Sejarah Etnis Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya komunitas etnik secara universal. Pertama, adanya kesadaran diri sendiri atau self conciousness. 5 Kesadaran sendiri ini membutuhkan peran seorang pemimpin khingship atau kelompok terdidik yang mampu menyuarakan dan menegaskan eksistensi mereka sebagai kelompok dengan identitasnya sendiri. Selain itu dibutuhkan momentum atau waktu yang tepat bagi mereka untuk mengenalkan identitas kelompoknya. Kedua, adanya bentrok atau perlawanan fisik. Umumnya perlawanan ini adalah akibat dari tekanan penguasa dan perlakuan sosial yang merugikan mereka, secara sadar kelompok etnis ini akan bersama-sama menggalang kebersamaan, menegaskan kekhasan dan perbedaan mereka dengan komunitas lain di luar mereka. 6 Faktor-faktor itu juga berlaku atas terbentuknya etnis Betawi di Jakarta. Beralih ke Perkampungan Setu Babakan, berbicara sejarah etnis masyarakat Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, mereka adalah kesatuan dari sejarah panjang terbentuknya etnis Betawi di Jakarta. Faktor pembentuk etnis Betawi di Jakarta sama dengan faktor pembentuk etnis Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Faktor pembentuk identitas itu adalah: kesamaan wilayah geografis, kesamaan adat istiadat, ciri khusus atau kekhasan, mitos, asal usul, bahasa dan agama. 7 Hadirnya Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan saat ini, adalah jawaban dari semakin terdesaknya kebudayaan dan masyarakat Betawi karena 5 Abdul Azis, Islam dan Masyarakat Betawi, Jakarta: LP3S, 1998, h. 33 6 Abdul Azis, Islam dan Masyarakat Betawi, h. 35 7 Anthony D Smith, The Ethnic Revival, Cambridge: Cambridge University Press, 1982, h. 64-65 perubahan fisik dan sosial kota Jakarta yang kian hari populasinya semakin bertambah karena datangnya para migran dari berbagai daerah di Indonesia. Semakin terdesaknya keberadaan masyarakat Betawi adalah bentuk penguasaan wilayah yang menjadi salah satu faktor terbentuknya etnis Betawi di Jakarta, kata Abdul Azis dalam bukunya Islam dan Masyarakat Betawi. Etnis Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah masyarakat Betawi yang telah menetap lama, berkehidupan, dan melanjutkan keturunan di kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, maupun di wilayah-wilayah lain di Jakarta yang menjadi kantong-kantong komunitas masyarakat Betawi tinggal. 8 Mereka telah sejak lama bahakan sebelum tahun 2004 saat Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan resmi menjadi kawasan konservasi budaya Betawi di DKI Jakarta. Pesatnya perkembangan kota Jakarta menjadi kota metropolitan sekarang ini, telah menyebabkan semakin menghilangnya keaslian desa khas kelompok ernis Betawi. Oleh karenanya, masyarakat didukung Pemerintah Daerah secara bersama-sama berusaha melestarikan kehidupan masyarakat dan budaya Betawi yang dipusatkan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah Jakarta Selatan. 9 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah kawasan konservasi budaya Betawi di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan ini menempati lahan seluas 165 ha. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan 8 Hasil wawancara dengan ibu Juriyah, beliau adalah salah seorang warga yang tinggal di perkampungan Setu Babakan sejak tahun 2000. Dulu sekitar tahun 70-an beliau tinggal di kawasan Sawah Besar salah satu wilayah konsentrasi masyarakat Betawi di Jakarta. 9 Wawancara dengan bapak Sibroh Malisi tanggal 11 Juli 2014, pukul 15 : 00 Gubernur No 92 Tahun 2000 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus tahun 2000. 10 Diatur juga dalam Perda Nomor 3 tahun 2005 tentang aturan peruntukan lahan, 60 adalah kawasan setu, terdiri dari Setu Babakan dan Setu Manga Bolong, dan sisanya diperuntukan untuk pemukiman masyarakat. 11 Pembentukan kawasan perkampungan budaya betawi Setu Babakan ini dilatarbelakangi atas gagalnya kawasan Condet yang sebelumnya ditetapkan sebagai ikon budaya Betawi, 12 tetapi karena laju perkembangan pembangunan yang begitu pesat, kawasan Condet secara perlahan mulai kehilangan nilai-nilai Betawinya sebagai cagar budaya. Maka seiring berjalannya waktu, ditetapkanlah kawasan Setu Babakan sebagai perkampungan budaya Betawi. 