kejujuran Penanaman Nillai-nilai Kejujuran dan Kedisiplinan melalui Pendidikan
25
tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa belajar dan terdidik tanpa melalui proses pendidikan. Manusia yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah para Nabi dan
Rasul Allah. Kedua, akhlak melalui cara berjuang secara bersungguh-sungguh mujahadah dan latihan riyadlah yaitu membiasakan diri melakukan akhlak-
akhlak mulia. Ini yang dapat dilakukan oleh manusia biasa dengan belajar dan kategori ini disebut dengan pendidikan akhlak.
Akhlak adalah segala sesuatu yang menyiratkan bahwa perlakuan apapun dalam hidup kita, yang dilakukan secara berulang, serta dilakukan secara spontan
dengan tanpa memikirkannya, terlepas itu baik atau buruk. Dan akhlak hanya bisa dinisbatkan kepada manusia, karena manusia memiliki dua aspek sekaligus yang
hanya salah satu dari keduanya dimiliki oleh malaikat dan hewan, maka salah satu dari keduanya akan mengukung manusia.
manusia yang terkungkung oleh syahwatnya, derajatnya akan menjadi lebih hina dibandingkan dengan hewan, dan
sebaliknya, jika manusia dikuasai oleh akalnya, maka manusia akan menjadi lebih mulia dari malaikat.
Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, karena sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan banyak komunikasi, dan komunikasi yang baik hanya akan
terjalin dengan menggunakan akhlak yang baik. Ajaran Islam menjadikan Al- Qur‟an
dan As-Sunnah sebagai dasar akhlak, dan menjadikan kedua sumber tersebut sebagai ukuran baik dan buruknya sebuah akhlak. Serta Islam tidak menapikan akal dan
nurani sebagai alat untuk menentukan nilai baik dan buruk. Akhlak mulia juga dapat dipupuk melalui proses melawan hawa nafsu.
Seseorang memiliki akhlak mulia selagi dia berjaya melawan dan dapat menundukkan hawa nafsunya. Menundukan hawa nafsunya bukan bermakna
membunuhnya tetapi hanya mengawal dan mendidiknya agar mengikuti panduan akal dan agama. Menundukkan hawa nafsu merupakan satu pekerjaan yang sangat
sukar. Sebab hawa nafsu ini sendiri merupakan sebahagian dari diri kita dan keberadaannya tetap diperlukan. Di sinilah letak kesukaran menundukkannya .
Rasulullah SAW menyifatkan hawa nafsu sebagai musuh yang paling besar. “Pendidikan akhlak yang islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di zaman
sekarang ini. Karena kebudayaan yang baik dari suatu bangsa tidak menjamin
26
memiliki akhlak dan perilaku yang baik bagi bangsa tersebut”.
24
Setiap sesuatu pasti ada tujuanya. Secara umum akhlak dalam Islam memiliki tujuan akhir yaitu
menggapai suatu kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT serta disenangi sesama makhluk. dalam hal ini ada beberapa tujuan yang dasar dari
pendidikan akhlak, dari beberapa tujuan pendidikan akhlak ini tentunya berdasarkan tujuan yang lebih subtansial dan esensial, sebagaimana tujuan hidup dan tujuan
pendidikan menurut Islam. Asma Hasan Fahmi menyebutkan empat akhlak yang harus dimiliki
anak didik, yaitu: seorang anak didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum ia menuntut ilmu, seorang anak didik
harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi jiwa dengan sifat keutamaan mendekatkan diri kepada Tuhan, seorang anak didik harus
tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan bersedia merantau, seorang anak murid wajib menghormati guru.
25
Hal itu dapat terlaksana dengan efesien dan efektif apabila guru mempunyai wawasan kependidikan yang mantap serta menguasai berbagai strategi belajar
mengajar. “Penguasaan berbagai strategi belajar mengajar akan memberi peluang
untuk memilih variasi kegiatan belajar mengajar yang bermakna, dalam kegiatan belajar mengajar akan sangat bermanfaat bukan hanya dalam pencapaian siswa di
sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperkuat kebiasaan belajar terus menerus sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup
”.
26
Pembentukan pendidikan akhlak bagi siswa yaitu dengan berakhlak serta membiasakan anak-anak kepada tingkah laku yang baik sejak kecil hal itu prlode
yang sangat penting bagi perkembangan moralitas anak. Para filosof Islam sepakat bahwa sangatlah penting pembentukan pendidikan moralitas bagi anak, sehingga
haruslah menjadi perhatian serius. Sebagaimana pepatah lama mengatakan bahwa pendidikan di waktu kecil ibarat melukis di atas batu pendidikan di waktu besar
ibarat melukis di atas air.
24
. Fadlil Yani Ainusysyam, pendidikan akhlak, h. 19
25
. Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, h. 134- 135
26
. Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, cet. 2, h. 174
27
Pembentukan akhlak yang paling utama adalah ditanamkan diwaktu kecil, maka apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik dan
kemudian telah menjadi kebiasaannya maka ia akan sukar meluruskannya. Artinya bahwa pendidikan akhlak atau budi pekerti yang luhur wajib dimulai di rumah,
dalam keluarga, atau disekolah dan jangan dibiarkan anak-anak hidup tanpa pendidikan, bimbingan, petunjuk, bahkan sejak kecil hendaklah dididik dengan
penuh arif, sehingga ia tidak terbiasa dengan adat kebiasaan yang tidak baik. Setiap orang bisa mendapatkan akhlaq yang mulia, hal ini dapat dilakukan dengan
cara membiasakan, bersungguh-sungguh, dan melatih dirinya. Maka, ia dapat menjadi orang yang berakhlaq mulia dengan beberapa perkara, di antaranya
Menurut Ibnu Maskawaih istilah akhlak atau khuluk, adalah “akhlak sebagai
suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan kebiasaan sehari-
hari”.
27
Adapun Al- Ghazali dalam kitabnya, menyebutkan: suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.
Sedangkan menurut Farid Ma‟ruf mendefinisikan “akhlak sebagai kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.
28
Dengan mempelajari ilmu akhlak, kita mengetahui mana akhlak yang baik dan mana yang tidak baik. Tetapi tujuan mempelajari ilmu akhlak itu, bukanlah
semata-mata mengetahuinya saja, melainkan untuk mempengaruhi kehendak dan kemauan kita, supaya bersungguh-sungguh mengerjakan dan mengusahakan akhlak
yang baik dan meninggalkan akhlak yang tidak baik. Ilmu akhlak tiada perfaedah, kalau tidak disertai dengan kemauan yang keras untuk menurut segala peraturannya.
“Pendeknya pendidikan akhlak, tidak cukup dirumah dan disekolah saja, melainkan harus disertai dengan pendidikan rumah tangga, permainan dan pergaulan yang baik
serta masyarakat umumnya, bahkan pendidikan rumah tangga lebih berpengaruh dari pendidikan sekolah
”.
29
27
. Pendidikan akhlak., h. 21
28
. Ibid,. h. 21
29
. Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1992, h. 37