Diagnosis Anemia pada Kehamilan

1. Memenuhi kebutuhan metabolik uterus yang membesar dengan sistem vaskuler yang mengalami hipertrofi hebat. 2. Menyediakan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan plasenta dan janin. 3. Melindungi ibu dan janin terhadap efek buruk gangguan aliran balik vena pada posisi telentang dan berdiri. 4. Melindungi ibu terhadap efek buruk kehilangan darah selama proses persalinan. Penyebab utama anemia pada kehamilan adalah ekspansi volume plasma. Volume plasma yang terekspansi akan menurunkan kadar hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit. Namun, jumlah absolut hemoglobin atau sel darah merah dalam sirkulasi tidak menurun Abdulmuthalib, 2009; Cunningham et al, 2013.

2.2.6. Diagnosis

Diagnosis anemia defisiensi besi pada ibu hamil menurut Pavord et al 2012 dapat dilakukan dengan cara melihat gejala klinis dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu: 1. Gejala klinis: Gejala klinis anemia defisiensi besi pada kehamilan tidak spesifik kecuali ibu mengalami anemia yang parah. Gejala yang paling sering adalah fatigue. Gejala lainnya adalah pucat, lemah, sakit kepala, palpitasi, pusing, dispnea, dan irritabel. Gejala pica jarang terlihat. Wanita hamil yang mengalami anemia defisiensi besi akan mengalami gangguan regulasi suhu sehingga merasa kedinginan. 2. Pemeriksaan laboratorium: a. Darah lengkap, apusan darah dan indeks sel darah merah Pemeriksaan darah lengkap saat kehamilan biasanya rutin dilakukan. Pada hasil pemeriksaan darah lengkap pada ibu hamil yang Universitas Sumatera Utara mengalami anemia akan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin, mean cell volume MCV, mean cell haemoglobin MCH, dan mean cell haemoglobin concentration MCHC akan menurun. Pada kasus anemia defisiensi besi yang ringan, MCV bisa normal. Apusan darah akan menunjukkan gambaran sel darah merah yang hipokromik mikrositik dengan karakteristik sel darah merah ‘pencill cells’. b. Serum ferritin Serum ferritin menjadi tidak normal ketika simpanan besi menurun dan tidak dipengaruhi oleh proses pencernaan zat besi. Pemeriksaan serum ferritin merupakan pemeriksaan terbaik untuk menilai defisiensi zat besi pada kehamilan. Pada awal kehamilan, wanita yang mempunyai ketersediaan zat besi adekuat, serum ferritin akan meningkat dan pada minggu ke 32 akan menurun sebanyak 50 persen dari konsentrasi serum ferritin sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh hemodilusi dan mobilisasi zat besi ketika hamil. Pada trimester ketiga, konsentrasi serum ferritin akan sedikit meningkat. Konsentrasi serum ferritin 15 µgl pada ketiga trimester mengindikasikan bahwa sudah terjadi penurunan simpanan zat besi. Penatalaksanaan sebaiknya dilakukan ketika serum ferritin 30 µgl karena merupakan tanda awal penurunan simpanan zat besi. c. Serum besi Fe dan total iron binding capacity TIBC Pemeriksaan serum Fe dan TIBC tidak dianjurkan karena kurang sensitif dan spesifik untuk menentukan anemia defisiensi zat besi. Konsentrasinya keduanya sangat dipengaruhi oleh proses pencernaan zat besi, diurnal rhythm, dan faktor lainnya seperti infeksi. Hasil pemeriksaan kadar besi serum menurun dan TIBC akan meningkat. Universitas Sumatera Utara d. Zinc protoporphyrin ZPP ZPP akan meningkat ketika ketersediaan zat besi menurun. ZPP menggambarkan ketersediaan zat besi untuk jaringan. Serum ini tidak dipengaruhi oleh dilusi plasma dan akan meningkat pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini jarang dilakukan. e. Soluble transferrin receptor sTfR Pemeriksaan sTfR sensitif untuk mengukur ketersediaan zat besi jaringan dan bukan merupakan acute-phase reactant. Reseptor transferrin merupakan protein yang membawa zat besi ke sel. Pemeriksaan sTfR akurat untuk menilai defisiensi zat besi tetapi pemeriksaan ini mahal. f. Reticulocyte haemoglobin content dan retikulosit Defisiensi zat besi menyebabkan penurunan jumlah retikulosit dan konsentrasi retikulosit hemoglobin. Pemeriksaan ini akan menunjukkan aktivitas eritropoiesis. g. Bone marrow iron Pemeriksaan zat besi pada sumsum tulang merupakan gold standard untuk menilai jumlah simpanan zat besi. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan peningkatan aktivitas eritropoietik. Tes ini bersifat invasif jika dilakukan pada ibu hamil. h. Terapi uji coba zat besi Pemberian suplementasi zat besi berguna untuk diagnosis sekaligus teraupetik. Kadar ferritin sebaiknya diperiksa untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hemoglobinopati. Tetapi jika anemia mikrositik atau normositik maka diasumsikan bahwa penyebab anemia tersebut akibat defisiensi zat besi. Setelah pemberian zat besi selama dua minggu, kadar hemoglobin diperiksa kembali dan jika meningkat Universitas Sumatera Utara maka dapat dipastikan bahwa anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi.

2.2.7. Dampak Anemia pada Kehamilan dan Janin