Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia (BI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BANK INDONESIA (BI)

OLEH :

NAMA : JANNERICO PASARIBU

NIM : 060503025

DEPARTEMEN : AKUNTANSI S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia (BI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Regular S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Jannerico Pasaribu NIM : 060503025


(3)

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari. KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku melewati suka dan duka dalam pengerjaan skripsi ini. Sungguh ku bangga Bapa punya Allah seperti Engkau, tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas segala yang Kau berikan.

Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang sangat luar biasa, kedua orangtuaku A. Pasaribu dan R.R. Silitonga, kakakku Prisneria Pasaribu, dan adikku Hiskia Pasaribu, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan, kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang memberikan kekuatan bagi penulis dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan selesai..

Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia (BI)”, dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi penulis hingga skripsi ini selesai.


(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-1 dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs.Syahelmi, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Zainal Abidin T.Silangit, Ak dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, A. Pasaribu dan R.R. Silitonga terima kasih buat kasih sayang dan dukungan yang diberikan.

Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2006 serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

Jannerico Pasaribu NIM : 060503025


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank (dalam hal ini berupa CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, dan LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen, dan perubahan harga saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini adalah CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh simultan terhadap perubahan harga saham, dan secara parsial hanya CAR dan ROE yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan NPM, RORA, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa CAR dan ROE dapat digunakan sebagai indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya perubahan harga saham.

Kata Kunci : CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR, perubahan harga saham, regresi berganda.


(6)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of the level of healthy bank(in the case are CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR) to the changing of share price at banking companies that listed in Bank Indonesia since 2006 up to 2008. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the changing of share price. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through websit Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), Operational Expense to Operational Income (BOPO), and Loan to Deposit Ratio (LDR) as variable independent, and the changing of share price as variable dependent. This research concludes that CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO,and LDR influence toward the changing of share price in simultan, and in parsial only CAR and ROE influence toward the changing of share price, while NPM, RORA, BOPO, and LDR don’t influence toward the changing of share price. This result show that CAR and ROE can be used as indicator to determine the changing of share price.

Keyword : CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR, changing of share price, multiple regression.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.………. 1

B. Perumusan Masalah………... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Bank... 12

2. Tingkat Kesehatan Bank... 16

3. Rasio Keuangan... 18

4. Saham a. Pengertian Saham... 22


(8)

c. Perubahan Harga Saham... 24

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 26

B. Jenis dan Sumber Data... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 26

D. Teknik Pengumpulan Data... 29

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 29

F. Metode Analisis Data... 31

G. Jadwal Penelitian... 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 36

B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif... 37

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data... 39

b. Uji Multikolinearitas... 43

c. Uji Heterokedastisitas... 44

d. Uji Autokorelasi... 46

3. Analisis Regresi a. Persamaan regresi... 47

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 49


(9)

c. Pengujian Hipotesis... 51

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 58

B. Keterbatasan Penelitian... 59

C. Saran... 60

DAFTAR PUSTAKA... 62


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 25

Tabel 3.1 Sampel Penelitian……….. 28

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian……….. 35

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan……….. 36

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……… 38

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi………. 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi………… 41

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas……… 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi……….. 46

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi……… 57

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi……… 50

Tabel 4.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi………. 50

Tabel 4.10 Hasil Uji-F………. 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual……… 10

Gambar 4.1 Histogram……….. 42

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot……… 43


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Populasi, Kriteria Perusahaan, Sampel... 64

Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi)……….. 68

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi)……….. 69

Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Sebelum Ditransformasi)……….. 70

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi)……… 71

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi)……… 72

Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Setelah Ditransformasi)……… 73

Lampiran iv Statistik Deskriptif Sebelum Ditransformasi………. 74

Statistik Deskriptif Setelah Ditransformasi………... 74

Lampiran v Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi……….. 75

Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi……… 75

Gambar Histogram Sebelum Ditransformasi………. 76

Gambar Histogram Setelah Ditransformasi………... 76


(13)

Grafik Normal P-Plot Setelah Ditransformasi………... 77

Hasil Uji Multikolinearitas……… 78

Hasil Uji Heterokedastisitas………. 79

Hasil Uji Autokorelasi……….. 79

Lampiran vi Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)……… 80

Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)………. 80

Lampiran vii Tabel F dengan signifikansi 5%... 81


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank (dalam hal ini berupa CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, dan LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen, dan perubahan harga saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini adalah CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh simultan terhadap perubahan harga saham, dan secara parsial hanya CAR dan ROE yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan NPM, RORA, BOPO, dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa CAR dan ROE dapat digunakan sebagai indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya perubahan harga saham.

