Pembagian Persalinan Persalinan .1 Defisini Persalinan

9 1. Persalinan tindakan pervaginam Apabila persyaratan pervaginam dapat terpenuhi, hal ini meliputi ekstraksi vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan embriotomi untuk bayi yang sudah meninggal. 2. Persalinan tindakan perandomen Hal ini dilakukan apabila persyaratan pervaginam tidak dapat terpenuhi, maka di lakukan seksio sesarea.

2.1.2.3 Fase-Fase Persalinan Normal

Pada beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Banyak energy yang dikeluarkan pada saat ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini. Menurut persalinan dibagi menjadi 4 kala. a. Kala I dimulai dari adanya his sampai pembukaan lengkap. Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu bloody show. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena adanya pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase. 1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. 2. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase, yaitu : a Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. b Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. c Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. 10 Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir Pada kala II his menjadi kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Pada keadaan ini wanita akan merasakan adanya tekanan kepada rektum sehingga terasa ingin buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus yang membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin akan tampak dalam vulva pada waktu terjadi his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum.Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota gerak bayi. c. Kala III dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.Beberapa menit kemudian uterus akan berkontraksi kembali untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta akan disertai dengan pengeluaran darah. d. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam bersama postpartum. Kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah terjadi perdarahan pada postpartum.

2.1.3 Seksio Sesarea