B.  Homonimi
. Pengertian Hominimi
Homonimi  berasal  dari  bahasa  yunani  kuno,  onoma  yang  artinya ‘nama’  dan  homo  yang  artinya  ‘sama’.  Secara  harfiah  homonimi  dapat
diartikan  sebagai  “nama  sama  untuk  benda  atau  hal  lain’.  Secara  semantik, verhaar memberi definisi homonimi sebagai ungkapan berupa kata, frase atau
kalimat yang bentuknya sama dengan ungkapan lain juga berupa kata, frase atau kalimat tetapi maknanya tidak sama.
21
Umpamanya kata pacar yang berarti ‘inai’ dengan pacar yang berarti ‘kekasih’, antara kata bisa yang berarti ’racun ular’ dan kata bisa yang berarti
’sanggup, dapat’. Contoh lain, antara kata baku yang berarti ’standar’ dengan baku
yang  berarti  ’saling’,  atau  antara  kata  Bandar  yang  berarti  ’pelabuhan’ dengan Bandar yang berarti ’parit’ dan Bandar yang berarti ’pemegang uang
dalam perjudian’. Hubungan  antara  kata  pacar  dengan  arti  ’inai’  dan  kata  pacar  dengan
arti  ’kekasih’  inilah  yang  disebut  Homonim.  Jadi  kata  pacar  yang  pertama berhomonim  dengan  kata  pacar  yang  kedua.  Begitu  juga  sebaliknya  karena
hubungan homonimi ini bersifat dua arah. Dalam kasus Bandar yang menjadi contoh  di  atas,  homonimi  ini  terjadi  pada  tiga  buah  kata.  Dalam  bahasa
Indonesia banyak juga homonimi yang terdiri dari tiga buah kata.
21
Verhaar, J. W. M, Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
, h.
Hubungan  antara  dua  buah  kata  yang  homonim  bersifat  dua  arah. Artinya, kalau kata bisa  yang  berarti ’racun ular’  homonim dengan kata bisa
yang berarti ’sanggup’, maka kata bisa yang berarti ’sanggup’ juga homonim dengan kata bisa yang berarti ’racun ular’. Kalau ditanyakan, bagaimana bisa
terjadi  bentuk-bentuk  yang  homonimi  ini?  Ada  dua  kemungkinan  sebab terjadinya homonimi.
Pertama,  bentuk-bentuk  homonimi  itu  berasal  dari  bahasa  atau  dialek yang  berlainan.  Misalnya  kata  bisa  yang  berarti  ’racun  ular’  berasal  dari
bahasa  melayu,  sedangkan  bisa  yang  berarti  ’sanggup’  berasal  dari  bahasa jawa.  Contoh  lain  kata  bang  yang  berarti  ’adzan’  berasal  dari  bahasa  jawa,
sedangkan  kata  bang  kependekan  dari  abang  yang  berarti  ’kakak  laki-laki berasal’  dari  bahasa  melayudialek  Jakarta.  Kata  asal  yang  berarti  ’pangkal
permulaan’  berasal  dari  bahasa  Melayu,  sedangkan  kata  asal  yang  berarti ’kalau’ berasal dari dialek Jakarta.
Kedua, bentuk-bentuk yang bersinonimi itu terjadi sebagai hasil proses morfologis. Umpamanya kata mengukur dalam kalimat ’ibu sedang mengukur
kelapa  di  dapur’  adalah  berhomonimi  dengan  kata  mengukur  dalam  kalimat ’petugas  agraria  itu  mengukur  luasnya  kebun  kami’.  Jelas,  kata  mengukur
yang pertama terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kata kukur  me  +  kukur  =  mengukur,  sedangkan  kata  mengukur  yang  kedua
terjadi  sebagai  hasil  proses  pengimbuhan  awalan  me-  pada  kata  ukur  me  + ukur = mengukur.
Sama  halnya  dengan  sinonimi  dan  antonimi,  homonimi  ini  pun  dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat.
Homonimi  antar  morfem,  tentunya  antara  sebuah  morfem  terikat dengan  morfem  terikat  lainnya.  Misalnya,  antara morfem  -nya  pada  kalimat:
ini buku saya, itu bukumu, dan yang di sana bukunya’ berhomonimi dengan – nya
pada  kalimat  “mau  belajar  tetapi  bukunya  belum  ada.”  Morfem  –nya adalah  kata  ganti  orang  ketiga,  sedangkan  morfem  –nya  yang  kedua
menyatakan sebuah buku tertentu. Homonimi  antar  kata,  misalnya  antara  kata  bisa  yang  berarti  ’racun
ular’ dan kata bisa yang berarti ’sanggup atau dapat’ seperti sudah disebutkan di muka.
Homonimi  antar  frase,  misalnya  antara  frase  cinta  anak  yang  berarti ’perasaan  cinta  dari  seorang  anak  kepada  ibunya’  dan  frase  cinta  anak  yang
berarti  ’cinta  kepada  anak  dari  seornag  ibu’.  Contoh  lain,  orang  tua  yang berarti  ’ayah  ibu’  dan  frase  orang  tua  yang  berarti  ’orang  yang  sudah  tua’.