Kata Kunci : CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR, perubahan harga saham, regresi berganda.


(15)

ABSTRACT

This study analyzed the influence of the level of healthy bank(in the case are CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR) to the changing of share price at banking companies that listed in Bank Indonesia since 2006 up to 2008. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the changing of share price. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through websit Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), Operational Expense to Operational Income (BOPO), and Loan to Deposit Ratio (LDR) as variable independent, and the changing of share price as variable dependent. This research concludes that CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO,and LDR influence toward the changing of share price in simultan, and in parsial only CAR and ROE influence toward the changing of share price, while NPM, RORA, BOPO, and LDR don’t influence toward the changing of share price. This result show that CAR and ROE can be used as indicator to determine the changing of share price.

Keyword : CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR, changing of share price, multiple regression.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk kegiatan pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, juga sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tercermin dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat kemudian mengolahnya menjadi pendapatan operasional bank dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan pemberian kredit kepada pihak yang memerlukan dana.


(17)

Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. Penurunan kinerja secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya Financial Distress yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan. Financial Distress pada bank apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada bank tersebut dengan hilangnya kepercayaan dari nasabah.

Di Indonesia pada era 1960-an dan 1970-an bisnis perbankan belum begitu populer di kalangan masyarakat luas. Pada waktu itu bank tidak direpotkan mencari nasabah malah sebaliknya nasabah yang mendatangi atau mencari bank. Keadaan terbalik muncul pada tahun 1980-an dan 1990-an dimana terjadi perubahan dalam dunia perbankan Indonesia, di periode tahun ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Hal ini ditunjang pula dengan dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan Oktober tahun 1988 (Pakto 1988) dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992, yang membuat perbankan di Indonesia mulai mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Kebijakan dan peraturan pemerintah ini benar-benar merangsang dunia perbankan, ditandai dengan lahirnya bank-bank swasta baru, serta munculnya aneka ragam produk bank yang dipasarkan kepada masyarakat luas seperti deposito berjangka, tabungan, giro, dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan peminjam dana, bank menciptakan produk yang disebut dengan kredit sebagai salah satu pendapatan operasional bank yang paling dominan.


(18)

Dalam perkembangannya, setiap perusahaan perbankan dituntut untuk dapat menjaga kinerjanya dengan baik. Bank yang selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan deviden dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, maka kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak ketiga yang berhasil dihimpun akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyususn strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun juga sangat tipis. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain.

Penilaian terhadap kinerja suatu bank dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan bank yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesehatan bank harus


(19)

dilakukan oleh semua bank baik bank konvensional maupun bank syariah karena terkait dengan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mngevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, keputusan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis), khususnya memfokuskan perhatian kepada perhitungan rasio keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa lalu, sekarang, dan meproyeksikan masa yang akan datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, salah satu diantara alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar dibidang keuangan adalah analisis rasio keuangan.

Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian yang dikenal dengan CAMELS, yaitu 1)Capital, 2)Assets, 3)Management, 4)Earnings, 5)Liquidity, 6)Sensitivity. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Rasio-rasio tersebut dapat mengukur apakah bank tersebut


(20)

dikatakan sehat atau tidak. Namun apakah rasio-rasio itu berpengaruh terhadap perubahan harga saham? Hal inilah yang menjadi pokok perhatian peneliti. Apakah ada pengaruh dari rasio-rasio keuangan tersebut terhadap perubahan harga saham emiten perbankan. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap perubahan harga saham? Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Selain itu, latar belakang pemilihan judul ini juga didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anita Ardiani (2007), dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Capital Adequacy ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), rasio BOPO, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan secara parsial, hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan rasio BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

Dengan memperhatikan hasil penelitian terdahulu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian serupa namun dengan mengubah salah satu variabel independennya, yaitu variabel Return on Assets (ROA) diganti dengan variabel Return on Equity (ROE). Selain itu peneliti juga mengubah sampel penelitian


(21)

menjadi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Apakah dengan perubahan variabel dan sampel ini maka akan ada perbedaan hasil penelitian peneliti dengan hasil penelitian terdahulu. Hal inilah yang menimbulkan ketertarikan dari peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia (BI)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan?

