis dan jumlah mineral primer serta tingkat pelapukannya.Pada umumnya ketersediaan K ditanah dapat digolongkan dalam bentuk lambat tersedia, cepat tersedia dan tidak tersedia Buckman dan Brady, 1964. Kalium tersedia berada pada koloid jerapan, oleh karena itu Kapasitas Tukar Kation KTK yang dimiliki tanah sangat berpengaruh terhadap K yang dapat dipertukarkannya. Pada tanah-tanah dengan tingkat pelapukan lanjut seperti tanah Ultisol dengan nilai KTK yang sangat rendah, K tersedia yang diberikannya juga rata-rata lebih rendah. Sebaliknya tanah dengan nilai KTK tinggi, K tersedia yang Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 disumbangkannya juga relatif tinggi. Walaupun K yang diberikan cukup tinggi namun akan terkendala dengan adanya mineral type 2:1 seperti illit, vermikulit dan mika, yang berpotensi terjadinya fiksasi K baik pada tanah keadaan kering atau basah. Kalium dengan unsur Ca dan Mg didalam tanah bersifat antagonis, dimana salah satu ketersediaannya didalam tanah cukup tinggi akan dapat menekan terhadap ketersediaan unsur lainnya Boyer, 1972. Unsur K + dalam tanaman berada dalam cairan sel, sangat mobil sehingga mudah bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda. K berfungsi dalam proses membuka dan menutupnya stomata serta mengatur pH cairan sel dan tekanan turgor Suseno, 1974. Tanah Inceptisol Tanah Inceptisol Tiga Binanga yang digunakan termasuk kedalam klasifikasi Andic Eutrudept. Isa dkk 2005 melaporkan tanah Inceptiol Tigabinanga terletak pada ketinggian 620 m diatas permukaan laut, horizon Ap 0-5 cm, Bw 25-100 cm, warna tanah 10 YR 32 dan tekstur lempung berdebu. Reaksi tanah berkisar dari masam hingga agak asam dengan nilai pH berkisar 4 hingga 5. Tanah ini merupakan tanah muda dan mulai berkembang dengan tingkat perkembangan yang sangat lambat. Penyebaran tanah ini sangat luas di Indonesia, berkisar 1.349.152 ha Puslitbang Tanah dan Agroklimat Bogor, 2002. Tanah Inceptisol di Indonesia Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 umumnya memiliki tingkat kesuburan yang bervariasi mulai dari rendah hingga tinggi. Sifat tanahnya bereaksi masam hingga agak netral. Kadar bahan organik tanah berkisar dari rendah hingga sedang. Sedangkan kandungan hara N dan P potensial rendah sampai tinggi. Kalium potensial digolongkan sedang sampai tinggi dan kejenuhan basa dari tinggi sampai sangat tinggi Subagyo dkk, 2000. Perkembangan tanah Inceptisol umumnya terjadi pada horizon B, struktur nya yang mantap dan teguh. Berasal dari batuan beku, sedimen dan metamorf. Arah perkembangannya dapat menuju tanah Ultisol dan Alfisol Harjowigeno, 1985. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Kebun Percobaan Pasar Miring, Kecamatan Pagar Marbau, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 hingga Pebruari 2008. Contoh tanah sebelum dan sesudah perlakuan serta daun dianalisis di Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Sumatera Utara. Analisis derajat infeksi CMA pada akar tanaman umur VI MST dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : inokulum CMA merek Mycofer mengandung spesies Gigaspora mangarita, Glomus manihotis, Glomus etunicatum dan Acaulospora tuberculata dengan carier batuan zeolit berasal dari IPB Bogor, pupuk Urea, SP-36, KCl, benih jagung hybrida DK-3, tanah Inceptisol yang berasal dari Tiga Binanga Kabupaten Karo. Insektisida Diafentiuron 500 g l -1 dan Fungisida Isoprothiolane 400 g l -1 digunakan sesuai dosis anjuran serta melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu PHT. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan daun antara lain ; Asam Sulfat pekat, Natrium Hydroksida 40, Katalisator, Asam Boraks 1, Indikator Conaway, Asam Sulfat 0,5 N, Asam Nitrat pekat, Asam Perklorat, Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 Ammonium Molibdat, Kalium Antimonitartarat, Asam Askorbat, Larutan Bray.I, Kalium Dicromat 4 N, Glucose, Kalium Klorida 1 M, Ammonium Asetat 1 N pH 7, Sodium Asetat 1 N, Alkohol 96, Asam Klorida 0,1 dan 0,02 N, Natrium Hydroksida 0,02 N, Natrium Florida 4, Indikator Phenol Ptalein, Natrium Pirophosfat, Kalium Hydroksida 10, Asam Klorida 2, Trypan Blue 0,05, dan larutan Lacto Glycerol. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan dilapangan antara lain ; plastik poly bag ukuran 10 kg, timbangan analitik, timbangan kapasitas 10 kg, cangkul untuk pengambilan contoh tanah, ayakan kawat ukuran 2 mm, gelas ukur 1000 ml, sprayer isi 14 liter dan ember plastik. Peralatan laboratorium antara lain: Kjeldhal, Spectrophoto meter, Atomic Absorption Spectrophotometer, pH meter, Digestor, Mikroscop Binokuler, Botol kocok plastik ukuran 100 ml, Tabung reaksi, Labu Ukur 100 ml, Labu Kjeldahl 100 ml, Erlenmayer 125 ml, Gelas piala 250 ml, Gelas Ukur 100 dan 500 ml, Pipet gondok 1 dan 10 ml, dan Oven. Metode Penelitian Penelitian disusun menurut Rancangan Acak Lengkap RAL dalam faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama terdiri dari 5 taraf pemberian CMA 0, 5, 10, 15 dan 20 g pot -1 dan faktor kedua 5 tingkat rekomendasi pemberian pupuk spesifik lokasi Tigabinanga 0, 25, 50, 75 dan 100 .Rekomendasi Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 pupuk spesifik lokasi yang digunakan diperoleh dari hasil penelitian PHSL jagung di tanah Inceptisol Tiga Binanga Kabupaten Karo dengan dosis anjuran Urea sebanyak 160 kg ha -1 , SP-36 128 kg ha -1 dan KCl 160 kg ha -1 Jamil dkk, 2006. Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan. Kegiatan pertama dilakukan hingga masa primordia atau vegetatif maksimum VI MST untuk melihat tingkat serapan hara, derajat infeksi CMA pada akar, bobot kering tanaman dan ketersediaan hara N, P, dan K. Sedangkan untuk kegiatan kedua dilaksanakan hingga vase generatif untuk melihat respon hasil yang diberikan. Tanah jenis Inceptisol diambil dari tanah petani Tiga Binanga Kabupaten Karo, secara komposit pada kedalaman lebih kurang 20 cm, diaduk merata, dipisahkan dari batuan dan sisa tanaman. Kemudian dikering anginkan dan diayak lolos ukuran 2 mm. Selanjutnya contoh tanah ditimbang sebanyak 10 kg untuk masing-masing pot percobaan. Pupuk SP-36 yang sudah dihaluskan sesuai dosis perlakuan diberikan ketanah sekaligus pada saat tanam. Sedangkan pupuk Urea dan KCl sesuai dosis perlakuan diberikan ½ dosis pada tanam berumur 10 hari setelah tanam dan sisanya pada umur 30 hari setelah tanam. Inokulasi CMA sesuai dosis perlakuan diberikan melalui lobang tanam, lebih kurang 1 cm dibawah benih. Benih jagung DK.3 ditugalkan Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 sebanyak 2 biji pot -1 , selanjutnya pada umur 1 minggu setelah tanaman diperjarang menjadi satu tanaman. Pada awal penanaman, tanah disiram dengan air kran hingga 75 kapasitas lapang. Selanjutnya penyiraman disesuaikan dengan kondisi curah hujan pada lokasi penelitian. Selama pertumbuhan tanaman dibersihkan dari gulma yang tumbuh. Untuk pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman disemprot dengan insektisida dan fungisida sesuai dosis anjuran dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu PHT. Panen pada kegiatan pertama dilakukan pada umur VI MST, dan untuk kegiatan kedua dilakukan sesuai dengan umur deskripsi varietas yaitu 100 hingga 110 hari setelah tanam, atau ditandai dengan sudah mengeringnya kelobot yang membungkus biji dan biji sudah mengeras serta warna biji merah kekuningan. Peubah yang diamati Pengamatan yang dilakukan selama penelitian meliputi : 1 analisis tanah sebelum perlakuan, 2 analisis tanah sesudah perlakuan VI MST, 3 bobot kering tanaman pada VI MST, 4 serapan hara N, P, K pada VI MST, 5 derajat infeksi CMA pada akar tanaman VI MST dan 6 hasil pipilan kering jagung pada kadar air 14. Musfal : Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula CMA Terhadap Pemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman…, 2008 USU e-Repository © 2008 Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan program Irristat secara faktorial dalam RAL dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5 bila dalam uji F memperlihatkan pengaruh yang nyata. Sedangkan untuk melihat hubungan antar parameter dianalisis secara regresi menggunakan aplikasi MS. Excel. Disamping analisis diatas juga dilakukan analisis efisiensi agronomis untuk melihat peningkatan hasil biji per kg pupuk yang diberikan Sing dkk,1998. Efisiensi Agronomis .............. Aex = Ynpk – YoxFx Keterangan : Aex = Peningkatan hasil biji per g pupuk yang diberikan Ynpk = Hasil biji dengan pemupukan Yox = Hasil biji tanpa pemberian pupuk Fx = Takaran pupuk yang digunakan

1. Analisis Tanah Sebelum Perlakuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren (Toona Sureni Merr.)

0 138 68

Pengaruh Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren (Toona Sureni Merr.)

0 27 80

Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Berdasarkan Ketinggian Tempat (Studi Kasus Pada Hutan Pegunungan Sinabung Kabupaten Karo)

2 49 52

Manfaat Pupuk Organik Kascing Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (Cma) Pada Tanah Dan Tanaman

0 21 5

Efektivitas Cendawan Mikoriza Arbuskula Pada Beberapa Tingkat Pemberian Kompos Jerami Terhadap Ketersediaan Fosfat Serta Pertumbuhan Dan Produksi Padi Gogo Di Tanah Ultisol

1 37 120

Media Campuran Tanah - Pasir dan Pupuk Anorganik untuk Memproduksi Inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

0 3 7

Pengaruh pemberian cendawan mikoriza arbuskula (cma) dan dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (zea mays l.)

2 9 91

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN Uji Efektivitas Campuran Pupuk Organik Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok ( Brassica campestris ).

0 0 14

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN Uji Efektivitas Campuran Pupuk Organik Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok ( Brassica campestris ).

0 3 14

PENGARUH PEMBERIAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI EDAMAME (Glycin max)

0 0 7