Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

menjadi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia BI. Apakah dengan perubahan variabel dan sampel ini maka akan ada perbedaan hasil penelitian peneliti dengan hasil penelitian terdahulu. Hal inilah yang menimbulkan ketertarikan dari peneliti. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia BI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Apakah Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan? Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan. b. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap perubahan harga saham emiten perbankan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. Universitas Sumatera Utara b. Bagi Perusahaan Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat kesehatan bank berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan. c. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama di sektor perbankan. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya.

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah harga saham. Universitas Sumatera Utara Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Semakin besar rasio CAR maka semakin besar kemampuan bank untuk mengontrol risiko yang timbul, sehingga harga saham pun semakin meningkat. Return on Equity ROE digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan, sehingga harga saham meningkat. Net Profit Margin NPM merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasionalnya. Semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat keuntungan bersih, dengan demikian semakin tinggi harga sahamnya. Return on Risked Assets RORA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar tingkat keuntungan bank, dengan demikian harga sahampun meningkat. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar rasio BOPO maka semakin tidak efisien kegiatan operasional perusahaan, sehingga harga sahampun semakin menurun. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Rasio ini memiliki nilai ideal yaitu 50-75, apabila melebihi nilai Universitas Sumatera Utara Capital Adequacy Ratio X1 Perubahan Harga Saham Y Return on Equity X2 Net Profit Margin X3 Loan to Deposit Ratio X6 Rasio BOPO X5 Return on Risked Asset X4 H6 H3 H2 H1 H5 H4 H7 tersebut maka akan semakin besar risiko yang akan dihadapi sehingga harga saham akan turun. Berdasarkan uraian diatas, kerangka konseptual dapat digambarkan: Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Menurut Erlina 2008:49 “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H1 : Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. Universitas Sumatera Utara H2 : Return on Equity ROE berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. H3 : Net Profit Margin NPM berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. H4 : Return on Risked Assets RORA berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. H5 : Rasio BOPO berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. H6 : Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham. H7 : Capital Adequacy Ratio CAR, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Return on Risked Assets RORA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Bank

Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 31 disebutkan bahwa “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana surplus unit dengan pihak-pihak yang memerlukan dana deficit unit serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”. Bank secara sederhana menurut Kasmir 2004:11 didefinisikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Universitas Sumatera Utara Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: a. Menghimpun Dana Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana uang dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding. b. Menyalurkan Dana Pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini juga dikenal dalam dunia perbankan dengan istilah lending. c. Memberikan Jasa Bank Lainnya Pengertian jasa lainnya adalah jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi: 1. Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah Universitas Sumatera Utara 2. Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah 3. Jasa Pengiriman Uang Transfer 4. Jasa Penagihan Inkaso 5. Jasa Kliring Clearing 6. Jasa Penjualan Mata Uang Asing Valas 7. Jasa Penyimpanan Dokumen Safe Deposit Box 8. Jasa Cek Wisata Travellers Cheque 9. Jasa Kartu Kredit Bank Card 10. Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang efek 11. Jasa Letter of Credit LC 12. Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank 13. Serta jasa bank lainnya. Banyak jenis jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank masing-masing. Semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan. Kemempuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen, serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya. Menurut Y. Sri Susilo, Sigit Triandayu, A. Totok Budi Santoso 2000:6 “secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”. Universitas Sumatera Utara Secara spesifik fungsi utama bank adalah: a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan trust, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of Development Kegiatan ekonomi masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut Universitas Sumatera Utara memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. c. Agent of Service Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

2. Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian untuk menentukan kondisi kesehatan suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS Kasmir, 2008:50: a. Aspek Permodalan Dalam aspek permodalan yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimum harus 8. b. Aspek Kualitas Aset Penilaian asset harus sesuai dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara c. Aspek Kualitas Manajemen Management Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas. d. Aspek likuiditas Liquidity Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito, pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah: 1. rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva 2. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro, tabungan, deposito, dan lain-lain. e. Aspek rentabilitas Aspek rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan: 1. rasio laba terhadap total asset ROA 2. perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional BOPO. Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Di samping dengan penilaian analisis CAMEL yang juga mempengaruhi hasil penilaian terhadap kesehatan bank adalah penilaian terhadap: 1. ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil KUK dan Pelaksanaan Kredit Ekspor 2. pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK atau sering disebut Legal Lending Limit 3. pelanggaran Posisi Devisa Netto. f. Aspek Sensitivitas Aspek ini mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Dalam melepaskan kreditnya perbankan harus memperhatikan dua unsur yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan risiko yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan. Sensitivitas terhadap risiko ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri Universitas Sumatera Utara dari risiko lingkungan, risiko manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.