2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan?


(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a.Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

b. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap perubahan harga saham emiten perbankan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan.


(23)

b. Bagi Perusahaan Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat kesehatan bank berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

c. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama di sektor perbankan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya.

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah harga saham.


(24)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Semakin besar rasio CAR maka semakin besar kemampuan bank untuk mengontrol risiko yang timbul, sehingga harga saham pun semakin meningkat. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan, sehingga harga saham meningkat. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat keuntungan bersih, dengan demikian semakin tinggi harga sahamnya. Return on Risked Assets (RORA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar tingkat keuntungan bank, dengan demikian harga sahampun meningkat. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar rasio BOPO maka semakin tidak efisien kegiatan operasional perusahaan, sehingga harga sahampun semakin menurun. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Rasio ini memiliki nilai ideal yaitu 50%-75%, apabila melebihi nilai


(25)

Capital Adequacy Ratio (X1)

Perubahan Harga Saham (Y) Return on Equity

(X2) Net Profit Margin

(X3)

Loan to Deposit Ratio (X6)

Rasio BOPO (X5)

Return on Risked Asset (X4)

H6 H3 H2 H1

H5 H4

H7

tersebut maka akan semakin besar risiko yang akan dihadapi sehingga harga saham akan turun.

Berdasarkan uraian diatas, kerangka konseptual dapat digambarkan:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis

Menurut Erlina (2008:49) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.


(26)

H2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

H4 : Return on Risked Assets (RORA) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

H5 : Rasio BOPO berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

H6 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

H7 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risked Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Fungsi Bank

Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 31 disebutkan bahwa “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

Bank secara sederhana menurut Kasmir (2004:11) didefinisikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.


(28)

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:

a.Menghimpun Dana

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.

b. Menyalurkan Dana

Pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini juga dikenal dalam dunia perbankan dengan istilah lending.

c.Memberikan Jasa Bank Lainnya

Pengertian jasa lainnya adalah jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi: 1. Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah


(29)

2. Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah 3. Jasa Pengiriman Uang (Transfer)

4. Jasa Penagihan (Inkaso) 5. Jasa Kliring (Clearing)

6. Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas)

7. Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box) 8. Jasa Cek Wisata (Travellers Cheque)

9. Jasa Kartu Kredit (Bank Card)

10.Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang efek

11.Jasa Letter of Credit (L/C)

12.Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank 13.Serta jasa bank lainnya.

Banyak jenis jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank masing-masing. Semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan. Kemempuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen, serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya.

Menurut Y. Sri Susilo, Sigit Triandayu, A. Totok Budi Santoso (2000:6) “secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”.


(30)

Secara spesifik fungsi utama bank adalah: a.Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Kegiatan ekonomi masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut


(31)

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c.Agent of Service

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

2. Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian untuk menentukan kondisi kesehatan suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS (Kasmir, 2008:50):

a. Aspek Permodalan

Dalam aspek permodalan yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimum harus 8%.

b. Aspek Kualitas Aset

Penilaian asset harus sesuai dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.


(32)

c. Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.

d. Aspek likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito, pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.

Dalam rasio ini yang dianalisis adalah:

1. rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva

2. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito, dan lain-lain.

e. Aspek rentabilitas

Aspek rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan: 1. rasio laba terhadap total asset (ROA)

2. perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).

Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity). Di samping dengan penilaian analisis CAMEL yang juga mempengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah penilaian terhadap: 1. ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) dan

Pelaksanaan Kredit Ekspor

2. pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau sering disebut Legal Lending Limit

3. pelanggaran Posisi Devisa Netto. f. Aspek Sensitivitas

Aspek ini mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Dalam melepaskan kreditnya perbankan harus memperhatikan dua unsur yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan risiko yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Sensitivitas terhadap risiko ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri


(33)

dari risiko lingkungan, risiko manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.

3. Rasio Keuangan

Menurut Selamet Riyadi (2004;137) ”rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numeric, baik dalam persentase atau kali”. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut.

Terdapat beberapa rasio keuangan yang dianggap penting dalam menganalisis tingkat kesehatan bank, yaitu:

a.Capital Adequacy Ratio (CAR)

Kecukupan modal menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasikan, mengukur, mengawasi, mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh pada besarnya modal bank.

