Uji t Tidak Berpasangan
33
Table 4.6 hasil uji t tidak berpasangan
Kelompok Rerata
Hb gdl Rerata
penurunan kadar Hb gdl
P
Seksio sesarea pertama 11,4
1±0,3 0,62
Seksio sesarea berulang 11,3
1,1±0,3 4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan data sekunder di RS. Prikasih Pondok Labu ini didapatkan persentasi kejadian seksio sesarea sebesar 80,8 dari
seluruh persalinan. Pasien yang mengalami seksio sesarea berulang sebesar 32,6. Hal ini sesuai dengan data WHO yang menyebutkan bahwa kejadian seksio sesarea
meningkat seiring berkembangnya jaman dan waktu. Dari 120 sampel yang terkumpul usia yang paling banyak mengalami seksio
sesarea adalah pada usia 25-44 tahun yaitu sebesar 84,5 pada pasiean seksio sesarea pertama kali dan 88 pada pasien seksio sesarea berulang. Hal ini menujukan bahwa
usia juga dapat menjadi alasan bagi ibu hamil dilakukan operasi seksio sesarea. Dari data yang didapat, pada pasien seksio sesarea pertama telah didapatkan
kadar Hb preoperasi dengan nilai rerata 12,3 gdl, sedangkan pada pasien seksio sesarea berulang didapatkan nilai Hb rerata sebesar 12,2gdl. Hal ini menunjukan
bahwa keadaan kadar Hb pada pasien seksio sesarea pertama dengan kadar Hb preoperasi pasien seksio sesarea berulang hamper sama dilihat dari rata-ratanya.
Selain itu dari data yang didapat juga, pada keadaan postoperasi pasien seksio sesarea pertama didapatkan nilai rerata Hb sebesar 11,15 gdl. Sedangakan pada
pasien seksio sesarea berulang didapatkan nilai Hb dengan rerata 10,8 gdl. Dari tabel 4.5 di atas di jelaskan bahwa rerata penurunan nilai Hb pada pasien
seksio sesarea pertama kali adalah sebesar 1±0,3 grdl sedangkan pada pasien yang mengalami seksio sesarea berulang di dapati rerata penurunan sebesar 1,1±0,3 grdl.
Penurunan ini tentu didukung dengan perdarahan yang keluar saat dilakukan operasi seksio sesarea.
34
Komplikasi yang terjadipun dapat mempengaruhi banyaknya perdarahan yang terjadi sehingga penurunan kadar Hb dapat dipengaruhi oleh keadaan tersebut.
Perlengketan yang terjadi pada pasien seksio sesarea berulang dapat memungkinkan perdarahan yang massif pada pasien sedangkan keadaan darurat yang dialami oleh
pasien seksio sesareapun dapat mempengaruhi perdarahan serta kadar Hb pada pasien seksio sesarea.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh departemen anastesi di universitas Aga Khan, Kirachi menjelaskan bahwa kadar Hb pada pasien preoperasi seksio
sesarea adalah 11.84 gmdl sedangkan pada pasien postoperasi memiliki kadar Hb 10.3gmdl dengan perdarahan yang keluar sebesar 200 sampai 1200 ml menurut ahli
anastesi sedangan dari bagian obstetric menjelaskan dari ranged 100 sampai 1050 ml dan sehingga di kalkulasikan menjadi 787 ml perdarahan yang keluar saat operasi
berlangsung. Dari perdarahan ini tentu akan terlihat jelas penurunan yang terjadi saat sesudah di lakukan nya operasi seksio sesarea.
Saat ini seksio sesarea telah menjadi trend di masyarakat. Persalinan seksio sesarea banyak yang dilakukan bukan atas indikasi medis. Sebagaimana penelitian
Gondo 2006 yang melaporkan persentase seksio sesarea dengan indikasi medis sebesar 65,18, sedangkan yang bukan dengan indikasi medis sebesar 34,82.10
Angka ini merupakan bukti kongkrit bahwa saat ini seksio sesarea bukan lagi hanya indikasi medis tetapi banyak faktor bukan medis yang dapat mempengaruhi.
Pelaksanaan tindakan seksio sesarea dengan indikasi bukan medis menyebabkan peningkatan angka kejadian persalinan seksio sesarea. Kenyataan tersebut turut
menguatkan alasan mengapa persalinan seksio sesarea dalam penelitian ini lebih banyak daripada persalinan normal
.
Perbedaan penurunan kadar Hb pada pasien seksio sesarea pertama dengan pasien seksio sesarea berulang yang peneliti dapat memang tidak berbeda bermakna.
Hal ini dapat dikarenakan banyaknya kasus indikasi nonmedis atau direncanakannya dilakukan operasi seksio sesarea berulang, sehingga persiapan operasi menjadi lebih
matang dan perdarahan yang terjadi dapat ditekan seminim mungkin. Selain itu RS. Prikasih adalah salah satu rumah sakit rujukan dimana pasien yang mengalami
35
operasi seksio sesarea pertama lebih banyak mengalami keadaan emergency, dimana sebelum dilakukan operasi resiko perdarahan sudah terjadi sehingga besar
memungkinkan komplikasi dapat terjadi.
36
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN