BAB IV PARTISIPASI POLITIK FORKABI
DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007
A. Pilkada DKI Jakarta 2007
Semarak menyambut pesta demokrasi dalam rangka memilih Gubernur DKI Jakarta telah terasa. Warga Jakarta pun mulai menimbang-nimbang, siapa
kira-kira calon gubernur yang tepat untuk dipilih. Pastinya dengan harapan orang yang dipilih itu mampu memimpin Ibukota Negara RI ini dengan baik. Pemimpin
yang tahu akan kondisi warganya yang memiliki latar belakang budaya, agama, profesi dan strata sosial ekonomi yang beragam. Pemimpin yang memiliki visi
jauh ke depan untuk membangun Jakarta sebagai kota yang maju. Bukan hal yang mudah untuk memimpin provinsi yang berpenduduk
sekitar 8 juta jiwa ini. Jakarta sudah menjadi kota metropolitan dan modern dengan segudang persoalan. Masalah yang dihadapi bukan hanya dari segi
ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, maupun politik. Selain diidamkan sebagai hunian yang nyaman, Jakarta juga diidamkan sebagai kota bisnis dan pusat
pemerintahan negara yang aman. Pemilihan Kepala Daerah Pilkada secara langsung menjadi isu sentral
dalam diskursus politik nasional dan dipandang sebagai bagian integral dari proses perwujudan otonomi daerah. Pelaksanaannya menjadi momentum yang
sangat penting bagi proses demokratisasi politik di tingkat lokal. Pelaksanaan pilkada langsung dapat dikatakan sebagai bentuk pengukuhan
terhadap otonomi rakyat daerah dalam menentukan kepala pemerintahan daerah.
Idealnya pemerintahan yang dipilih secara langsung akan dapat melaksanakan fungsi dan kebijakannya sesuai dengan aspirasi masyarakat, karena diadakannya
pilkada secara langsung bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah.
Pemilihan Kepala Daerah Pilkada adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh
penduduk setempat yang memenuhi syarat. Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah di pilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Dasar
hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada belum
dimasukan kedalam rezim pemilihan umum pemilu. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sejak berlakunya Undang Undang Nomor
22 Tahun 2007 tentang penyelengaraan pemilihan umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga resmi bernama Pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah. Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pemilihan kepala daerah
Pilkada adalah instrument untuk meningkatkan partisipasi demokrasi dan memenuhi semua unsure yang diharapkan. Apalagi sebenarnya pilkada adalah
sebuah demokrasi yang bersifat local yang bertujuan untuk memperkuat legitimasi demokrasi. Di negara-negara lain, keberhasilan pilkada tidak dapat berdiri sendiri
tetapi di dukung dengan kematangan partai dan actor politik, budaya politik di masyarakat, dan kesiapan dukungan administrasi penyelenggaraan pilkada.
Kondisi politik local yang sangat heterogen, kesadaran dan pengetahuan politik masyarakat yang rendah, jeleknya system pencatatan kependudukan, dan
penyelenggaraan pemilihan sering menyebabkan kegagalan tujuan pilkada.
Maka dari itu masyarakat DKI Jakarta harus berpartisipasi aktif dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 dengan menggunakan hak pilihnya dan mensukseskan
jalannya Pilkada untuk memilih dan menentukan pemimpin yang benar-benar mampu mewujudkan impian-impian dari masyarakat yang majemuk.
B. Partisipasi Politik FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007