Dalam Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Agama Dalam Situasi Ibadah

ibadah dan dana kegiatan. Umumnya siswa sadar akan posisinya dan berkiprah di dalam maupun di luar sekolah, dalam situasi demikian, interaksi berlatarbelakang keagamaan dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, siswa juga mempunyai wadah forum komunikasi yang bersifat informal di lingkungan sekolah yang bersifat keagamaan. Siswa mengkoordinasikan komunitas seagama dan bergerak di dalam maupun di luar sekolah. Fasilitas tempat ibadah dan sekretariat UKS juga di tata berdekatan satu dengan yang lain. Kepala SMK Yadika 5 Pondok Aren juga membuat kebijakan tentang keikutsertaan siswa yang berbeda agama menjadi panitia dalam hari-hari besar keagamaan yang berbeda dengan agama yang mereka anut, namun di bidang-bidang yang bersifat umum seperti keamanan dan konsumsi. Dari pengembangan kerukunan yang dilakukan oleh SMK Yadika 5 terlihat tampak dinamis dalam arti siswa yang berbeda agama selalu dapat berinteraksi dengan baik sehingga kerukunan antar siswa yang berbeda agama tetap berjalan baik dan terjaga. Hal tersebut, dapat dilihat dari berbagai macam segi, diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Agama

Kerukunan umat beragama antar siswa di SMK Yadika 5 dalam proses belajar mengajar, dapat terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hubungan antar siswa yang berbeda Agama dalam Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Agama N = 40 No. Hubungan antar siswa yang berbeda Agama dalam Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Agama N F 1 Sangat Baik 5 12,5 2 Baik 25 62,5 3 Cukup Baik 10 25 4. Tidak Baik JUMLAH 40 100 Sumber: Data berdasarkan angket yang telah penulis bagikan kepada siswa-siswi SMK Yadika 5 Kecamatan Pondok Aren Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa hubungan antar siswa yang berbeda agama dalam proses belajar mengajar bidang studi agama sebagian besar responden berpendapat “baik”, ini diperkuat dengan 63,5 responden yang menjawab “baik”. Sedangkan yang menjawab “sangat baik” yaitu 12,5 , yang menganggap “cukup baik 25 , dan 0 berpendapat “tidak baik”. Kegiatan belajar mengajar bidang studi agama di SMK Yadika dilaksanakan pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu. Kegiatan belajar agama walaupun dilaksanakan pada waktu yang bersamaan antara siswa yang beragama Islam dengan siswa yang beragama Kristen namun dilaksanakan pada tempat yang berbeda. Dari kebijakan Kepala SMK Yadika 5 Pondok Aren tersebut, ini memungkinkan responden menjawab bahwa hubungan antar siswa yang berbeda agama ketika mengikuti kegiatan pendidikan agama adalah “baik”.

2. Dalam Situasi Ibadah

Ibadah merupakan perbuatan yang berhubungan langsung dengan Tuhan dan telah ditentukan tata caranya. Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab. Arti kata ini adalah: a. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. b. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya. c. Upacara yang berhubungan dengan agama. 33 Hubungan antar siswa yang berbeda agama dalam situasi ibadah di SMK Yadika 5, dapat terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.8 Hubungan Antar Siswa yang Berbeda Agama dalam Situasi Ibadah N = 40 No. Hubungan Antar Siswa yang Berbeda Agama dalam Situasi Ibadah N F 1 Sangat Baik 18 45 2 Baik 13 32,5 3 Cukup Baik 9 22,5 4. Tidak Baik JUMLAH 40 100 Sumber: Data berdasarkan angket yang telah penulis bagikan kepada siswa-siswi SMK Yadika 5 Kecamatan Pondok Aren Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa hubungan antar siswa yang berbeda agama 45 responden menganggap bahwa hubungan mereka ketika beribadah “sangat baik”, 32,5 menganggap “baik”, dan 22,5 responden berpendapat “cukup baik” serta 0 menganggap “Tidak baik”. Tabel di atas, memberikan kesimpulan bahwa hubungan antar siswa yang berbeda agama ketika beribadah di SMK Yadika 5 berjalan dengan “sangat baik”. Ini terlihat dari 45 responden berpendapat bahwa kerukunan mereka ketika dalam beribadah “sangat baik”. Hal tersebut, membuktikan bahwa setiap siswa yang berbeda agama sangat 33 Diperoleh dari http:id.wikipedia.orgwikiIbadat menghargai siswa lain yang sedang beribadah, karena mereka menganggap bahwa ibadah adalah kewajiban setiap umat beragama dan merupakan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa setiap manusia atau warga Negara Indonesia pada khususnya dilindungi kebebasannya dalam menjalankan ibadah menurut keyakinannya masing-masing.

3. Dalam Situasi Peringatan Hari Besar Keagamaan