menghargai siswa lain yang sedang beribadah, karena mereka menganggap bahwa ibadah adalah kewajiban setiap umat beragama dan merupakan rasa syukur terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa setiap manusia atau warga Negara Indonesia pada khususnya dilindungi kebebasannya dalam menjalankan ibadah
menurut keyakinannya masing-masing.
3. Dalam Situasi Peringatan Hari Besar Keagamaan
Peringatan hari besar keagamaan yang sering diperingati oleh sebagian pemeluk agama mempunyai makna yang cukup penting, maka tak heran jika setiap peringatan hari
besar keagamaan diperingati. Kerukunan yang terjadi antar siswa yang berbeda agama di SMK Yadika 5 ketika
peringatan hari besar keagamaan berjalan dengan baik. Ini terlihat dari keterlibatan siswa yang ikut serta dalam perayaan keagamaan yang berbeda dengan yang mereka anut,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.9
Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Besar Keagamaan N = 40
No. Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Besar
Keagamaan N F
1 Pernah 8
20 2 Tidak
Pernah 22
55 3 Tidak
Menjawab 10
25
JUMLAH 40 100
Sumber: Data berdasarkan angket yang telah penulis bagikan kepada siswa-siswi SMK Yadika 5 Kecamatan Pondok Aren
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa 55 responden menjawab tidak pernah mengikuti peringatan hari besar keagamaan di luar agama yang mereka anut, 20
pernah mengikuti dan 25 tidak memberikan jawaban.
Sebanyak 55 responden menjawab tidak pernah menghadiri dan mengikuti peringatan hari besar keagamaan di luar agama yang mereka anut. Ini dikarenakan siswa
menganggap bahwa peringatan hari besar keagaman diperuntukan bagi pemeluk agama yang memperingati hari besar keagamaan tersebut.
Sedangkan, 20 responden menjawab bahwa mereka pernah ikut serta dalam perayaan keagamaan yang berbeda dengan agama yang mereka anut. Ini terbukti dengan
pernyataan Kepala SMK Yadika 5 Pondok Aren yaitu bahwa ada beberapa siswa yang beragama Nasrani pernah ikut serta dalam kepnitiaan ketika peringatan hari besar
keagamaan umat Islam. Keikutsertaan tersebut memang kebijakan pihak sekolah, namun siswa yang beragama Nasrani tersebut ditempatkan pada seksi-seksi tertentu, seperti
misalnya seksi keamanan, konsumsi dan lain sebagainya. Kebijakan ini akan terus dilakukan demi terciptanya kerukunan umat beragama yang lebih baik.
34
4. Dalam Situasi Pergaulan Antar Siswa-siswi
Di dalam pendidikan Indonesia, seseorang sejak kecil telah ditanamkan etika kehidupan agar selalu hidup rukun, terutama dengan keluarganya dan lebih luas lagi
dengan orang lain dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya suatu pandangan hidup, bahwa seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerja sama dan bergaul
dengan orang lain. Pandangan hidup demikian, ditingkat dalam taraf sekolah dan masyarakat, sehingga kerjasama sering kali diterapkan untuk menyelenggarakan suatu
kepentingan umum. Kerjasama dalam kehidupan dimulai dari pergaulan dalam kehidupan ini.
Pergaulan harus selalu kita jaga dengan sebaik mungkin baik dengan teman yang
34
Wawancara pribadi dengan Caskam Cahyadi.
seagama maupun berbeda agama. Pergaulan yang baik dapat menciptakan kehidupan yang baik pula. Dalam pergaulan dibutuhkan beberapa aspek
35
: a.
Adanya naluri untuk hidup bersama. b.
Keinginan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain. c.
Keinginan menyesuaikan diri dengan lingkungan alam. Demi terciptanya kehidupan yang damai, sejahtera dan tenang maka pergaulan
dengan sesama harus tetap berjalan dengan sebaik mungkin tanpa membedakan lataar belakang dan status sosial.
Pergaulan yang terjadi antar siswa yang berbeda agama di SMK Yadika dapat terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Pergaulan Antar Siswa-Siswi yang Berbeda Agama
No. Bagaimana Pergaulan Antar Siswa-Siswi yang
Berbeda Agama N F
1 Sangat Baik
14 35
2 Baik 21
52,5 3
Cukup Baik 5
12,5 4. Tidak Baik
JUMLAH 40 100
Sumber: Data berdasarkan angket yang telah penulis bagikan kepada siswa-siswi SMK Yadika 5 Kecamatan Pondok Aren
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 52,5 reponden memberikan jawaban tentang pergaulan siswa-siswi di SMK Yadika 5 berjalan “baik”, 35 menjawab “sangat
baik”, 12,5 menjawab “cukup baik” dan 0 memberikan jawaban “tidak baik”.
35
Soejono Soekanto, Mempekenalkan Sosiologi Jakarta: Rajawali Press, 1985, h.53
Tabel di atas, memberikan kesimpulan bahwa hubungan antar siswa yang berbeda agama dalam pergaulan di SMK Yadika 5 berjalan dengan sangat baik. Ini terlihat dari
sebagian besar responden berpendapat bahwa kerukunan mereka ketika dalam beribadah “sangat baik” 52,5 . Hal tersebut membuktikan bahwa siswa-siswi SMK Yadika 5
Pondok Aren tidak pernah mempersoalkan latar belakang dalam pergaulan baik agama, suku dan status lainnya.
5. Dalam Situasi Pendidikan Kurikuler maupun Ekstra Kurikuler