Menurut Surat Edaran BI, bank dianggap sehat jika memiliki CAR diatas 8% dengan bobot perhitungan sebesar 25%. Komponen modal inti meliputi modal disetor, modal sumbangan, agio saham, cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba bank setelah diperhitungkan pajak.


(34)

Dalam penelitian ini CAR diformulasikan dengan rasio sebagai berikut:

CAR = Modal Bank x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

b. Return on Equity (ROE)

Rasio Return on Equity (ROE) ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen.

Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya akan menaikkan harga saham bank dan semakin besar pula dividen yang diterima pemegang saham. Bank dapat dikatakan sehat jika rasio ROE diatas 12,5%.

Dalam penelitian ini Return on Equity (ROE) diformulasikan dengan rasio sebagai berikut:

ROE = Laba Bersih x 100% Modal Bank

c. Net Profit Margin (NPM)

Rasio Net Profit Margin ini digunakan untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Pendapatan operasional berasal dari pemberian kredit dengan risiko kredit macet, selisih kurs valas jika kredit dalam valas, dll.


(35)

Dalam penelitian ini Net Profit Margin (NPM) diformulasikan dengan rasio sebagai berikut:

NPM = Laba Bersih x 100% Pendapatan Operasional

d. Return on Risked Assets (RORA)

Rasio Return on Risked Assets (RORA) ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba.

Risked Assets merupakan penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah dengan jumlah penempatan pada surat-surat berharga. Semakin besar RORA suatu bank, maka makin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset yang berisiko.

Dalam penelitian ini Return on Risked Assets (RORA) diformulasikan dengan rasio sebagai berikut:

ROA = Pendapatan Operasional x 100% Kredit yang diberikan + investasi

e.Rasio BOPO

Rasio BOPO ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. BOPO secara singkat merupakan perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. Bank dapat dikatakan sehat jika rasio BOPO ini dibawah 96%.

Biaya operasional diperoleh dari COLF (Cost of Loanable Fund). Sedangkan pendapatan operasional diperoleh dari jasa pemberian kredit


(36)

bank seperti bunga pinjaman, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, sindication fee, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini BOPO diformulasikan dengan rasio sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional

f.Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi” (O.P. Simorangkir, 2004:147). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Kasmir (2004:272) “Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.”

Batas aman Loan to Deposit Ratio suatu bank secara umum adalah sekitar 90%-100%, sedangkan menurut ketentuan bank sentral, batas aman Loan to Deposit Ratio suatu bank adalah 110%. Loan to Deposit Ratio dapat pula digunakan untuk menilai strategi manajemen suatu bank. Manajemen bank yang konservatif biasanya cenderung memiliki Loan to Deposit Ratio yang relatif rendah, sebaliknya manajemen bank yang agresif memiliki Loan to Deposit Ratio yang tinggi atau melebihi batas toleransi.


(37)

Nilai Loan to Deposit Ratio dapat ditentukan melalui suatu formula yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001 yaitu:

LDR = Total Kredit x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Equitas

Dana pihak ketiga meliputi giro, tabungan dan deposito tetapi tidak termasuk giro dan deposito antarbank. Ekuitas yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia meliputi modal disetor pemilik bank, agio saham, berbagai cadangan laba ditahan berjalan, dan laba tahun berjalan.

4. Saham

a. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang sering disebut efek atau sekuritas. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:5) “saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

b. Jenis-Jenis Saham

Saham dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis jika ditinjau dari beberapa sudut pandang.


(38)

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:6):

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim a. Saham biasa (Common Stock)

. mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan

. pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham preferen (Preferred Stock)

. saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.

. serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar dividen.

. persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

2. Ditinjau dari cara peralihannya a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks)

. pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

. secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama (Registered Stocks)

. merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan a. Blue-Chip Stocks

. saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

. saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.


(39)

. emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

. emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks 1) Well - Known

. saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

2) Lesser – Known

. saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki cirri growth stock.

. umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten.

d. Speculative Stocks

. saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stocks

. saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

. pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI, yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI).

Jenis saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham biasa (common stock), dimana saham inilah yang sering diperdagangkan.

c. Perubahan Harga Saham

Harga suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham merupakan harga perdananya. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau


(40)

menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan harga saham dapat dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

∆Harga Saham = Harga saham tahun X – Harga saham tahun X-1 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Peneliti Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian 1. Analisis Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan di BEJ Anita Ardiani (2007) Capital Adequacy Ratio, Return on Risked Assets, Net Profit Margin, Return on Assets, rasio BOPO, Loan to Deposit Ratio

Secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya CAR, RORA, LDR yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan NPM, ROA, BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Pengaruh Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Profitabilitas Bank Anggi Suwand hani (2008) Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Asset (ROA)

Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Asset (ROA).

