32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3 Pembuatan Krim Sarang Burung Walet
Tabel 3. Formulasi Krim Sarang Burung Walet
Nama Bahan Jumlah Gram
Fungsi Paraffin liquidum
2 Emollient
Asam stearat 1
Emulgator
Adeps lanae
0,3 Agen emulsifikasi
TEA 0,15
Emulgator
Nipagin 0,02
Pengawet
Nipasol
0,012 Pengawet
Ekstrak sarang burung walet
1 Zat Aktif
Aquadest add 10
Pelarut Pembuatan krim sarang burung walet ini digunakan sebagai pembanding
dengan sampel krim yang beredar di masyarakat. Basis yang digunakan adalah basis MA. Hasil sediaan yang didapat dilihat organoleptis dan homogenitasnya.
Uji organoleptis dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik sediaan yang meliputi bentuk, warna dan bau. Berdasarkan hasil yang didapat bentuk sediaan berupa
setengah padat, berbau khas dan berwarna abu-abu kecokelatan karena pengaruh ekstrak sarang walet yang berwarna abu-abu kecokelatan.
Uji homogenitas dilakukan secara visual dengan mengoleskan krim pada lempeng kaca transparan. Uji ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui
tercampurnya bahan-bahan sediaan krim. Hasil yang didapat adalah homogen atau fase terdispersi secara merata pada fase pendispernya, seperti yang digambarkan
pada gambar dibawah ini.
Gambar 7. Uji Homogenitas
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Ekstraksi Protein dari Sediaan Krim
Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi cair-cair. Sebanyak 8 gram krim ditambahkan 1 ml HCl pekat yang bertujuan untuk memisahkan fase minyak
dan air lalu dilakukan pengocokan untuk mempercepat proses pemisahannya. Kemudian dipindahkan ke corong pemisah dan di ekstraksi dengan kloroform 15
ml tiga kali pengulangan. Kloroform bersifat semipolar sedangkan minyak bersifat non polar. Namun minyak dapat larut dalam kloroform, sehingga minyak
dapat ketarik oleh kloroform FI ed.III, 1979. Fase air di tuang dalam becker glass dan tambah 30 ml aseton yang
bertujuan untuk mengendapkan protein lalu dilakukan pengocokan. Larutan dipindahkan dalam tube dan sentrifugasi selama 15 menit kecepatan 5000 rpm.
Hal ini bertujuan untuk memisahkan partikel dalam campuran berdasarkan berat molekul partikel tersebut, sehingga partikel terakumulasi menjadi suatu endapan.
Endapan diambil untuk proses analisis selanjutnya.
4.5 Uji Kualitatif Protein