menunjukkan warna ciri yang khas pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya. Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada juga yang berwarna
coklat atau putih dan beberapa bulu dapat menyebabkan kulit menjadi sangat gatal sedangkan yang lain tidak. Pada beberapa bambu rebungnya tertutup oleh lilin
putih misalnya Dinochloa scandes sementara itu pada Dendrocalamus asper rebungnya tertutup oleh bulu coklat seperti beludru. Sebaliknya pada jenis
Gigantochloa balui tertutup bulu putih. Rebung selalu ditutupi oleh pelepah buluh yang juga tumbuh memanjang mengikuti perpanjangan ruasnya Widjaja, 2003.
2.2.3 Buluh
Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat cepat dan mencapai tinggi maksimum dalam beberapa minggu. Beberapa jenis mempunyai ruas panjang,
seperti Schizostachyum irate, S. sillicatum dan yang lain memiliki ruas pendek misalnya Bambusa vulgaris, B. blumeana, Melocanna baccifera, Phyllostachys
aurea dan P. nigra. Selain berbeda dalam panjang buluhnya beberapa jenis tertentu mempunyai diameter buluh yang berbeda. Jenis Dendrocalamus mempunyai
diameter buluh tebesar diikuti oleh jenis-jenis dari marga Gigantochloa dan Bambusa. Setiap bambu memiliki panjang buku yang berbeda Widjaja, 2001.
Widjaja 2001 menambahkan buluh bambu terdiri atas ruas-ruas yang terdiri dari cincin kelopak dan rongga, pada beberapa ruas terdapat mata tunas
Gambar 2.2. Buluh bambu umumnya tegak, namun ada beberapa yang tumbuhnya merambat seperti Dinochloa dan ada juga yang tumbuhnya tidak beraturan seperti
Nastus. Buluh memiliki pelepah yang merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas. Buku-buku pada buluh bagian pangkal beberapa jenis
bambu tertutup oleh akar udara seperti pada jenis Dendrocalamus asper, ujung akar melengkung ke bawah seperti D. asper dan Schizostachyum lima, sedangkan pada
marga Dinochloa buku-buku sering ditutupi oleh lampang pelepah buluh yang sangat kasar bagian pangkal pelepah buluh yang tertinggal dan kasar atau kadang
berbulu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Morfologi Buluh Bambu Widjaja, 2001.
Buluh bambu terdiri atas 3 bagian yaitu kulit, bagian empulur dan kayu. Kulit bambu merupakan bagian terluar dari penampang melintang dinding buluh,
empulur merupakan bagian buluh yang berdekatan dengan rongga bambu yang tidak mengandung ikatan vaskular, sedangkan bagian kayu pada bambu merupakan bagian
diantara kulit dan empulur Heyne, 1987.
2.2.4 Pelepah Buluh
Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu menutupi buluh ketika muda. Saat buluh tumbuh dewasa dan tinggi pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh
tetapi jenis lain pelepahnya tetap menempel. Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun
pelepah buluh, cuping pelepah buluh dan ligula. Daun pelepah buluh terdapat pada bagian atas pelepah, sedangkang cuping pelepah buluh dan ligulanya
terdapat pada sambungan antara pelepah dan daun pelepah buluh Gambar 2.3. Daun pelepah buluh pada beberapa jenis bambu tampak tegak, seperti jenis S.
brachycladum dan B. vulgaris, tetapi umumnya tumbuh menyebar, menyandak atau terkeluk balik. Beberapa jenis bambu mempunyai cuping pelepah buluh dan ligula
yang berkembang baik, tetapi jenis lainnya cuping dan ligulanya kecil atau hampir
Universitas Sumatera Utara
tidak tampak. Cuping pelepah buluh dan ligula merupakan ciri penting yang dapat digunakan untuk membedakan jenis bambu Widjaja, 2001.
Gambar 2.3. Bagian-Bagian Pelepah Buluh; a Cuping pelepah buluh, b Daun pelepah buluh, c Bulu kejur, d Ligula Widjaja,
2001. 2.2.5 Percabangan
Percabangan pada umumnya terdapat di atas buku-buku. Cabang dapat digunakan sebagai ciri penting
untuk membedakan
marga bambu.
Pada marga Bambusa, Dendrocalamus dan Gigantochloa sistem percabangan memiliki satu cabang yang lebih besar daripada cabang lainnya yang lebih kecil.
Buluh Dinochloa biasanya mempunyai cabang yang dorman dan akan sebesar buluh induknya, terutama ketika buluh utamanya terpotong. Jenis-jenis dari marga
Schizostachyum mempunyai
cabang yang
sama besar
Gambar 2.4.
Cabang lateral bambu yang tumbuh pada buluh utama, biasanya berkembang ketika buluh mencapai tinggi maksimum. Pada beberapa marga, cabang muncul tepat di
atas tanah misalnya pada Bambusa dan menjadi rumpun pada sekitar dasar rumpun dengan duri atau tanpa duri. Duri merupakan anak dari cabang aksilar cabang
yang tumbuh pada buluh lateral yang melengkung dan berujung lancip Widjaja, 2001.
Universitas Sumatera Utara
a b
Gambar 2.4 Bentuk Percabangan Bambu; a Bambusa, b Schizostachyum
Widjaja, 2001.
2.2.6 Helaian Daun dan Pelepah Daun
Helaian daun bambu mempunyai urat daun yang sejajar seperti rumput dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Helaian daun
dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan cuping pelepah daun dan juga ligula. Cuping
pelepah daun mungkin besar tetapi bisa juga keil atau tidak tampak dan pada beberapa jenis bambu ada yang bercuping besar dan melipat keluar. Pada
beberapa jenis bambu cuping daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul. Ligula pada beberapa jenis mungkun panjang atau tanpa bulu
kejur. Ligula kadang mempunyai pinggir yang menggerigi tidak teratur, menggerigi menggergaji atau rata Widjaja, 2001.
2.2.7 Perbungaan