33. 1. 2. 5. 7. Metafora Bahasa Minangkabau Dialek Pariaman Di Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

pemberani.

14. 28.

kayo hati kaya hati Orang yang dermawan. Stilistik

15. 32.

Tapi sungguahpun baitu jaan malakak kuciang di dapur, manahan jerek di pintu. Tapi sungguhpun begitu jangan memukul kucing di dapur, menahan jerat di pintu Kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan tapi dengan kebaikan Stilistik

16. 33.

Itu nan batua mak... sasuai jo hukum yang lah ado dikambalikan ke nan asal bak jungguik pulang ka duguik. Itu yang benar mak... sesuai dengan hukum yang telah ada dikembalikan ke asal seperti jenggot pulang ke dagu Hukumperaturan yang berpegang pada yang sudah ada jangan diubah – ubah. Stilistik

17. 1.

Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam. Setelah berpisah Upik seperti ayam lepas malam. Seperti ayam lepas malam merupakan suatu bentuk tingkah laku yang melanggar aturan sosial. Gadisupik tersebut di lambangkan seperti ayam yang kalau keluar pada malam hari maka ayam tersebut tidak tau arah untuk pulang ke kandangnya. Sedangkan kata berpisah merupakan adanya suatu kejadian yang membuat si gadis tersebut hilang kendali. Afektif

18. 2.

Sa urang kapalo keluargo handa- nyo tageh, jan bak kabau dicucuak iduangnyo. Seorang kepala keluarga hendaknya tegas, jangan seperti kerbau dicucuk hidungnya. Kata “seperti kerbau yang dicucuk hidungnya” merupakan seorang suami yang sangat patuh pada perintah istrinya. Seakan – akan istri yang berperan sebagai kepala keluarga. Afektif

19. 5.

Hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak. Hidupnya seperti bergantung di akar lapuk. Kata “seperti bergantung di akar lapuk” suatu perbuatan yang sia- sia. Afektif

20. 7.

Baralek maundang Pesta mengundang Kata “seperti Afektif Lanjutan Tabel 3 Universitas Sumatera Utara orgen tunggal, atau ingin bahonda nan bak urang balaia sawah salupak. orgen tunggal, atau ingin berhonda seperti orang berlayar disawah yang sepetak. berlayar disawah yang sepetak” merupakan suatu ungkapan yang menyatakan bahwa gaya hidup seseorang yang suka berfoya – foya sementara hidupnya sendiripun tidak berkecukupan.

21. 34.