Reorder Point Safety Stock

David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009. b. Dengan koordinasi antar Supply Chain ret per ret per h h D C C Q + + = 2 Keterangan : Q = Jumlah pemesanan optimum bagi perusahaan dan retailer C per = Ongkosbiaya tetap yang dikeluarkan perusahaan setiap memenuhi pesanan pembeli C ret = Ongkosbiaya pesan yang dikeluarkan retailer D = Jumlah permintaan unittahun h per = Ongkos simpanan yang dikeluarkan perusahaan h ret = Ongkos simpanan yang dikeluarkan retailer

3.4. Reorder Point

Jika model EOQ yang diterapkan, maka faktor penting adalah lead time. Lead time adalah jarak waktu antara saat melakukan order hingga order datang. Adanya lead time membuat kita harus menentukan waktu pemesanan. Pada model EOQ lead time diketahui dengan pasti. Namun pada kenyataanya, baik permintaan maupun lead time sama-sama tidak pasti. Oleh karena itu, waktu pemesanan suatu barang harus mempertimbangkan ketidakpastian dari dua aspek tersebut. Maka, pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi pasokan maupun permintaan, reorder point dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 10 ROP = d x l + SS David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009. Keterangan : d = permintaan rata-rata per periode l = lead time SS = safety sock

3.5. Safety Stock

Persediaan pengaman atau safety stock berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksi permintaan selama lead time. Dalam menentukan ROP diatas yang diambil hanya nilai rata-rata permintaan selama lead time. Nilai sesungguhnya bisa lebih kecil atau lebih besar dari rata-rata permintaan tersebut. Besarnya safety stock SS secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: 11 SS = Z x s dl Keterangan : s dl = standar deviasi permintaan selama lead time Z = nilai dibawah kurva normal yang ditentukan oleh service level Nilai s dl bisa dicari dengan mengumpulkan langsung data permintaan selama lead time untuk suatu periode yang cukup panjang, atau diperoleh dengan terlebih dahulu mendapatkan data rata-rata dan standar deviasi dari dua komponen penyusunannya, yaitu permintaan per periode dan lead time. Dengan mempertimbangkan empat kondisi, masa s dl dapat dihitung dengan rumus : David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009. 1. Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian permintaan l x S S d dl = 2. Safety stock ditentukan oleh interaksi dua ketidakpastian 2 2 2 d l dl xs l xs d S + = 3. Tidak diperlukan safety stock, situasi deterministik S dl = 0 4. Safety stock ditentukan oleh ketidakpastian lead time S dl = d x s l Keterangan : s dl = standar deviasi permintaan selama lead time s d = standar deviasi permintaan s l = standar deviasi lead time d = permintaan rata-rata l = lead time 10 Pujawan, I Nyoman, op.cit.,p.110. 11 Ibid., op.cit.,pp.110-111. David Panggabean : Analisis Logistik Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain ManagemenT SCM Di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2009.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT.Perkebunan Nusantara III Gunung Para dan pengambilan data dilakukan pada kantor pengolahan PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para.

4.2. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah Action Research penelitian tindakan, yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah jumlah permintaan retailer kepada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dan biaya pemesanan distributor, biaya pemesanan retailer dan biaya penyimpanan.

4.4. Variabel Penelitian

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, variabel-variabel penelitian dibagi atas : 1. Variabel independen variabel bebas