Unsur-unsur Islam Dalam Musik Gambang Kromong dan Tari
kongahyan dan sukong. Sedangkan yang lainnya terdiri dari alat musik pribumi seperti gambang, kromong, gendang, kecrek, dan gong.
36
Asal mula musik Gambang Kromong tidak bisa terlepas dari akulturasi budaya Tionghoa, dalam hal ini Nie Hoe Kong yang telah memiliki andil besar
dalam menghadirkan suatu perpaduan musik yang harmonis antara unsur pribumi dan unsur Tionghoa. Nie Hoe Kong adalah seorang pemusik keturunan Tionghoa
yang tinggal di Jakarta pada pertengahan abad ke 18.
37
Dia lah yang berhasil menggabungkan beberapa alat musik yang berasal dari Cina dengan alat-alat
musik yang biasa dimainkan dalam gamelan seperti pelog dan selendro. Gambang kromong dahulu hanya diperuntukkan sebagai hiburan untuk
mengiringi tari Cokek dan sebagai musik pengiring dalam pertunjukan teater lenong Betawi.
38
Biasanya tari cokek diperuntukan sebagai hiburan pada sebuah pesta pernikahan. Dalam tari cokek ada satu kebiasaan yang disebut ngibing.
Ngibing adalah istilah bagi penari cokek untuk menari bersama para tamu, menggunakan selendang yang disebut cukin atau soder. Dahulu pertunjukan
36
Rachmat, Syamsudin dan Dahlan, Petunjuk Praktis Latihan Dasar Bermain Gambang Kromon, Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 1996, h.5.
37
Penulis mendapatkan data yang tidak diterbitkan oleh LKB, berupa hasil transkip wawancara dengan etnis Tionghoa bernama Phoa Kian Soe, seorang penulis naskah film
dokumenter Anak Naga Beranak Naga, Gambang Kromong:Akulturasi Budaya Tionghoa Betawi. Phoa Kian Shoe memaparkan bahwa tidak ada keterangan jelas tentang asal usul gambang
kromong sebagai musik akulturasi Betawi-Tionghoa. Tetapi ada satu pendapat umum yg mengatakan bahwa Gambang Kromong mulai diperkenalkan oleh seorang keturunan Tionghoa
bernama Kapiten Nie Hoe Koeng yang tinggal di Jakarta. Pada saat itu gambang kromong dimainkan untuk memeriahkan sebuah pesta, untuk memeriahkan acara pesta mereka membawa
lima musik orkes Gambang, singkat cerita setela pesta selesai, kelima alat musik tersebut diserahkan oleh sang kapiten Nie Hoe Koeng. Alhasil terus berkembang menjadi musik gambang
kromong yang kita kenal sekarang ini, dengan akulturasi kromong sebagai alat musik asli pribumi.
38
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sibroh Malisi selaku bagian pemasaran dan kesenian Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, kini fungsi gambang kromong bukan
sebatas untuk pengiring tari cokek dan teater lenong saja, sekarang fungsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Betawi, bisa untuk sekedar musik pembuka dalam acara formal
ataupun non-formal, bisa untuk syiar Islam atau menyampaikan berbagai hal positif lain, semua tergantung kebutuhan si pengguna gambang kromong.
gmbang kromong seringkali dikaitkan dengan perayaan-perayaan yang diwarnai dengan pergaulan bebas, alkohol, dan judi.
39
Hal demikian jelas bertentangan dengan Islam sebagai warna dasar dari Betawi. Oleh karena itu gambang kromong
mendapat penolakan keras dari masyarakat Betawi sebagai musik Betawi. Kemudian pada masa perkembangannya sekitar tahun 70-an pemerintah
daerah bersama beberapa perwakilan masyarakat Betawi secara sadar melalukan pembaharuan pada setiap unsur dalam penampilan gambang kromong. Bukan
dengan menciptakan jenis gambang kromong baru tetapi mengadopsi nilai-nilai Islam dengan cara menghilangkan prosesi ngibing, nyawer dan prosesi lain yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam. Saat ini gambang kromong sebagai musik Betawi mempunyai fungsi yang
lebih luas, dari fungsi awalnya sebagai hiburan saja. Kini pertunjukkan gambang kromong dapat diaplikasikan dengan kebutuhan dan kepentingan lain untuk bisa
menyebarkan nilai atau pesan moral bagi masyarakat umum. Seperti fungsi gambang kromong di Perkampungan Setu Babakan sebagai media sosialisasi
Badan Narkotika Nasional dalam melakukan pencegahan penggunaan narkotika kepada masyarakat.
Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan bang dokter selaku pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan tentang semakin luasnya
fungsi gambang kromong sekarang ini :
”Dulu gambang kromong hanya dimainkan pada pesta pernikahan atau khitanan aja, tetapi sekarang sudah berkembang lebih luas. Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan beberapa waktu lalu telah menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional dalam upaya memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada masyarakat luas.
39
Wawancara dengan bang Yahya Andi Saputra, selaku budayawan Betawi di LKB, beliau membenarkan bahwa gambang kromong dahulu selalu diasosiasikan dengan pergaulan bebas, judi,
dan, alkohol. Sekarang ini hal semacam itu sudah tidak ditemukan lagi, tapi bukan berarti tidak ada.