3. Pengaruh Tingkat Capital Adequacy Ratio dan Pendapatan Operasional Terhadap Tingkat Pertumbuhan Laba Operasional Perbankan Luri Lidia Rahayu (2008) CAR, Pendapatan Operasional, dan Pertumbuhan Laba Operasional

Capital Adequacy Ratio dan

pendapatan operasional berpengaruh baik secara parsial

maupun secara simultan terhadap pertumbuhan laba operasional.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif. “Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih” (Ety Rochaety, Ratih Tresnati, dan H. Abdul Madjid Latief, 2007:17).

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diukur dalam suatu skala numerik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali. Menurut Sugiyono (2008:193) “sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data yang diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh dari

situs

C. Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk


(42)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:115). Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia selama tahun 2006, 2007, dan 2008 yaitu sebanyak 149 perusahaan perbankan.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2008:116). Menurut Erlina (2008:75) “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling yaitu “pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu” (Erlina, 2008:83). Teknik ini termasuk dalam metode penarikan sampel tidak acak atau non probability sampling, dimana dari elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, namun hanya sampel yang memenuhi kriteria tertentu saja yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian.

Adapun kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan perbankan yang merupakan bank umum konvensional yang

terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

2. Perusahaan perbankan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan pada tahun 2006, 2007, dan 2008. 3. Perusahaan Perbankan tersebut tidak dicabut izin usahanya selama periode


(43)

4. Perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami kebangkrutan, tidak mengalami likuidasi, dan tidak mengalami merger selama periode pengamatan pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

5. Perusahaan perbankan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan besarnya harga saham di akhir tahun selama periode pengamatan pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Nama Bank Kode

Perusahaan 1. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC

2. PT. Bank Bukopin, Tbk BBKP

3. PT. Bank Bumi Arta, Tbk BNBA

4. PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA

5. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

6. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN

7. PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk BEKS 8. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA

9. PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP

10. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk BNII

11. PT. Bank Kesawan, Tbk BKSW

12. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI

13. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA

14. PT. Bank Mega, Tbk MEGA

15. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk BBNI 16. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP

17. PT. Bank OCBC NISP, Tbk NISP

18. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk PNBN

19. PT. Bank Permata, Tbk BNLI

20. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI

21. PT. Bank Swadesi, Tbk BSWD

22. PT. Bank Victoria International, Tbk BVIC Sumber: Data yang diolah penulis, 2010


(44)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama peneliti akan melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua peneliti mengumpulkan data dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek

Indonesia yaitu

keuangan tahunan perusahaan perbankan.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

Menurut Erlina (2008:43) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

CAR = Modal Bank x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko


(45)

b. Return on Equity

Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen.

ROE = Laba Bersih x 100% Modal Sendiri

c. Net Profit Margin

Net Profit Margin digunakan untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.

NPM = Laba Bersih x 100% Pendapatan Operasional

d. Return on Risked Assets

Return on Risked Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengoptimalkan aset.

ROA = Pendapatan Operasional x 100% Kredit yang diberikan + investasi

e. BOPO

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya.

BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional


(46)

f. Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio digunakan untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

LDR = Total Kredit x 100%

Total Dana Pihak Ketiga + Equitas

2. Variabel Dependen

Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni (2006:22) ”variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh adanya variabel bebas”. “Variabel dependen merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas” (Ety Rochaety, Ratih Tresnati, dan H. Abdul Madjid Latief, 2007:11).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Saham merupakan cerminan kepemilikan dan tanggung jawab terhadap suatu perusahaan.

F. Metode Analisis Data

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data


(47)

normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk menguji normalitas data. Apabila probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2008:105) “multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya”. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya aotukorelasi yaitu:


(48)

1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi

2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji-F dan uji-t. a.Uji-F

Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model regresi berganda yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + e Ket: Y = Perubahan Harga Saham

a = konstanta

x1 = Capital Adequacy Ratio x2 = Return on Equity x3 = Net Profit Margin x4 = Return on Risked Asset

x5 = Rasio BOPO

x6 = Loan to Deposit Ratio b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi

e = Tingkat kesalahan (Error) Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.


