3. Anemia berat Pemberian preparat parenteral yaitu ferum dextrim sebanyak 1000 mg
20 ml intravena atau 2x10 ml intramuskular. Transfusi darah pada kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang dilakukan karena
risiko transfusi bagi ibu dan janin.
2.2.9. Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia menurut Masrizal 2007 adalah:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan. Konsumsi pangan hewani seperti daging, ayam, dan ikan dalam jumlah yang cukup.
Sumber lainnya adalah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah. Sumber zat besi dari daging,
ayam dan ikan lebih mudah diserap dibandingkan dengan sumber yang lainnya. Selain itu, konsumsi vitamin C yang bisa membantu proses
penyerapan dari zat besi dan kurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti fitat, fosfat, tannin.
2. Suplementasi zat besi dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu relatif singkat. Suplemen zat besi yang umum digunakan adalah
ferrous sulfat. 3. Fortifikasi makanan dengan besi. Fortifikasi adalah penambahan suatu
jenis gizi kedalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan suatu kelompok masyarakat. Keuntungan fortifikasi adalah dapat
dilakukan pada populasi yang besar dan relatif murah.
2.3. Zat Besi
2.3.1. Definisi Zat Besi
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia sebanyak 3-5 gram pada manusia dewasa Almatsier, 2004. Besi
diperlukan untuk proses pembentukan darah yaitu sintesis hemoglobin. Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro Fe
2+
dan ferri Fe
3+
. Konsentrasi oksigen
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi akan menyebabkan ferri terikat dengan hemoglobin. Ferro berperan dalam proses transport transmembran, deposisi dalam bentuk ferritin, dan sintesis
heme. Dalam tubuh, besi diperlukan untuk pembentukan kompleks besi sulfur dan heme. Kompleks besi sulfur dibutuhkan oleh enzim yang berperan dalam
metabolisme energi. Heme tersusun atas cincin porfirin dengan atom besi di sentral cincin yang berperan mengangkut oksigen pada hemoglobin dalam eritrosit
dan mioglobin dalam otot Susiloningtyas, 2012.
2.3.2. Metabolisme Besi
Besi banyak terdapat pada hemoprotein, seperti hemoglobin, mioglobin, dan sitokrom. Penyerapan besi di duodenum proksimal diatur secara ketat karena
tidak ada jalur fisiologis untuk mengeluarkan besi dari tubuh. Enterosit di duodenum proksimal berperan menyerap besi. Besi yang masuk dalam bentuk
Fe
3+
direduksi menjadi Fe
2+
oleh ferrireduktase yang terdapat pada permukaan enterosit. Pemindahan besi dari permukaan apikal enterosit ke dalam sel tersebut
dilakukan oleh divalent metal transporter DMT1 Murray, Granner, Rodwell, 2009.
Hepcidin adalah polipeptida yang terdiri dari 25 asam amino yang dihasilkan oleh sel hati. Hepcidin merupakan pengatur hormonal utama
homeostasis besi. Hepcidin menghambat pelepasan besi dari makrofage dan sel epitel usus melalui interaksinya dengan suatu pengangkut besi transmembran
yaitu ferroportin. Kadar hepcidin yang meningkat menurunkan absorpsi besi dan pelepasan besi dari makrofage. Hemojuvelin yang terikat membran adalah ko-
reseptor dengan protein morfogenetik tulang yang menstimulasi ekspresi hepcidin Hoffbrand Moss, 2013.
Setelah berada di dalam enterosit, besi dapat disimpan sebagai ferritin atau diangkut menembus membran basolateral diperantai oleh kerja protein lain yaitu
ferroportin. Protein ini dapat berinteraksi dengan hephaestin yang memiliki aktivitas ferroksidase penting dalam membebaskan besi dari sel. Oleh karena itu,
Fe
2+
diubah kembali menjadi Fe
3+
, bentuk yang dapat diangkut oleh transferrin di dalam plasma. Transferrin adalah suatu glikoprotein dan disintesis di hati.
Universitas Sumatera Utara
Transferrin mengangkut besi ke jaringan yang mempunyai reseptor transferrin, khususnya eritroblast dalam sumsum tulang yang menggabungkan besi tersebut ke
dalam hemoglobin. Transferrin kemudian kembali digunakan. Ketika sel darah merah dihancurkan dalam makrofage sistem retikuloendotel, besi dilepaskan dari
hemoglobin dan masuk ke dalam plasma yang merupakan sumber sebagian besar besi dalam transferrin Murray, Granner, Rodwell, 2009.
Sebagian besi disimpan dalam makrofage sebagai ferritin dan hemosiderin, jumlahnya sangat bervariasi tergantung status besi dalam tubuh secara
keseluruhan. Ferritin merupakan kompleks protein-besi yang larut dalam air. Ferirtin terbentuk dari suatu apoferritin. Apoferritin mengandung besi sampai
dengan 20 beratnya. Tiap molekul apoferitin dapat mengikat sampai dengan 4.000-5.000 atom besi. Hemosiderin adalah kompleks protein-besi yang tidak
larut dengan komposisi yang bervariasi, mengandung sekitar 37 besi berdasarkan berat. Hemosiderin berasal dari pencernaan parsial agregat molekul
ferritin oleh lisosom. Besi dalam ferritin dan hemosiderin adalah dalam bentuk Fe
3+
Hoffbrand Moss, 2013.
2.3.3. Fungsi Zat Besi