Riwayat Hidup Hamka Analisis homonimi kata nafs dalam al-Qur'an terjemahan hamka

BAB III BIOGRAFI HAMKA

A. Riwayat Hidup Hamka

Hamka adalah singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Panggilan kecilnya ialah Abdul Malik. Ia dilahirkan pada tanggal Februari di Manijuratau lebih tepatnya lahir pada tanggal Muharram , di sebuah desa tanah Sirah, di tepi danau Maninjau Sumatra Barat. Ayahnya bernama Syekh Haji Abdul Karim Amrullah yang terkenal dengan sebutan Haji Rasul. Dia adalah adalah seorang tokoh pelopor gerakan pemuda Minangkabau. 37 Berbicara tentang Hamka, maka tidak lepas pembicaraan kita tentang latar belakang dimana tokoh tersebut dilahirkan, baik dari kondisi sosial masyarakat ataupun letak geografisnya. Kalau diperhatikan keberhasilan Hamka sebagai seorang yang pandai dan terkenal tidaklah mengherankan, seperti kata pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Seperti itulah kiranya Hamka dikenal, Hamka dilahirkan dari keluarga yang memiliki pengetahuan keagamaan yang kuat serta disegani dalam lingkungannya. Kakeknya seorang ulama dan tokoh masyarakat yang dihormati, begitu juga ayahnya yang juga seorang ulama dan 37 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtar baru Van Hoeve, , h. tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemikiran yang luas. Ini dapat dilihat dari aktifitasnya dalam berbagai organisasi yang diikutinya. 38 Pada akhir abad ke- dan pertengahan abad ke- Haji Abdul Karim Amrullah ayah Hamka dan ketiga tokoh lainnya yaitu Syekh Taher Jalaluddin, Syekh Muhammad Jamil Djambek, dan Haji Abdullah Ahmad mempelopori sebuah gerakan kebangkitan yang dikenal dengan sebutan kaum muda. Gerakan ini ditandai dengan munculnya berbagai publikasi, sekolah serta organisasi yang dikelola secara modern. 39 Organisasi ini dikatakan organisasi pemuda, karena alasannya adalah bahwa pendirinya adalah kaum muda. Usia para pendiri ini belum sampai pada usia tahun. Ayah Hamka sendiri, Tuan Rasul, usianya waktu itu kira-kira baru tahun. Sedangkan ulama-ulama yang mempertahankan tarikat di tanah tersebut, kebanyakan mereka berusia - tahun dan relatif dibilang para golongan tua. 40 Syekh Taher Jalaluddin, meskipun menetap di Singapura dan hanya dua kali singgah ke tanah Minang, akan tetapi pemikiran beliau sangat berpengaruh terhadap tokoh-tokoh tanah Minang tersebut, terutama ketiga tokoh angkatan muda tersebut. Ketiga tokoh kaum muda tersebut adalah teman sekaligus murid dari syekh Taher Jalaluddin. Pengaruh tersebut disalurkan melalui majalah al- Imam dan sekolah-sekolah yang didirikan oleh Syekh Taher bersama Raja Ali di Singapura pada tahun yang diberi nama Al-Iqbal Al-Islami. Majalah Al- 38 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtar baru Van Hoeve, , h. 39 M. Yunan Yusuf, Corak penafsiran Kalam Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Perpustakaan IAIN, , h. 40 Hamka, Ayahku, Jakarta: Umminda, , Cet. Ke- , h. Imam berisi tentang artikel-artikel tentang masalah keagamaan dan laporan peristiwa yang terjadi pada dunia islam. Melalui majalah inilah pemikiran- pemikiran Muhammad Abduh disebar luaskan, yang dikutib dari majalah al- Manar. Dengan semangat yang diberikan oleh Syekh Taher melalui majalah al- Imam dan dasar intelekstual yang sudah bersentuhan dengan pemikiran Saudi Arabia dan Mesir, ketiga tokoh tersebut melancarkan serangan-serangan terhadap kaum adat yang memegang teguh adat dan tradisi yang dipengaruhi kebiasaan Belanda. 41 Syekh Abdul Karim menentang keras Rabithah dan Wasilah dengan menulis buku Qati’u Razbi al-Mulhidin pemotong tusukan oarang-orang ilhad. Buku untuk memperkuat argumen Syekh Ahmad Khatib dalam menjawab Syekh Sa’ad Munka, tokoh kaum tua. Setelah beberapa tahun majalah al-Imam tidak terbit, Haji Abdullah Ahmad menerbitkan majalah baru yang diberi nama al- Munir, yang memuat berbagai artikel tentang agama, biografi nabi, peristiwa- peristiwa luar negeri, serta mengambil berbagai artikel dari al-Manar. Tujuan majalah al-Munir adalah untuk memajukan putra-putra muslim supaya mempunyai pengetahuan yang luas dalam masalah islam dan juga pengetahuan yang memadai. 42 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Syekh Abdul Karim Amrullah beserta kawan-kawannya mendapat tantangan keras dari masyarakat setempat, terutama dari kaum tua. Mereka dituduh keluar dari Majhab Ahli Sunnah, dan mereka juga 41 Hamka, Ayahku, Jakarta: Umminda, , Cet. Ke- , h. 42 Hamka, Ayahku, Jakarta: Umminda, , Cet. Ke- , h. dituduh menganut paham Mu’tazilah, Wahabi dan Khawarij, bahkan dikatakan telah zindiq, sesat dan menyesatkan. Minangkabau saat itu terbagi atas dua bagian, kaum muda yang dipimpi oleh Syekh Abdul Kasim Amrullah dan kawan- kawannya sementara kaum tua yang dipimpin oleh Syekh Sa’ad Munka. Puncaknya perselisihan ini terjadi pada tahun . Ditengah potret latar belakang seperti itulah seorang Hamka dilahirkan, dari salah satu dari ketiga tokoh pemuda tersebut. Yaitu Syekh Rasul Syekh Abdul Kasim Amrullah, yang berharap agar anaknya kelak mengikuti jejak ayahnya sebagai tokoh yang revolusioner dalam merubah kebekuan tradisi yang menghambat kemajuan umat dan bangsa. 43

B. Pendidikan dan Karir Hamka