1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10-15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang dapat diabsorpsi. Jika ibu hamil mengkonsumsi 60 mg zat
besi, diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsorpsi. Konsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang diabsorpsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi
harian Susiloningtyas, 2012.
2.3.7. Suplementasi Zat Besi
Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui feses, urine, dan kulit. Kehilangan zat besi pada laki-laki dewasa
0,9 mg dan wanita dewasa 0,8 mg. kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda setiap trimester, trimester I naik 0,8 mghari dan menjadi 6,3 mghari pada
trimester III. Pada trimester II dan III zat besi tidak dapat dipenuhi dari makanan saja walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitas dan bioavailabilitas
tinggi. Zat besi harus disuplai dari sumber lain agar kebutuhan ketika masa kehamilan tercukupi Susiloningtyas, 2012. Pemberian zat besi disesuaikan
dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap trimester, yaitu: 1. Trimester I
: kebutuhan zat besi ±1 mghari ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
2. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mghari ditambah kebutuhan sel
darah merah 300 mg dan janin 115 mg. 3. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mghari ditambah kebutuhan sel
darah merah 150 mg dan janin 223 mg. Indikasi pemberian sediaan zat besi adalah pencegahan dan pengobatan
anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi paling sering disebabkan oleh kehilangan darah dan pada wanita hamil serta masa pertumbuhan ketika
kebutuhan akan zat besi meningkat Dewoto Wardhini, 2012. Besi dalam bentuk ferro paling mudah diabsorpsi maka preparat besi
untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk garam ferro seperti: ferro sulfat, ferro glukonat, dan ferro fumarat. Tidak terdapat perbedaan absorpsi di antara ketiga
obat tersebut. Jika ada, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutan pada asam lambung. Dosis dan jumlah elemen besi yang terdapat di sediaan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Jenis preparat besi oral
Preparat Tablet
Elemen besi tiap tablet
Ferro sulfat 325 mg
65 mg Ferro glukonat
325 mg 36 mg
Ferro fumarat 200 mg
66 mg Ferro fumarat
325 mg 106 mg
Sumber: Dewoto Wardhini, 2012
Selain sediaan oral, terdapat juga sediaan parenteral yang digunakan jika pemberian oral tidak memungkinkan misalnya pada pasien yang intoleran
terhadap sediaan oral atau pemberian oral tidak memberikan respon teraupetik. Sediaan parenteral adalah iron-dextran mengandung 50 mg zat besi setiap mL
larutan 5 untuk pemberian secara IM dan IV. Respon teraupetik pemberian secara IM tidak lebih cepat dibandingkan dengan pemberian oral. Dosis total yang
diberikan berdasarkan beratnya anemia, yaitu 250 mg zat besi untuk setiap gram kekurangan hemoglobin. Sedangkan pemberian secara IV, dosis permulaan tidak
melebihi 25 mg dan diikuti dengan peningkatan bertahan selama 2-3 hari sampai tercapai dosis 100 mghari. Obat diberikan secara perlahan dengan menyuntikkan
25-50 mgmenit. Preparat suntikan lainnya yaitu iron-sucrose dan iron sodium gluconate Dewoto Wardhini, 2012.
Di Indonesia, pemberian suplemen zat besi sudah rutin dilakukan melalui pelayanan antenatal untuk ibu hamil. Suplemen zat besi yang diberikan
mengandung 60 mghari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr per bulan Susiloningtyas, 2012. Kementerian Kesehatan 2010 menganjurkan agar ibu
hamil mengkonsumsi paling sedikit 90 pil zat besi selama kehamilannya. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi satu tablet tambah darah perhari selama
kehamilan dan masa nifas.
Universitas Sumatera Utara
2.3.8. Efek Samping Pemberian Suplementasi Zat Besi