Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam manusia diwajibkan untuk berusaha agar ia mendapatkan rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya, banyak ayat Al-Qur’an dan Hadits yang memerintahkan manusia agar bekerja. Manusia dapat bekerja apa saja yang penting tidak melanggar garis-garis yang telah ditentukan-Nya ia bisa melakukan aktivitas produksi maupun aktivitas distribusi. Untuk memulai usaha diperlukan modal, seberapa-pun kecilnya, adakalanya orang mendapatkan modal dari simpanannyadari keluarganya. Jika tidak tersedia, maka peran institusi keuangan menjadi sangat penting karna dapat menyediakan modal bagi orang yang ingin usaha. Agama Islam mengajarkan kepada umatnya supaya hidup saling tolong menolong, yang kaya harus menolong yang miskin dan yang mampu harus menolong yang tidak mampu. Bentuk dari tolong-menolong ini bisa berupa pemberian dan dapat berupa pinjaman. Dewasa ini industri perbankan merupakan salah satu mitra usaha yang dapat dipercaya dalam membantu kelancaran suatu usaha. Dengan berbagai fasilitas pinjaman dana dari bank yang tersedia. Salah satu fungsi bank adalah memberi pinjaman berupa pembiayaan suatu usaha. Istilah kredit investasi, kredit modal kerja dan lain-lain adalah beberapa idiom yang berhubungan dengan produk-produk pembiayaan yang di tawarkan oleh bank-bank secara umum. Indonesia, sebagai negara yang mayoritas muslim telah lama mendambakan 1 kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai tuntutan kebutuhan tidak sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya. Sistem bank yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari pihak bunga free interest banking. Sistem bank bebas bunga atau disebut juga bank islam atau bank syariah memang tidak khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang namun sesuai landasan islam yang “Rahmatan Lil Alamin”, didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut. Bagi kaum muslimin, kehadiran bank syariah adalah dapat memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat lainnya bank syariah adalah sebagai sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah lama ada. Sistem ekonomi Islam mulai dipakai oleh pemerintah ditandai dengan berdirinya usaha-usaha yang berbasis syariah seperti bank syariah. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al- Quran dan As-sunnah. Banyak ayat Al-Quran yang menyerukan penggunaan kerangka kerja perekonomian islam, diantaranya sebagai berikut:  … makan dan minumlah dari rezeki yang diberikan Allah dan janganlah berkeliaran di muka bumi ini dengan berbuat kerusakan al-Baqaroh: 60. Ayat tersebut merupakan penentuan dasar pikiran dari pesan Al-Quran dalam bidang ekonomi. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah Islam yang produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bank Syariah merupakan suatu alternatif bagi kaum muslimin khususnya di Indonesia terhadap keinginan sistem syariah dalam lembaga keuangan nasional dan juga terhadap persoalan pertentangan bunga dan riba. Keberadaan bank syariah di Indonesia masih terbilang baru. Berbeda dengan negara-negara maju, negara-negara berkembang, di Indonesia pemahaman tentang bank di negara ini belum utuh. 1 Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam Undang- Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan di implementasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvesional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syari’ah bagi para stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau 1 Kasmir, Pemasaran Bank Jakarta: Kencana, 2005, Cet. Kedua, h. 7-8. cabang syari’ah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana bengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syari’ah. 2 Salah satu Bank Syariah di indonesia adalah BNI Syariah. BNI Syariah ini berawal dari 5 Kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000. Kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor- kantor cabang pembantu syariah KCPS, sehingga keseluruhan kantor cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia MUI pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik. 3 Adanya peningkatan jumlah Bank-bank Syariah berarti tingkat persaingan atau kompetisi di antara Bank-bank Syariah semakin ketat dan masalah yang dihadapi bank-bank syariah semakin luas dan kompleks. Untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut guna meningkatkan dan mempertahankan daya serap sumber dana perbankan yang berasal dari masyarakat, maka setiap bank syariah dituntut untuk selalu menciptakan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya. Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank syari’ah maupun bank konvesional memiliki fasilitas produk yang hampir sama, baik dalam hal penghimpunan dana 2 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta: Gema Insani Press, 2001 halaman 26. 3 “Perbankan Syariah” di akses pada tanggal 19 mei 2009 dari situs www.google.com maupun dalam penyaluran dana, salah satu produk yang ditawarkan bank syariah guna menyerap sumber dana masyarakat adalah deposito berjangka yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Sedangkan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. 4 Produk penghimpunan dana ini biasanya dalam bank syari’ah disebut dengan nama Deposito Mudharabah. Pengertian dari Deposito Mudharabah adalah investasi melalui simpanan pihak ketiga perorangan atau badan hukum yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil. Salah satu Bank Syari’ah yang mengeluarkan produk Deposito Mudharabah adalah BNI Syari’ah. BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil dan modern. 4 Ir. Adiwarman A.Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P, Bank Islam “Analisis Fiqh dan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, 2007 , Ed..3, h.303 Untuk itulah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya. Dalam menjalankan fungsi sebagai pihak penghimpunan dana, BNI Syari’ah tentunya mengeluarkan produk pendanaan yang salah satunya adalah produk deposito yang berprinsip mudharabah. Deposito Mudharabah merupakan salah satu produk penghimpunan dana yang dimiliki oleh BNI Syariah dengan skim mudharabah muthlaqah. “Jangka waktu Deposito Mudharabah terdiri dari 1, 3, 6 dan 12 bulan. Dalam kurun waktu satu bulan, total Dana Pihak Ketiga DPK dari produk Deposito Mudharabah PT. Bank Negara Indonesia BNI Divisi Syariah meningkat 5,77, dari Rp.749 miliar menjadi Rp.795 miliar pada akhir Januari 2008. Dalam bank syari’ah produk deposito mudharabah menjadi produk unggulan dari produk DPK Dana Pihak Ketiga lainnya karena produk deposito mudharabah mempunyai peran penting bagi pendanaan perbankan karena berperan sebagai salah satu alternatif sumber dana bagi perbankan. Bagi PT. BNI Syari’ah produk deposito mudharabah ini sangat berperan penting karena dari sisi ekuivalen rate per Januari 2008, Deposito Mudharabah mengalami peningkatan untuk semua jangka waktu. Peningkatan ekuivalen rate tertinggi dicapai oleh deposito dengan jangka waktu satu bulan, yaitu sebesar 1,05 menjadi 7,09. 5 Dengan adanya peningkatan dana deposito mudharabah di BNI Syariah tentunya ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dana deposito mudharabah teresebut 5 “Perkembangan Produk BNI Syariah” Di akses pada tanggal 19 mei 2009 dari situs www.pkesinteraktif.com serta adanya pengaruh terhadap permodalan bank. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya dan dalam peningkatan tersebut terdapat pada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dana deposito mudharabah serta adanya pengaruh terhadap permodalan bank. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi bank dalam pelaksanaan deposito mudharabah serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan dana deposito mudharabah serta bagaimana pengaruhnya terhadap penggunaan dana maka penulis tertarik membahas dan memaparkannya dalam bentuk Laporan Tugas Akhir dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Dana Deposito Mudharabah Serta Pengaruhnya Terhadap Penggunaan Dana” Study kasus PT. Bank Negara Indonesia BNI Divisi Syariah.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH