David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
6.3. Analisa Perhitungan Safety Stock
Persediaan pengaman atau safety stock berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksi permintaan selama lead time. Dalam perhitungan
safety stock ini diasumsikan terdapat ketidakpastian pada permintaan. Perhitungan safety stock ini tergantung pada ukuran optimal pemesanan
produk sheet, standar deviasi permintaan dan lead time pemesanan. Perhitungan safety stock
disediakan untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan permintaan akan sheet.
Perhitungan safety stock berdasarkan service level yaitu 95 yang memberikan nilai Z sebesar 1,65. Hasil perhitungan safety stock sheet pada tiap
retailer dan Distributor PT.Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Safety Stock Sheet pada Retailer dan PTPN III Retailer
Sheet kg
PT. IKN 2.899
PT. Risupren 2.649 PTPN III
2.799
6.4. Analisa Perhitungan ROP
Waktu pemesanan kembali sering diwujudkan dalam bentuk nilai reorder point. ROP ditentukan berdasarkan 3 variabel yaitu lead time L, tingkat
permintaan selama lead time D dan safety stock SS. Reorder point adalah banyaknya barang tersisa dimana retailer harus melakukan pemesanan kembali.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Sebagai contoh untuk PT. IKN nilai ROP produk sheet adalah 5.825 kg. Hal ini berarti pada saat persediaan prduk mencapai jumlah 5.825 kg, PT. IKN
harus memesan kembali produk tersebut kepada pabrik sebanyak nilai EOQ nya yaitu 25.992 kg. Hasil perhitungan ROP tersebut dapat dilihat dalam Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Reorder Point Produk Sheet pada masing-masing Retailer Retailer
ROP kg
PT. IKN 5.849
PT. Risupren 4.799
6.5. Analisa Perhitungan Total Cost TC
Besarnya total biaya yang ditanggung oleh masing-masing retailer dan PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 5.12. dan Tabel
5.13. pada Bab V. Dari hasil perhitungan Total Cost pada kedua tabel berikut, maka dapat ditentukan Total Cost sistemnya yaitu jumlah dari Total Cost retailer
dan Total Cost perusahaan, baik tanpa koordinasi Supply Chain Management maupun dengan koordinasi Supply Chain Management.
Perbandingan Total cost sistem antara dua situasi dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Perbandingan Total Cost Sistem Antar Dua Situasi
Retailer Total Cost tanpa
Koordinasi Rp
Total Cost dengan Koordinasi
Rp Total penghematan
Biaya Rp
PT. IKN 225.588.300
225.084.900 503.400
PT. Risupren 130.918.000
130.625.800 292.200
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
Dari Tabel diatas dapat dilihat dengan koordinasi sistem secara total akan memperoleh penghematan biaya-biaya persediaan.
David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN