a b
Gambar 2.4 Bentuk Percabangan Bambu; a Bambusa, b Schizostachyum
Widjaja, 2001.
2.2.6 Helaian Daun dan Pelepah Daun
Helaian daun bambu mempunyai urat daun yang sejajar seperti rumput dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Helaian daun
dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan cuping pelepah daun dan juga ligula. Cuping
pelepah daun mungkin besar tetapi bisa juga keil atau tidak tampak dan pada beberapa jenis bambu ada yang bercuping besar dan melipat keluar. Pada
beberapa jenis bambu cuping daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul. Ligula pada beberapa jenis mungkun panjang atau tanpa bulu
kejur. Ligula kadang mempunyai pinggir yang menggerigi tidak teratur, menggerigi menggergaji atau rata Widjaja, 2001.
2.2.7 Perbungaan
Pada kebanyakan rumpun bambu, sangat jarang sekali ditemukan rumpun bambu yang memiliki bunga atau buah. Menurut Heyne 1987, bambu jarang sekali
berbunga, sehingga dengan mengetahui karakter vegetatif dapat dikenal marga maupun jenis bambu. Pada kebanyakan forma bambu, ditemukan rumpun bambu
yang beberapa buluhnya ataupun segenap buluh-buluhnya itu sekaligus kehilangan daun dan berbunga. Selanjutnya buluh-buluh tersebut akan mati. Sangat jarang
terjadi pembungaan, namun setelah terjadi pembungaan serempak pada buluh- buluhnya tersebut maka rimpangnya pada beberapa waktu hanya menghasilkan
buluh-buluh lemah ramping dan butuh waktu yang lama untuk dapat tumbuh normal kembali. Namun pada beberapa jenis bambu setelah terjadi pembungaan
maka rimpang-rimpang tersebut akan mati. 2.3
Ekologi Bambu 2.3.1 Iklim
Tanaman bambu tumbuh baik pada daerah tropis, sub tropis maupun pada daerah yang beriklim sedang dari dataran rendah sampai daerah pegunungan yang
Universitas Sumatera Utara
dapat mencapai ketinggian 2000 m dpl. Walaupun demikian, tidak semua jenis bambu
dapat tumbuh
dengan baik
pada semua
ketinggian tempat
Berlin dan Rahayu, 1995. Lingkungan yang sesuai dengan tanaman bambu adalah yang suhu sekitar 8,8 - 36
C. Beberapa jenis bambu dapat tumbuh pada daerah dengan suhu antara 40
C - 50 C, dibeberapa tempat dapat bertahan pada
daerah bersalju atau memiliki temperatur yang membekukan. Suhu udara juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Sedangkan jumlah curah hujan serta variasi
masa-masa kering merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan
1.289 – 6.630 mm, curah hujan minimal 1.020 mm dan kelembaban minimal 80 Sutiyono, et.al., 1989.
2.3.2 Tanah
Bambu dapat tumbuh pada berbagai kondisi tanah, mulai dari tanah kering sampai basah dan tanah subur sampai tanah kurang subur. Hal ini menunjukkan
bahwa tanaman bambu secara horizontal tersebar luas. Pada kondisi tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi akan dihasilkan buluh bambu yang lebih besar
dibandingkan dengan buluh bambu yang tumbuh pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah Verhoef, 1959.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan setiap tanaman tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungannya. Dengan demikian perlu diperhatikan faktor-faktor yang bekaitan
dengan syarat tumbuh tanaman bambu. Faktor lingkungan tersebut meliputi jenis iklim dan jenis tanah. Bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam
dengan pH 3,5, dan umumnya menghendaki tanah dengan pH 5,0 - 6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh dengan baik karena kebutuhan
makanan bagi tanaman tersebut akan terpenuhi Berlin dan Rahayu, 1995.
2.4 Sebaran Bambu