(49)

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi hitung dengan F-tabel dengan ketentuan:

Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima Jika F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima. b. Uji-t

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima Jika t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima.


(50)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Feb

2010

Mar 2010

Apr 2010

Mei 2010

Jun 2010

Jul 2010

Agt 2010

Sep 2010 Pengajuan Proposal Skripsi

Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi

Pengumpulan & Pengolahan Data Bimbingan Skripsi

Penyelesaian Laporan Penelitian Ujian Meja Hijau


(51)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, ada 22 perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Perbankan

No Nama Bank Kode

Perusahaan 1. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC

2. PT. Bank Bukopin, Tbk BBKP

3. PT. Bank Bumi Arta, Tbk BNBA

4. PT. Bank Central Asia, Tbk BBCA

5. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

6. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN


(52)

8. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA

9. PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP

10. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk BNII

11. PT. Bank Kesawan, Tbk BKSW

12. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI

13. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA

14. PT. Bank Mega, Tbk MEGA

15. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk BBNI 16. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP

17. PT. Bank OCBC NISP, Tbk NISP

18. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk PNBN

19. PT. Bank Permata, Tbk BNLI

20. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI

21. PT. Bank Swadesi, Tbk BSWD

22. PT. Bank Victoria International, Tbk BVIC Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dariIndonesian Capital Market Directory (ICMD) berupa data keuangan sampel perusahaan Perbankan dari tahun 2006 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return on Risk Assets (RORA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel bebas (independent variable) dan perubahan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan Perbankan selama periode 2006 sampai dengan tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.


(53)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Capital Adequacy Ratio 66 .0760 .5600 .188515 .0920198

Return on Equity 66 -.3630 .3370 .101015 .0939929

Net Profit Margin 66 -.1740 .2500 .094727 .0707671

Return on Risk Assets 66 .1300 .3410 .214652 .0490439

Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional 66 .4960 1.2570 .866742 .1176918

Loan to Deposit Ratio 66 .3900 1.0200 .687727 .1565277

Perubahan Harga Saham 66 -4900.0000 2250.0000 47.045455 1.1171338E3

Valid N (listwise) 66

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai berikut:

a. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minimum 0,0760 dan nilai maksimum 0,5600 dengan rata-rata sebesar 0,188515 dan standar deviasi 0,0920198.

b. Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai minimum -0,3630 dan nilai maksimum 0,3370 dengan rata-rata sebesar 0,101015 dan standar deviasi 0,0939929.

c. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai minimum -0,1740 dan nilai maksimum 0,2500 dengan rata-rata sebesar 0,094727 dan standar deviasi 0,0707671.


(54)

d. Variabel Return on Risk Assets (RORA) memiliki nilai minimum 0,1300 dan nilai maksimum 0,3410 dengan rata-rata sebesar 0,214652 dan standar deviasi 0,0490439.

e. Variabel rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai minimum 0,4960 dan nilai maksimum 1,2570 dengan rata-rata sebesar 0,866742 dan standar deviasi 0,1176918.

f. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai minimum 0,3900 dan nilai maksimum 1,0200 dengan rata-rata sebesar 0,687727 dan standar deviasi 0,1565277.

g. Variabel Perubahan Harga Saham memiliki nilai minimum -4.900,000 dan nilai maksimum 2.250,000 dengan rata-rata sebesar 47,045455 dan standar deviasi 1,1171338E3.

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal, Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.


(55)

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.07975633E3

Most Extreme Differences Absolute .272

Positive .156

Negative -.272

Kolmogorov-Smirnov Z 2.210

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,210 dan signifikan pada 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ha diterima yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

− lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari persamaan


(56)

Perubahan Harga Saham = f(CAR, ROE, NPM, RORA, BOPO, LDR) menjadi Ln_Perubahan Harga Saham = f(Ln_CAR, Ln_ROE, Ln_NPM, Ln_RORA, Ln_BOPO, Ln_LDR). Setelah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural, jumlah sampel (n) berkurang sebagai akibat dari proses penormalan data, yakni dari 66 sampel menjadi 40 sampel. Setelah data menjadi normal, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.25426060

Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .072

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .583

Asymp. Sig. (2-tailed) .886

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,583 dan signifikan pada 0,886. Nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 (0,886 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.


