Faktor Ibu Indikasi Seksio Sesarea .1 Indikasi Janin

14 Eklampsia adalah memburuknya keadaan preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala seperti nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di epigastrium, dan hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak disegera obati, akan timbul kejang. 24 c. Partus tak maju Partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi dalam selama 2 jam terakhir. Partus tak maju dapat disebabkan oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, primitua, dan ketuban pecah dini. Partus tak maju adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam pada multipara. 25 d. Riwayat Seksio Sesarea sebelumnya. Selama bertahun-tahun, uterus yang mengalami jaringan parut dianggap merupakan kontraindikasi untuk persalinan karena ketakutan akan kemungkinan ruptur uterus. Pada tahun 1996, 28 wanita dengan riwayat sesar melahirkan per vaginam Vaginal Birth After prior CesareanVBAC. Pada tahun 1999, American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG menganjurkan VBAC dicoba hanya di institusi yang dilengkapi untuk melakukan perawatan darurat. 26 Tabel 2.2 Rekomendasi dilakukannya VBAC Kriteria Seleksi  Riwayat satu atau dua kali sesar transfersal rendah 15  Panggul secara klinis memadai  Tidak terdapat riwayat jaringan parut dan rupture uteri  Sepanjang persalinan aktif dilakukan terdapat dokter yang mampu memantau dan melakukan seksio sesar darurat  Terdapat anastesi dan petugas untuk prosedur seksio sesarea darurat Sumber: American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG: Vaginal Birth After Previous Cesarean Delivery No. 5, Juli 1999.

2.1.3.3 Faktor Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga berpengaruh terhadap terjadinya partus lama sehingga perlu tindakan, seperti seksio sesarea. Dimana pendapatan rendah di bawah upah minimum propinsi UMP mempunyai risiko 15,60 kali akan terjadi partus lama daripada ibu dengan pendapatan tinggi UMP. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi untuk mengakses pelayanan kesehatan terutama dalam pemeriksaan kehamilan. 29

2.1.5 Kontra Indikasi Seksio Sesarea

Sektio Sesarea tidak boleh dikerjakan kalau ada keadaan berikut ini : 27 1. Kalau janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga kemungkinan hidup kecil. Dalam keadaan ini tidak ada alasan untuk melakukan operasi berbahaya yang tidak diperlukan 2. Kalau jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk seksio sesarea ekstraperitoneal tidak tersedia 3. Kalau dokter bedahnya tidak berpengalaman, kalau keadaannya tidak menguntungkan bagi pembedahan, atau kalau tidak tersedia tenaga asisten yang memadai.

2.1.6 Komplikasi Seksio Sesarea 1. Pada Ibu

16 Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan, dan lamanya persalinan berlangsung. Tentang faktor pertama, niscaya seorang wanita dengan plasenta previa dan perdarahan banyak memiliki resiko yang lebih besar daripada seorang wanita lain yang mengalami seksio sesarea elektif karena disproporsi sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalinan berlangsung, makin meningkat bahaya infeksi postoperative, apalagi setelah ketuban pecah. 28 a Infeksi puerperal, dapat bersifat ringan, seperti kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas atau dapat bersifat berat, seperti peritonitis dan sepsis. Infeksi postoperative terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala infeksi intrapartum, atau ada faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu. Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali. b Perdarahan, yang jumlahnya banyak dapat timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteri uterine ikut terbuka, atau karena atonia uteri. Pada umumnya perdarahan pada seksio sesarea lebih banyak daripada persalinan dengan lahir spontan. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi uterus, ketika pelepasan plasenta, mungkin juga karena terjadinya atonia uteri pasca partum, berhubung dengan itu pada tiap-tiap seksio sesarea perlu diadakan persediaan darah. Berbagai hasil review berkaitan dengan seksio sesarea yang didapatkan di Cocbrane Library tahun 2002, menyatakan bahwa pengangkatan plasenta secara manual mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak dan kemungkinan risiko infeksi bertambah dibandingkan bila plasenta lahir spontan. 9 c Komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.