Determinasi dan EkstraksiSarang Burung Walet Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet

29 29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4. Ekstrak Air Sarang Burung Walet

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi dan EkstraksiSarang Burung Walet

Sarang burung walet putih yang diperoleh dari Bogor, Jawa barat dideterminasi di Laboratorium ornithologi Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hasil menunjukan bahwa sampel benar merupakan sarang burung walet putih dari burung walet putih Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821. Determinasi dilakukan untuk mengidentifikasi sampel. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 6. Sebanyak 50 gram sarang burung walet yang telah dipreparasi, diekstraksi menggunakan 1,5 L aquabidest, didapatkan ekstrak kering sebanyak 1,196 gram dengan besar rendemen 2,392. Karakteristik dari ekstrak air sarang burung walet adalah berbentuk serbuk, tidak berasa, dan berwarna abu-abu kecokelatan. Hasil rendemen ini lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Metharezqi yaitu 0,04 .

4.2 Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet

Uji kualitatif yang dilakukan adalah reaksi biuret dan reaksi molisch. Kedua reaksi ini dilakukan untuk mengetahui kandungan protein yang berada dalam ekstrak air sarang burung walet. Hasil uji kualitatif dapat dilihat pada tabel 2. 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Uji Kualitatif Hasil Gambar Reaksi Biuret Positif, larutan berwarna ungu seperti yang ditunjukan pada gambar disamping. Reaksi Molisch Positif, terdapat larutan berwarna violet Reaksi biuret merupakan reaksi yang digunakan untuk mengetahui atau membuktikan keberadaan ikatan peptida pada suatu sampel. Keberadaan ikatan peptida menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung suatu protein. Kandungan utama dari sarang burung walet adalah protein, sehingga reaksi biuret dilakukan untuk identifikasi kualitatif protein dalam ekstrak air sarang burung walet. Pada tabel di atas, reaksi biuret menunjukkan hasil yang positif di mana larutan menjadi berwarna ungu. Hal ini didasarkan pada reaksi antara ion Cu 2+ dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein. Ion Cu 2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas Sunarya et al., 2007. 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 5. Reaksi Biuret diambil dari http:semuacoretankuliah.blogspot.co.id201212laporan-kimia-dasar-ii-ikatan- peptida.html.VgIZ8bUXVps, tanggal 23 September 2015 Reaksi molisch pada uji kualitatif ini digunakan untuk larutan protein majemuk yang mempunyai radikal prostetik karbohidrat, yaitu glikoprotein atau mukoprotein. Telah diketahui bahwa salah satu kandungan sarang burung walet adalah glikoprotein yang sangat tinggi, artinya sarang burung walet memiliki sifat-sifat protein serta karbohidrat Ma dan Daicheng, 2012. Maka reaksi molisch dilakukan untuk uji protein yang mempunyai radikal prostetik karbohidrat. Pada tabel 2 reaksi molisch menunjukan hasil yang positif dimana larutan membentuk warna violet. Hal ini dikarenakan, glikoprotein atau mukoprotein pada saat pencampuran secara hati-hati dengan larutan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan membentuk larutan berwarna violet. Pada proses ini, glikoprotein akan mengalami hidrolisis menjadi protein sederhana dan karbohidrat. Karbohidrat yang terbentuk dengan alfanaftol dalam alkohol dan asam sulfat pekat memberikan warna violet Sumardjo, 2008. Gambar 6. Reaksi Molisch diambil dari https:monruw.wordpress.com20100312uji-molisch, tanggal 23 September 2015 32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Pembuatan Krim Sarang Burung Walet