13 Kesadaran masyarakat Betawi terhadap eksistensi etnisnya dan budayanya yang kian hari kian terdesak di tengah laju perkembangan Jakarta ini, bermula pasca Pralokakarya Pelestarian Kebudayaan Betawi di Jakarta tahun 1975 yang 10 Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Penataan Lingkungan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan, Bab II Kawasan Perkampungan Budaya Betawi pasal 2 : Kawasan perkampungan budaya Betawi terletak di kelurahan Srengseng Sawah kecamatan Jagakarsa kotamadaya Jakarta Selatan seluas 165 ha termasuk kawasan Situ Babakan dan kawasan Setu Mangga Bolong. http:www.jakarta.go.idwebprodukhukumdetails952 , diakses 25 Juni 2014 11 Peraturan Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 tahun 2005 tentang Penetapan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah, pasal 3 mengamanatkan “Dalam kawasan sebagaimana dimaksud pasa 2 ayat 1 dibentuk kelurahan tersendiri sebagai bagian dari Perkampungan Budaya Betawi”. Yang dimaksud kawasan sebagaimana dimaksudkan adalah kawasan Setu Babakan. 12 Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sibroh Malisi, ketua pemasaran dan kesenian Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, bahwa kegagalan Condet menjadi kawasan konservasi budaya Betawi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, Condet memiliki lahan yang sempit dan itu bukanlah lahan milik Pemerintah Daerah. Kedua dari segi demografi, cenderung asimilasi etnis Arab lebih dominan dibanding dengan masyarakat asli Betawi. Ketiga dari segi legalitas, bahwa kawasan Condet tidak diatur dalam Peraturan Daerah seperti halnya pada Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. 13 Wawancara penulis langsung dengan Bang Indra, pengurus Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, tanggal 11 Maret 2014. Bahkan telah ada wacana untuk perluasan Kawasan Setu Mangga Bolong sebagai kelanjutan wilayah konservasi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. menghasilkan setidaknya dua point penting bagi awal titik balik Betawi 14 , yaitu: kebanggaan bagi gubernur Jakarta untuk menyebut dirinya sebagai orang Betawi serta dibentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi. 15 Tindak lanjut dari terbentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi adalah berawal dari impian LKB beserta BAMUS Badan Musyawarah Betawi pada tahun 1978 yang menginginkan adanya sebuah tempat yang berfungsi sebagai kawasan konservasi budaya Betawi untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya Betawi. 16 Maka Setu Babakan dianggap sebagai wilayah yang bisa mewakili eksistensi dan jati diri masyarakat Betawi di DKI Jakarta, setelah Condet gagal menjadi kawasan konservasi budaya Betawi. Pemilihan Setu Babakan sebagai lokasi konservasi budaya Betawi tentunya dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan dari berbagai pilihan tempat. Pada waktu itu dipilih beberapa tempat seperti : Kemayoran di Jakarta Pusat, Kampung Marunda di Jakata Utara, Kampung Setu di Jakarta Timur, Srengseng di Jakarta Barat dan Setu Babakan di Jakarta Selatan. 17 Akhirnya Setelah melalui berbagai proses dan musyawarah, maka dipilihlah Setu Babakan sebagai lokasi konservasi budaya Betawi. Suasana lingkungan yg asri dengan kehidupan masyarakat yang tetap bertahan menjaga eksistensi budaya 14 Berdasark an hasil penelitian Yasmine Z Shahab dalam bukunya yang berjudul “Identitas dan Otoritas Rekonstruksi Budaya Betawi” tentang kesadaran masyrakat betawi akan jati diri dan budayanya yang mulai terjadi sejak tahun 1970an , kemudian berlanjut dari 1989-1992, dia menyebutnya sebagai proses rekacipta tradisi betawi dan dianggap sebagai ttik balik keBetawian. 15 Yasmine Zaki Shahab, Strategi Adaptasi Masyarakat Betawi Menjawab Tantangan Mutietnis Jakarta dalam Identitas dan Otoritas Rekonstruksi Tradisi Betawi, Depok : Laboratorium Antropologi FISIP, 2004, h 22. 16 Merpati Archipelago, Setu Babakan Perkampungan Budaya Betawi Yang Masih Tersisa, edisi Juni 2012, h 18. 17 Wawancara langsung dengan Bang Indra, pengurus Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, tanggal 11 April 2014. Betawi di tengah laju pembangunan Jakarta adalah alasan terpilihnya kawasan Setu Babakan sebagai cagar budaya Betawi. Berikut pernyataan dr Sibroh Malisi mengenai peresmian Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sebagai kawasan konservasi budaya Betawi : “ Secara resmi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya Betawi pada tahun 2004. Bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke 474. Untuk memperkuat fungsi pengelolaan cagar budaya Betawi, dibuatlah Perda tahun 2005, perda yang berisi tentang pembentukan Lembaga Pengelola Budaya Betawi” . 18