Caranya dengan menjadikan gambang kromong sebagai media komunikasi yang diangap lebih efektif, ketimbang penyuluhan dalam bentuk seminar
”
.
40
Kerjasama yang dilakukan antara kelompok musik gambang kromong sanggar seni Setu Babakan dengan Badan Narkotika Nasional di atas telah
menunjukkan indikasi perkembangan unsur maupun fungsi dalam gambang kromong menuju arah lebih baik. Perubahan unsur dan fungsi yang menyesuaikan
diri pada nilai dan ajaran Islam sebagai marwah budaya Betawi tentunya bisa membantu serta menjaga eksistensi musik gambang kromong sebagai musik
tradisional Betawi. Dengan demikian penegasan warna Islam dalam pertunjukan gambang kromong telah menutup kemungkinan adanya penolakan masyarakat
Betawi terhadap kesenian ini. Selanjutnya unsur-unsur Islam dalam pertunjukan gambang kromong
nampak pada pemakaian busana. Kini pakaian penyanyi wanita gambang kromong sudah tidak lagi memperlihatkan auratnya. Pakaian yang digunakan oleh
para pemain gambang kromong kini telah diintegrasikan dengan nilai Islam. Seperti dalam penampilan salah satu kelompok gambang kromong Jali Putra yang
dalam penampilannya, para pemain musik laki-laki menggunakan baju koko lengkap dengan peci hitam. Indikasi adanya unsur Islam disini bukan sebatas pada
penggunaan jilbab bagi penyanyi perempuan atau baju koko dan peci bagi pemain musik laki-laki.
41
40
Wawancara dengan Sibroh Malisi selaku koordinator kesenian dan pemasaran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Selasa 22 Juli 2014, pukul 16:30 WIB
41
Hasil pengamatan penulis terhadap kelompok gambang kromong Jali Putra di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam acara Pembukaan Festival Kebudayaan
Betawi, Sabtu 8 Agustus 2014.
Kelompok Gambang Kromong Jali Putra di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
42
:
Adanya unsur-unsur Islam dalam pertunjukan gambang kromong tampak dalam beberapa hal, pertama telah dihapuskannya prosesi ngibing, tarian dengan
gerakan erotis, perilaku judi, mabuk dan tindakan lain yang tidak sesuai dengan nilai Islam. Kedua perkembangan fungsi gambang kromong yang semakin luas
dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Betawi, berfungsi sebagai musik pembuka dalam acara formal ataupun non-formal, berfungsi sebagai media
dakwah atau menyampaikan berbagai hal positif lain, semua tergantung kebutuhan si pengguna gambang kromong
.
43
Ketiga jenis lagu-lagu yang dibawakan seperti stambul, jali-jali, cente manis dan persi, berisi pesan mora,
cerita kehidupan atau lelucon Betawi, tidak ada lirik lagu dalam gambang kromong yang mengandung pesan vulgar.
44
Keempat kostum para pemain musik
42
Dokumentasi penulis tanggal 9 Agustus 2014 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
43
Pernyataan dari hasil wawancara dengan salah satu ulama lokal di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, bapak Gumin Has, Minggu 10 Agustus 2014.
44
Ninuk Kleden-Probonegoro,Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik, Jakarta:Yayasan Obor dan Yayasan Asosiasi Tardisi Lisan, h.52.
dan penyanyi wanita yang kini telah sopan dengan pakaian yang menutup auratnya.
Jadi, keberadaan unsur-unsur Islam dalam gambang kromong bukan sekedar menunjukan nilai Islam secara simbolis, tetapi setiap bagian setiap proses dalam
gambang kromong telah terintegrasi dengan ajaran dan nilai Islam, sopan dalam bergerak, sopan dalam berbusana, sesuai dengan Islam sebagai nilai yang menjadi
pedoman hidup masyarakat Betawi. Selanjutnya, unsur-unsur Islam dalam tari ronggeng blantek tampak pada
kostum tari yang gunakan. Kebaya berwarna muda dengan panjang lengan sampai telapak tangan, panjang kain sebatas mata kaki, menjadi indikasi bahwa kostum
yang digunakan dalam tarian ronggeng blantek telah disesuaikan dengan nilai Islam. Berikut adalah gambar baju kebaya Ronggeng Blantek berwarna merah
muda
45
:
Unsur-unsur Islam dalam tari ronggeng blantek tampak terlihat pada kostum tari yang menutup aurat wanita, musik pengiring serta komposisi gerak yang
45
Dokumentasi penulis, baju kebaya Rongeng Blantek milik sanggar Seni Betawi Setu Babakan.
sopan. Sama halnya dengan gambang kromong, unsur-unsur Islam dalam tari ronggeng blantek disampaikan secara tersirat dalam gerak tari dan busananya
bukan dengan menampilkan simbol Islam secara mutlak. Hal menarik dari kedua kesenian ini adalah, ketika agama sebagai pedoman hidup masyarakat dapat
diintegrasikan ke dalam produk kebudayaan, yaitu seni.