3. Rasio Keuangan

Menurut Selamet Riyadi 2004;137 ”rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numeric, baik dalam persentase atau kali”. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut. Terdapat beberapa rasio keuangan yang dianggap penting dalam menganalisis tingkat kesehatan bank, yaitu: a. Capital Adequacy Ratio CAR Kecukupan modal menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasikan, mengukur, mengawasi, mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh pada besarnya modal bank. Menurut Surat Edaran BI, bank dianggap sehat jika memiliki CAR diatas 8 dengan bobot perhitungan sebesar 25. Komponen modal inti meliputi modal disetor, modal sumbangan, agio saham, cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba bank setelah diperhitungkan pajak. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini CAR diformulasikan dengan rasio sebagai berikut: CAR = Modal Bank x 100 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko b. Return on Equity ROE Rasio Return on Equity ROE ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya akan menaikkan harga saham bank dan semakin besar pula dividen yang diterima pemegang saham. Bank dapat dikatakan sehat jika rasio ROE diatas 12,5. Dalam penelitian ini Return on Equity ROE diformulasikan dengan rasio sebagai berikut: ROE = Laba Bersih x 100 Modal Bank c. Net Profit Margin NPM Rasio Net Profit Margin ini digunakan untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Pendapatan operasional berasal dari pemberian kredit dengan risiko kredit macet, selisih kurs valas jika kredit dalam valas, dll. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini Net Profit Margin NPM diformulasikan dengan rasio sebagai berikut: NPM = Laba Bersih x 100 Pendapatan Operasional d. Return on Risked Assets RORA Rasio Return on Risked Assets RORA ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba. Risked Assets merupakan penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah dengan jumlah penempatan pada surat-surat berharga. Semakin besar RORA suatu bank, maka makin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset yang berisiko. Dalam penelitian ini Return on Risked Assets RORA diformulasikan dengan rasio sebagai berikut: ROA = Pendapatan Operasional x 100 Kredit yang diberikan + investasi e. Rasio BOPO Rasio BOPO ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. BOPO secara singkat merupakan perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. Bank dapat dikatakan sehat jika rasio BOPO ini dibawah 96. Biaya operasional diperoleh dari COLF Cost of Loanable Fund. Sedangkan pendapatan operasional diperoleh dari jasa pemberian kredit Universitas Sumatera Utara bank seperti bunga pinjaman, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, sindication fee, dan lain-lain. Dalam penelitian ini BOPO diformulasikan dengan rasio sebagai berikut: BOPO = Biaya Operasional x 100 Pendapatan Operasional f. Loan to Deposit Ratio LDR “ Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi” O.P. Simorangkir, 2004:147. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Kasmir 2004:272 “Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.” Batas aman Loan to Deposit Ratio suatu bank secara umum adalah sekitar 90-100, sedangkan menurut ketentuan bank sentral, batas aman Loan to Deposit Ratio suatu bank adalah 110. Loan to Deposit Ratio dapat pula digunakan untuk menilai strategi manajemen suatu bank. Manajemen bank yang konservatif biasanya cenderung memiliki Loan to Deposit Ratio yang relatif rendah, sebaliknya manajemen bank yang agresif memiliki Loan to Deposit Ratio yang tinggi atau melebihi batas toleransi. Universitas Sumatera Utara Nilai Loan to Deposit Ratio dapat ditentukan melalui suatu formula yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No.330DPNP Tanggal 14 Desember 2001 yaitu: LDR = Total Kredit x 100 Total Dana Pihak Ketiga + Equitas Dana pihak ketiga meliputi giro, tabungan dan deposito tetapi tidak termasuk giro dan deposito antarbank. Ekuitas yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia meliputi modal disetor pemilik bank, agio saham, berbagai cadangan laba ditahan berjalan, dan laba tahun berjalan.

4. Saham a. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang sering disebut efek atau sekuritas. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:5 “saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

b. Jenis-Jenis Saham

Saham dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis jika ditinjau dari beberapa sudut pandang. Universitas Sumatera Utara Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:6: 1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim a. Saham biasa Common Stock . mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan . pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut. b. Saham preferen Preferred Stock . saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor. . serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar dividen. . persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan convertible dengan saham biasa. 2. Ditinjau dari cara peralihannya a. Saham atas unjuk Bearer Stocks . pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. . secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b. Saham atas nama Registered Stocks . merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3. Ditinjau dari kinerja perdagangan a. Blue-Chip Stocks . saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stocks . saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Universitas Sumatera Utara . emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. . emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi. c. Growth Stocks 1 Well - Known . saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 2 Lesser – Known . saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki cirri growth stock. . umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten. d. Speculative Stocks . saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stocks . saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. . pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI, yaitu ETF Exchange Trade Fund adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi MI. Jenis saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham biasa common stock, dimana saham inilah yang sering diperdagangkan.

c. Perubahan Harga Saham

Harga suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham merupakan harga perdananya. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau Universitas Sumatera Utara menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan harga saham dapat dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: ∆Harga Saham = Harga saham tahun X – Harga saham tahun X-1

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan di BEJ Anita Ardiani 2007 Capital Adequacy Ratio, Return on Risked Assets, Net Profit Margin, Return on Assets, rasio BOPO, Loan to Deposit Ratio Secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya CAR, RORA, LDR yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan NPM, ROA, BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Pengaruh Tingkat Loan to Deposit Ratio LDR Terhadap Profitabilitas Bank Anggi Suwand hani 2008 Loan to Deposit Ratio LDR dan Return on Asset ROA Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Asset ROA. 3. Pengaruh Tingkat Capital Adequacy Ratio dan Pendapatan Operasional Terhadap Tingkat Pertumbuhan Laba Operasional Perbankan Luri Lidia Rahayu 2008 CAR, Pendapatan Operasional, dan Pertumbuhan Laba Operasional Capital Adequacy Ratio dan pendapatan operasional berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap pertumbuhan laba operasional. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 10

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 17

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN Analisis Camel Sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008 – 2012.

0 1 13

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN Analisis Camel Sebagai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008 – 2012.

0 2 14

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABAPADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 1 15

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

Pengaruh Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Bank terhadap Perubahan Harga Saham Biasa Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1 3 26

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 141

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 26