B. Gambaran Umum Masyarakat Betawi di Perkampungan Budaya

Betawi Setu Babakan Setu Babakan adalah kawasan konservasi dan cagar budaya Betawi yang terletak di kota administrasi Jakarta Selatan. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan wadah pengembangan dan pelestarian budaya Betawi seperti kesenian, adat istiadat, folklore, kesusastraan dan kebahasaan, serta arsitektur bangunan dengan ciri khas Betawi. 19 Berikut adalah gambaran umum Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

1. Kondisi Geografis Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Setu Babakan adalah kawasan konservasi dan cagar budaya Betawi dengan luas 289 Ha, yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomnor 3 Tahun 2005. terletak di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan. Perkampungan Budaya Betawi seluas kurang lebih 18 Wawancara penulis dengan Bapak Sibroh Malisi, Koordinator Kesenian dan Pemasaran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, tanggal 15 Mei 2014. 19 http:lembagakebudayaanbetawi.comagendasetu-babakan , diakses 10 Juli 2014 289 hektar ini meliputi kawasan pemukima penduduk, hutan kota, Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. 20 Letak Perkampungan Budaa Betawi Setu Babakan berbatasan dengan, sebelah utara: jalan Mochamad Kahfi II sampai jalan Desa Putra, sebelah timur: jalan Desa Putra, jalan Pratama, jalan Wika, jalan Mangga Bolong dan jalan Lapangan Merah. Kemudian sebelah selatan berbatasan dengan batas wilayah provinsi DKI Jakarta dengan kota Depok, dan sebelah barat berbatasan dengan jalan Mochamad Kahfi. 21

2. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Betawi di Perkampungan Budaya

Betawi Setu Babakan Selain untuk menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat masyarakat Betawi, salah satu tujuan didirikannya Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat melalui pengembangan objek wisata dan rekreasi. 22 Berdasarkan indikasi di atas maka pola kehidupan ekonomi masyarakat Betawi di Perkampungan Setu Babakan adalah dengan memanfaatkan dan mengelola potensi wisata dan rekreasi budaya di Setu Babakan. Kebanyakan dari mereka berwirausaha dengan membuat kerajinan tangan khas Betawi, menyajikan kuliner Betawi, melakukan budidaya ikan dalam keramba, mengelola rumah Batik Betawi. 23 Selain itu berkembang pula beberapa usaha industri rumahan seperti 20 Laporan Akhir Kajian Pembentukan Kelurahan Setu Babakan di Kecamatan Jagakrasa Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta, Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2011, h.v2. 21 Sumber yang tidak diterbitkan milih Kecamatan Jagakarsa Jakata Selatan. 22 http:www.porosnews.comkenali-betawi-lewat-setu-babakan , diakses 10 September 2014 . 23 http:www.jakarta.go.idv2news201210potensi-ekonomi-pbb-harus-bisa-hidupi- warga.VBoc1pR_vp9 diakses 10 September 2014. industri rumah tangga bir pletok, kerupuk gendar, dodol dan cinderamata ondel- ondel, 24 . Kemungkinan masih akan terbuka lebih banyak lagi industri rumahan serta potensi ekonomi yang bisa dikembangkan melalui eksistensi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sebagai kawasan konservasi budaya, riset dan edukasi.

3. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Betawi di Perkampungan

Budaya Betawi Setu Babakan Agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia sebagai mahluk sosial. Manusia menerima agama sebagai suatu nilai kebenaran yang membantunya memberi petunjuk menjalani kehidupan. Nilai-nilai agama telah membentuk sistem sosial dan budaya suatu masyarakat, sehingga agama menjadi unsur dominan yang membentuk cara pandang, pola fikir, tingkah laku serta membentuk sistem sosial dalam suatu masyarakat. 25 Bagi setiap orang dan setiap kelompok yang hidup dalam masyarakat, konsep tentang agama adalah bagaian tak terpisahkan dari pandangan hidup dan pengalaman mereka. Agama telah menentukan pola fikir atau cara pandang serta tingkah laku setiap individu dalam suatu masyarakat. Hal demikian berlaku pada agama masyarakat di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Kaitan agama dengan masyarakat Betawi adalah Betawi dan Islam merupakan dua sisi dari mata uang. Ada sebuah legenda yang sampai saat ini masih hidup di tengah masyarakat Betawi tentang nenek moyang etnis Betawi dan 24 Laporan Bulanan Kelurahan Srengseng Sawah, Juni 2011. Tabel industri rumah tangga di Setu Babakan ada dalam lampiran 25 Imam Subchi, Agama Masyarakat Keturunan Arab, Al-Turas Vol 12 No 2 Mei 2006 , h. 135