Mekanisme Pembelaan Diri Pemberhentian Anggota.

tindakan keputusan tersebut kepada seluruh organisasi diatas dan dibawah. 2 Pemberhentian Sementara: Pemberhentian sementara kepada pengurus FORKABI ditetapkan oleh pimpinan organisasi satu jenjang diatas kepengurusan yang bersangkutan 3 Pemberhentian Tetap: Pemberhentian tetap kepada pengurus FORKABI ditetapkan oleh rapat pleno DPP Dewan Penasehat, dewan Pembina, Departemen setelah berkonsultasi dengan pimpinan organisasi yang bersangkutan dan pimpinan organisasi satu jenjang diatas kepengurusan yang bersangkutan.

6. Mekanisme Pembelaan Diri

a. Pembelaan Diri secara Tertulis: 1 Pembelaan diri secara tertulis dilakukan oleh anggota FORKABI yang ditujukan kepada DP Subran dengan menyampaikan tindakannya kepada DPC dan DPP. 2 Pembelaan diri secara tertulis dilakukan poleh pengurus FORKABI yang ditujukan kepada pimpinan organisasi yang bersangkutan dengan menyampaikan tindakannya kepada seluruh pimpinan organisasi diatas dan di bawahnya. b. Hadir dalam sidang pembelaan diri. 1 Angggota FORKABI yang diberhentikan sementara diminta hadir dalam sidang pembelaan diri dalam rapat pleno DPC Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Departemen setelah berkonsultasi dengan pimpinan organisasi yang bersangkutan dan pimpinan organisasi satu jenjang diatas kepengurusan yang bersangkutan. 2 Pengurus FORKABI yang diberhentikan sementara diminta hadir dalam sidang pembelan diri dalam rapat pleno pimpinan organisasi satu jenjang di atas kepengurusan yang bersangkutan.

7. Pemberhentian Anggota.

Anggota berhenti karena: a. Meninggal dunia. b. Atas permintaan sendiri c. Diberhentikan dengan keputusan pimpinan organisasi sebagaimana termaksud dalam pasal bentuk-bentuk sanksi. 40 40 ADART FORKABI, h. 13-15

BAB IV PARTISIPASI POLITIK FORKABI

DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007

A. Pilkada DKI Jakarta 2007

Semarak menyambut pesta demokrasi dalam rangka memilih Gubernur DKI Jakarta telah terasa. Warga Jakarta pun mulai menimbang-nimbang, siapa kira-kira calon gubernur yang tepat untuk dipilih. Pastinya dengan harapan orang yang dipilih itu mampu memimpin Ibukota Negara RI ini dengan baik. Pemimpin yang tahu akan kondisi warganya yang memiliki latar belakang budaya, agama, profesi dan strata sosial ekonomi yang beragam. Pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan untuk membangun Jakarta sebagai kota yang maju. Bukan hal yang mudah untuk memimpin provinsi yang berpenduduk sekitar 8 juta jiwa ini. Jakarta sudah menjadi kota metropolitan dan modern dengan segudang persoalan. Masalah yang dihadapi bukan hanya dari segi ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, maupun politik. Selain diidamkan sebagai hunian yang nyaman, Jakarta juga diidamkan sebagai kota bisnis dan pusat pemerintahan negara yang aman. Pemilihan Kepala Daerah Pilkada secara langsung menjadi isu sentral dalam diskursus politik nasional dan dipandang sebagai bagian integral dari proses perwujudan otonomi daerah. Pelaksanaannya menjadi momentum yang sangat penting bagi proses demokratisasi politik di tingkat lokal. Pelaksanaan pilkada langsung dapat dikatakan sebagai bentuk pengukuhan terhadap otonomi rakyat daerah dalam menentukan kepala pemerintahan daerah.