Partisipasi Politik dalam Islam

3. Memiliki tujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah Segala bentuk kegiatan politik baik yang legal maupun illegal merupakan partisipasi politik jika bertujuan untuk mempengaruhi setiap kebijakan pemerintah. Oleh karena itu Huntington dan Juan Nelson memasukkan demontrasi, gerakan-gerakan protes, huru hara dan pemberontakan sebagai bentuk kegiatan partisipasi. Hal ini didasarkan pada inti dari tujuan dari kegiatan tersebut yaitu untuk mempengaruhi keputusan pemerintah. 10

B. Partisipasi Politik dalam Islam

Kajian persoalan rakyat, status hak-hak dan kewajibannya seperti partisipasi politik dibahas dalam fiqh siyasah dusturiyah. Permasalahan di dalam fiqh siyasah dusturiyah adalah hubungan antara pemimpin di satu pihak dengan rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya. Apabila hak pemimpin untuk ditaaati dan mendapat bantuan serta peranan masyarakat, maka kewajiban dari masyarakat adalah taat dan membantu serta berperan aktif dalam program-program yang disepakati untuk kemaslahatan bersama. Partisipasi politik merupakan kalimat yang terdiri dari dua kata dengan arti yang saling berdiri sendiri yaitu partisipasi dan politik, tetapi pada pendefinisian partisipasi politik semua bagian kata dimasukkan dalam satu makna. Dalam bahasa politik Islam, partisipasi politik disebut dengan musyarokah siyasiyah. Secara bahasa musyarokah siyasiyah berasal dari akar kata كرﺎﺷ dengan arti bersekutu. Adapaun siyasiyah diambil dari kata ﺔ ﺎ - سﻮ - سﺎ yang 10 Sammuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik Di Negara Berkembang, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994, h. 6-7 bermakna mengatur, mengendalikan, mengurus, atau membuat keputusan. Sedangkan secara terminology sebagaimana yang dikutip oleh Suyuthi Pulungan dari pendapat Ibnu Manzhur bahwa siyasah adalah mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang membawa pada kemaslahatan. 11 Sedangkan definisi yang singkat dan padat dikemukakan oleh Bahantsi Ahmad Fathi yang menyatakan bahwa siyasah adalah “pengurusan kepentingan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara”. Dalam ilmu politik partisipasi politik didefinisikan sebagai keikut sertaan warga negara dengan bentuk yang terorganisir dalam membuat keputusan- keputusan politik, dengan keikut sertaan yang bersifat sukarela dan atas kemauannya sendiri, yang didasari oleh rasa tanggung jawab terhadap tujuan- tujuan sosial secara umum, dalam koridor kebebasan berpikir, bertindak dan kebebasan mengemukakan pendapat. 12 Sayyid Salamah al-Khamisyi mendefinisikan bahwa partisipasi politik musyarokah siyasiyah adalah hasrat individu untuk mempunyai peran dalam kehidupan politik melalui keterlibatan administrativ untuk menggunakan hak bersuara, melibatkan dirinya di berbagai organisasi, mendiskusikan berbagai persoalan politik dengan pihak lain, ikut serta melakukan berbagai aksi dan gerakan, bergabung dengan partai-partai atau organisasi independent atau ikut serta dalam kampanye penyadaran, memberikan pelayanan terhadap lingkungan dengan kemampuan sendiri dan sebagainya. 13 11 Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 23 12 Sa’d Ibrahim Jum’ah dalam Muiz Ruslan, “Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, Solo, Era Intermedia, 2000, h. 98 13 Ustman Abdul Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, Solo, Era Intermedia, 2000, h. 46 Kamal al-Manuffi berpendapat dalam Muiz Ruslan, partisipasi politik adalah hasrat individu untuk berperan aktif dalam kehidupan politik melalui pengelolaan hak bersuara atau pencalonan untuk lembaga-lembaga yang dipilih, mendiskusikan persoalan politik dengan orang lain atau bergabung dengan organisasi-organisasi mediator. 14 Dari beberapa pendapat diatas dapat didefinisikan bahwa partisipasi politik Musyarokah Siyasiyah adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk melibatkan diri dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui pemungutan suara, menghadiri rapat umum, menjadi anggota partai politik atau kelompok kepentingan interest group, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dengan tujuan ikut serta dalam menentukan segala keputusan yang mempengaruhi hidupnya. Tujuan dari partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat adalah untuk memberikan pengaruh kepada keputusan-keputusan politik negara, atau bertujuan untuk mengahadapi berbagai problematika sosial masyarakat. 15 Partisipasi dalam politik merupakan kegiatan fundamental untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada pelaksana pemerintahan dan rakyat sebagai objek kebijakan. Disamping itu tingginya partisipasi politik menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi sehingga akan berdampak positif dalam memperkokoh pemerintahan. Salah satu syarat penting berdirinya suatu negara adalah rakyat. Maka unsur rakyat dalam sebuah negara sangat penting sebab secara nyata yang memiliki kepentingan agar negara berjalan dengan baik adalah rakyat. Oleh karena itu terciptanya peran rakyat dalam proses- 14 Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, h. 99 15 Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ihwanul Muslimin, h. 100 proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah sangat penting. Makin besar partisipasi masyarakat dalam politik maka makin demokratis kehidupan politik. Sebab ciri masyarakat demokratis adalah bangkitnya secara optimal peranan masyarakat dalam kehidupan berpolitik dan bernegara.

C. Bentuk dan Tingkat Partisipasi Politik