32
pasien yang seksio sesarea berulang p = 0,071. Karena nilai p dada salah satu variabel p0,05 maka dapat diambil kesimpulan distribusi data Hb seksio
sesarea pertama dengan kadar Hb seksio sesarea berulang berdistribusi tidak normal.
Tabel 4.4 Uji Test Of Normality Kolmogorov-Smirnov
Statistik deferential
Sig. Hb seksio sesarea pertama
0,156 60
0,001 Hb seksio sesarea berulang
0,110 60
0,71 Karena distribusi data tidak normal maka dilakukanlah transformasi data, dan
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 uji Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dengan Transform
Statistik deferential
Sig. Hb seksio sesarea pertama
0,113 60
0,056 Hb seksio sesarea berulang
0,065 60
0,200 Setelah dilakukan transformasi data didapatkan skor kadar Hb pada
pasien seksio sesarea pertama kali mempunyai nilai p = 0,056 sedangkan pasien yang seksio sesarea berulang p = 0,200. Karena nilai p 0,05 maka
dapat di ambil kesimpulan bahwa distribusi data Hb seksio sesarea pertama dengan kadar Hb seksio sesarea berulang berdistribusi normal.
4.1.5 Uji t Tidak Berpasangan
Pada Tabel 4.5, Pada uji t tidak berpasangan yang dilakukan didapatkan kadar Hb pada kelompok seksio sesarea pertama tidak berbeda
bermakna dengan kadar Hb pada kelompok seksio sesarea berulang dengan p = 0,05 p=0,62.
33
Table 4.6 hasil uji t tidak berpasangan
Kelompok Rerata
Hb gdl Rerata
penurunan kadar Hb gdl
P
Seksio sesarea pertama 11,4
1±0,3 0,62
Seksio sesarea berulang 11,3
1,1±0,3 4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan data sekunder di RS. Prikasih Pondok Labu ini didapatkan persentasi kejadian seksio sesarea sebesar 80,8 dari
seluruh persalinan. Pasien yang mengalami seksio sesarea berulang sebesar 32,6. Hal ini sesuai dengan data WHO yang menyebutkan bahwa kejadian seksio sesarea
meningkat seiring berkembangnya jaman dan waktu. Dari 120 sampel yang terkumpul usia yang paling banyak mengalami seksio
sesarea adalah pada usia 25-44 tahun yaitu sebesar 84,5 pada pasiean seksio sesarea pertama kali dan 88 pada pasien seksio sesarea berulang. Hal ini menujukan bahwa
usia juga dapat menjadi alasan bagi ibu hamil dilakukan operasi seksio sesarea. Dari data yang didapat, pada pasien seksio sesarea pertama telah didapatkan
kadar Hb preoperasi dengan nilai rerata 12,3 gdl, sedangkan pada pasien seksio sesarea berulang didapatkan nilai Hb rerata sebesar 12,2gdl. Hal ini menunjukan
bahwa keadaan kadar Hb pada pasien seksio sesarea pertama dengan kadar Hb preoperasi pasien seksio sesarea berulang hamper sama dilihat dari rata-ratanya.
Selain itu dari data yang didapat juga, pada keadaan postoperasi pasien seksio sesarea pertama didapatkan nilai rerata Hb sebesar 11,15 gdl. Sedangakan pada
pasien seksio sesarea berulang didapatkan nilai Hb dengan rerata 10,8 gdl. Dari tabel 4.5 di atas di jelaskan bahwa rerata penurunan nilai Hb pada pasien
seksio sesarea pertama kali adalah sebesar 1±0,3 grdl sedangkan pada pasien yang mengalami seksio sesarea berulang di dapati rerata penurunan sebesar 1,1±0,3 grdl.
Penurunan ini tentu didukung dengan perdarahan yang keluar saat dilakukan operasi seksio sesarea.