Juga antara frase lukisan yusuf yang berarti ’lukisan milik yusuf’ dan lukisan yusuf yang berarti ’lukisan hasil karya yusuf’, serta lukisan yusuf yang berarti
’lukisan wajah yusuf’. Homonimi  antar  kalimat,  misalnya  antara  istri  lurah  yang  baru  itu
cantik yang berarti lurah yang baru diangkat itu mempunyai istri yang cantik,
dan kalimat istri lurah yang baru itu cantik yang berarti lurah itu baru menikah lagi dengan seorang wanita yang cantik.
22
. Konsep Homonimi
Para  ahli  bahasa  sepakat  bahwa  konsep  homonimi  merupakan  bagian dari  ketaksaan  ambiguity  yang  secara  definitif  diartikan  sebagai  hubungan
pertalian  dari  dua  atau  lebih  leksem-leksem  yang  berbeda,  dan  kebetulan mempunyai  bentuk  sama.  Rasional  dikemukakannya  teori  homonimi  adalah
kenyataan  bahwa  kosakata,  yang  di  dalam  kamus  merupakan  lema-lema, dapat mempunyai implikasi sama bentuk lain makna.
Lyons Linguistic Semantics, Cet. Ke- : membagi homonimi ke
dalam  dua  kelas  besar,  yakni:  Homonimi  mutlak  absolute  homonymy,  dan Homonimi sebagian partikal homonymy.
Homonimi  mutlak  mempunyai  ciri  formal  sebagai  berikut:  i  makna masing-masing  leksem  anggota  homonimi  tidak  berhubungan;  ii  semua
leksem  yang  homonim  dapat teridentifikasi;  iii  bentuk  leksem  yang  identik itu secara gramatikal equivalen. Homonimi mutlak, misalnya bank  ’lembaga
keuangan’  dan  bank   ’tepi  sungai’,  bisa   ’racun  ular’  dan  bisa     ’dapat melakukan’.
Hasil  analisis  mutlak  ini  akan  dipilah  berdasarkan    tiga  kategori kelas kata kategori primer  yang berlaku dalam tradisi  linguistik arab,  yakni
nomina  al-ism,     verba  al-fi’il,  dan     partikel  al-harf.  Kelas
22
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, h.
-
nomina  al-ism  mencakup  subkelas:  adjektiva  al-sifat,  partisip  aktif  isim fâil
,  partisip  pasif  isim  maf’ul,  infinitif  masdar,  dan  pronomina  persona. Kelas verba al-fi’il mencakup verba perfektif fi’il mâdi, verba  imperfektif
fi’il  mudâri,  dan  verba  imperatif  fi’il  amr.  Kelas  partikel  al-haf mencakup  preposisi  harf  jarr,  adverbia  lokatif  zaraf  makân,  adverbia
waktu  zaraf  zamân,  interjeksi  munadâ’,  partikel  negasi  huruf  manfi, konjungsi al-atf, interogativa huruf istifhâm, dan fatis al-isti’nâf.
Homonimi  sebagian    apabila  ditemukan  identitas  i,  atau  i  dan  ii dari  klasifikasi  homonimi  mutlak,  tetapi  tidak  ditemukan  identitas  iii.
Misalnya,  verba  find  ’menemukan’  dan  found  ’mendirikan’  sama-sama memiliki  bentuk  found;  dan  found  sebagai  bentuk  dari  find  ’menemukan’
secara  gramatikal  tidak  equivalen  dengan  bentuk  found  sebagai  bentuk  dari found
’mendirikan’.  Termasuk  juga  ke  dalam  homonimi  sebagian  apabila leksem  homonimis  itu  tidak  berasal  dari  lingkungan  gramatikal  yang  sama,
seperti  adjektifa  last   dalam  last  week  ’minggu  yang  lalu’  dan  verba  last dalam Bricks last a long time ’Bricks tahan lama’.
23
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa leksem-leksem itu homonimi mutlak
apabila  memenuhi  syarat  dan  bentuknya  sama,  baik  dalam  medium fonik  atau  grafik.  Homonimi  sebagian  cenderung  mengakibatkan  ketaksaan
dalam  konteks  tertentu,  sehingga  dapat  dijelaskan  dengan  tata  bahasa  yang
23
Afdol Tarhik Wastono, Kajian Semantis Makna Homonimi Bahasa Arab Jakarta: FIB-UI,
menurunkannya. Apabila homonimi sebagian mengakibatkan ketaksaan dalam kalimat, maka itu merupakan kataksaan leksikal dan gramatikal.
. Homonim dalam Bahasa Arab
Homonimi  Al-Musytarak  Al-Lafzi  dalam  bahasa  Arab  sama  dengan polisemi dalam  bahasa Indonesia,  yaitu kata atau frasa  yang  memiliki  makna
lebih dari satu, atau memiliki makna yang berbeda-beda. Pengertian    homonimi  Musytarak  Lafzi  di  dalam  buku  ’Inda  al-Arab
dibagi menjadi dua bagian yaitu polisemi dan homonimi, sedangkan di dalam buku Ilmu ad-Dilalah, musytarak Lafzi banyak dipelajari di dalam al-Qur’an,
hadist  nabi  dan  di  dalam  bahasa  Arab.  Menurut  salah  satu  ahli  bahasa, musytarak  Laf
zi  adalah  satu  kata  yang  mempunyai  makna  lebih  dari  satu, pengertian ini sama dengan definisi polisemi dalam bahasa Indonesia.