(57)

Gambar 4.1 Histogram Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(58)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58) deteksi multikolenaritas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai Variance


(59)

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolenearitas.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Ln_CAR .373 2.681

Ln_ROE .131 7.632

Ln_NPM .115 8.667

Ln_RORA .369 2.709

Ln_BOPO .483 2.068

Ln_LDR .521 1.920

a. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Dari data pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen lebih besar atau sama dengan 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil atau sama dengan dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada


(60)

tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar grafik Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010


(61)

Dari grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (D-W) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .682a .466 .368 1.3635250 1.723

a. Predictors: (Constant), Ln_LDR, Ln_BOPO, Ln_CAR, Ln_ROE, Ln_RORA, Ln_NPM

b. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,723. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, berarti dari pengamatan ini dapat disimpulkan


(62)

bahwa tidak terjadi autokorelasi baik itu autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Ln_CAR (X1), Ln_ROE (X2), Ln_NPM ( X3), Ln_RORA (X4), Ln_BOPO (X5), dan Ln_LDR (X6) terhadap Ln_Perubahan Harga Saham (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.679 2.581 3.363 .002

Ln_CAR 2.429 .858 .590 2.831 .008


(63)

Ln_NPM -1.380 .734 -.704 -1.880 .069

Ln_RORA -2.992 1.610 -.389 -1.858 .072

Ln_BOPO 3.822 2.214 .316 1.727 .094

Ln_LDR -.922 1.150 -.141 -.802 .428

a. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 8,679 + 2,429X1 + 2,988X2 - 1,380X3 - 2,992X4 + 3,822X5 - 0,922 X6 + e Keterangan:

1. Konstanta sebesar 8,679 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka besarnya perubahan harga saham adalah sebesar 8,679,

2. b1 sebesar 2,429 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan perubahan harga saham sebesar 2,429 dengan asumsi variabel lain tetap,

3. b2 sebesar 2,988 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan perubahan harga saham sebesar 2,988 dengan asumsi variabel lain tetap,

4. b3 sebesar -1,380 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPM sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan perubahan harga saham sebesar 1,380 dengan asumsi variabel lain tetap,

5. b4 sebesar -2,992 menunjukkan bahwa setiap kenaikan RORA sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan perubahan harga saham sebesar 2,992 dengan asumsi variabel lain tetap,


(64)

6. b5 sebesar 3,822 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BOPO sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan perubahan harga saham sebesar 3,822 dengan asumsi variabel lain tetap,

7. b6 sebesar -0,922 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan perubahan harga saham sebesar 0,922 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(1)

Grafik Normal P-Plot Sebelum Ditransformasi


(2)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Ln_CAR .373 2.681

Ln_ROE .131 7.632

Ln_NPM .115 8.667

Ln_RORA .369 2.709

Ln_BOPO .483 2.068

Ln_LDR .521 1.920

a. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham

Coefficient Correlationsa

Model Ln_LDR Ln_BOPO Ln_CAR Ln_ROE Ln_RORA Ln_NPM

1 Correlations Ln_LDR 1.000 .121 -.301 -.167 .612 .282

Ln_BOPO .121 1.000 .200 .292 -.048 .056

Ln_CAR -.301 .200 1.000 .581 -.534 -.643

Ln_ROE -.167 .292 .581 1.000 -.400 -.842

Ln_RORA .612 -.048 -.534 -.400 1.000 .324

Ln_NPM .282 .056 -.643 -.842 .324 1.000

Covariances Ln_LDR 1.322 .308 -.297 -.152 1.133 .238

Ln_BOPO .308 4.901 .379 .509 -.172 .090

Ln_CAR -.297 .379 .737 .393 -.738 -.405

Ln_ROE -.152 .509 .393 .623 -.508 -.488

Ln_RORA 1.133 -.172 -.738 -.508 2.593 .383

Ln_NPM .238 .090 -.405 -.488 .383 .539


(3)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .682a .466 .368 1.3635250 1.723

a. Predictors: (Constant), Ln_LDR, Ln_BOPO, Ln_CAR, Ln_ROE, Ln_RORA, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham


(4)

Lampiran vi

Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 53.445 6 8.907 4.791 .001a

Residual 61.354 33 1.859

Total 114.799 39

a. Predictors: (Constant), Ln_LDR, Ln_BOPO, Ln_CAR, Ln_ROE, Ln_RORA, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_Perubahan Harga Saham

Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.679 2.581 3.363 .002

Ln_CAR 2.429 .858 .590 2.831 .008

Ln_ROE 2.988 .789 1.332 3.787 .001

Ln_NPM -1.380 .734 -.704 -1.880 .069

Ln_RORA -2.992 1.610 -.389 -1.858 .072

Ln_BOPO 3.822 2.214 .316 1.727 .094

Ln_LDR -.922 1.150 -.141 -.802 .428


(5)

Lampiran vii

Tabel F dengan signifikansi 5%

df

n = 1

2

3

4

5

6

1

161

199

216

225

230

234

2

18,51

19,00

19,16

19,25

19,30

19,33

3

10,13

9,55

9,28

9,12

9,01

8,94

4

7,71

6,94

6,59

6,39

6,26

6,16

5

6,61

5,79

5,41

5,19

5,05

4,95

6

5,99

5,14

4,76

4,53

4,39

4,28

7

5,59

4,74

4,35

4,12

3,97

3,87

8

5,32

4,46

4,07

3,84

3,69

3,58

9

5,12

4,26

3,86

3,63

3,48

3,37

10

4,96

4,10

3,71

3,48

3,33

3,22

11

4,84

3,98

3,59

3,36

3,20

3,09

12

4,75

3,89

3,49

3,26

3,11

3,00

13

4,67

3,81

3,41

3,18

3,03

2,92

14

4,60

3,74

3,34

3,11

2,96

2,85

15

4,54

3,68

3,29

3,06

2,90

2,79

16

4,49

3,63

3,24

3,01

2,85

2,74

17

4,45

3,59

3,20

2,96

2,81

2,70

18

4,41

3,55

3,16

2,93

2,77

2,66

19

4,38

3,52

3,13

2,90

2,74

2,63

20

4,35

3,49

3,10

2,87

2,71

2,60

30

4,17

3,32

3,07

2,69

2,53

2,42

31

4,16

3,30

2,91

2,68

2,52

2,41

32

4,15

3,29

2,90

2,67

2,51

2,40

33

4,14

3,28

2,89

2,66

2,50

2,39

34

4,13

3,28

2,88

2,65

2,49

2,38

35

4,12

3,27

2,87

2,64

2,49

2,37

36

4,11

3,26

2,87

2,63

2,48

2,36

37

4,11

3,25

2,86

2,63

2,47

2,36

38

4,10

3,24

2,85

2,62

2,46

2,35

39

4,09

3,24

2,85

2,61

2,46

2,34

40

4,08

3,23

2,84

2,61

2,45

2,34

50

4,03

3,18

2,79

2,56

2,40

2,29

60

4,00

3,15

2,76

2,53

2,37

2,25

70

3,98

3,13

2,74

2,50

2,35

2,23

80

3,96

3,11

2,72

2,49

2,33

2,21

90

3,95

3,10

2,71

2,47

2,32

2,20


(6)

Lampiran viii

Tabel t dengan Signifikansi 5%

df

Tabel t one tail

Tabel t two tail

1

6.3138

12.7062

2

2.9200

4.3027

3

2.3534

3.1824

4

2.1318

2.7764

5

2.0150

2.5706

6

1.9432

2.4469

7

1.8946

2.3646

8

1.8595

2.3060

9

1.8331

2.2622

10

1.8125

2.2281

11

1.7959

2.2010

12

1.7823

2.1788

13

1.7709

2.1604

14

1.7613

2.1448

15

1.7531

2.1314

16

1.7459

2.1199

17

1.7396

2.1098

18

1.7341

2.1009

19

1.7291

2.0930

20

1.7247

2.0860

30

1.6973

2.0423

40

1.6839

2.0211

50

1.6759

2.0086

77

1.6649

1.9913

78

1.6646

1.9908

79

1.6644

1.9905

80

1.6641

1.9901

81

1.6639

1.9897

82

1.6636

1.9893

83

1.6634

1.9890

84

1.6632

1.9886

85

1.6630

1.9883

86

1.6628

1.9879

87

1.6626

1.9876

88

1.6624

1.9873

89

1.6622

1.9870

90

1.6620

1.9867


Dokumen yang terkait

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 10

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 17

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN Analisis Camel Sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008 – 2012.

0 1 13

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN Analisis Camel Sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008 – 2012.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABAPADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 1 15

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

Pengaruh Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Bank terhadap Perubahan Harga Saham Biasa Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1 3 26

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 141

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 26