24
Berbeda  pengertian  musytarak  Lafzi  di  dalam  kitab  Mulakhas Qowâidul  al-Lughah  al-Arabiyah
bahwa  homonimi  adalah  lawan  kata  dari sinonim.  Homonimi  adalah  setiap  kata  yang  memiliki  beberapa  makna,  baik
makna  yang  sebenarnya  atau  makna  kiasan.  Para  ahli  bahasa  berbeda pendapat tentang definisi musytarak Lafzi tersebut, ada yang menolaknya dan
ada juga yang mengakui keberadaannya, dengan menunjukkan berbagai fakta yang ada dan tidak dapat diragukan lagi.
Berikut  ini  beberapa  faktor  yang  menyebabkan  terjadinya  homonim musytarak Laf
zi di antaranya:
24
Ahmad Mukhtar ‘Umar, Ilmu Dilalah Kuwait: Jamiaatul Kuwait, , Cet. , h.
a.    Perbedaan  dialek-dialek  Arab  klasik,  maka  adanya  homonim menampakkan  implikasi  dari  perbedaan  penggunaan  kata  dari  berbagai
suku. b.    Bergesernya  beberapa  kata  dari  makna  yang  asli  pada  makna  kiasan,
dengan  adanya  hubungan  tertentu,  seringnya  kata-kata  itu  digunakan, sehingga kata kiasan menjadi sekuat kata yang sebenarnya.
c.    Adanya  dua  kata  yang  hampir  sama,  sighatnya  juga  sama.  Dari  situ muncullah beraneka ragam makna.
Pengaruh  bahasa  kata  asing  ke  dalam  bahasa  Indonesia  ternyata mengakibatkan  munculnya  banyak  homonimi.  Homonin  dalam  bahasa  Arab
banyak sekali dapat ditemukan. Berikut contoh homonim dalam bahasa Arab: a.
Kata  daraba  ب     mempunyai  artî     berdenyut;     mengepung;
memikat;   menembak;   memukul;   menyengat;   cenderung; menentukan;     mengetuk.  Semua  kata  dharaba  yang  mempunyai
sedikitnya   arti ini semuanya dilafalkan dan berbentuk sama. b.
Kata tawallâ mempunyai artî   berkuasa;   menaruh perhatian;
mengendalikan  diri;     mengerjakan;     mengemudikan; memimpin.  Semua  kata  tawallâ  yang  mempunyai  sedikitnya    arti  ini
semuanya dilafalkan dan berbentuk sama. c.
Kata rusyd
ر mempunyai artî   dewasa;   sadar;   petunjuk;
rasio.  Semua  kata  rusyd  yang  mempunyai  sedikitnya    arti  ini  semuanya dilafalkan dan berbentuk sama.
d.
Kata qabadha mempunyai  artî     menekan;     mengembalikan;
mengerutkan:     menyempitkan;     melepaskan;     meninggalkan; bersegera. Semua kata qabadha  yang  mempunyai sedikitnya   arti  ini
semuanya dilafalkan dan berbentuk sama. e.
Tahlil n Puji-pujian kepada tuhan dengan  menyebut  la  ila  ha  illallah. Tahlil n Pengesahan perkawinan antara suami istri yang telah bercerai
tiga kali dengan perantaraan muhalil. f.
Sirat  n  Mata  jala  jarring,  rajut,  Sirat  n  Celah,  sela  antara  gigi  dan gigi, Sirat n Jembatan.
. Homonimi dalam Bahasa Indonesia
Saeed menyebutkan  bahwa  homonimi  adalah  relasi  antara
kata  fonologis  yang  sama  namun  maknanya  tidak  berhubungan.  Definisi  ini agak  berbeda  dengan  definisi  dari  Matthews
yang  menyebut homonimi  sebagai  relasi  antara  kata-kata  yang  bentuknya  sama  namun
maknanya  berbeda  dan  tidak  bisa  dihubungkan.  Menurut  pendapat  saya, definisi homonimi menurut Saeed rancu dengan definisi homofon, sedangkan
definisi  hominimi  menurut  Matthews  rancu  dengan  definisi  homograf. Homonimi  seharusnya  mencakup relasi antara kata  yang pengucapannya dan
bentuknya sama, namun maknanya tidak berhubungan.
25
Berikut contoh homonim dalam bahasa Indonesia: Rapat berdempet-dempetan dengan kata Rapat meeting
Beruang hewan dengan kata Beruang punya uang
25
httpgoogle.com diakses selasa, juni
Bisa dapat dengan kata Bisa racun ular Pacar inai dengan kata Pacar kekasih
Bandar pelabuhan, Bandar parit, Bandar pemegang uang dalam perjudian
C.  Sekilas Tentang Nafs’