4.2.1 Struktur yang Membangun Metafora BMDP dan Pola Strukturnya
4.2.1.1 Struktur yang Membangun Metafora BMDP Deskripsi pada subbab ini adalah berupa hasil analisis struktur yang
membentuk tuturan BMDP yang dapat dilakukan didasarkan atas kaidah ketatabahasaan berdasarkan kaidah tatabahasa tradisional yang terdiri atas
morfologi dan sintaksis. Hasil deskripsinya berupa generalisasi bentuk BMDP yang dilengkapi dengan gambaran detil unsur-unsur yang membentuknya dan
dinyatakan dalam bentuk pola-pola pembentukannya. Dengan dibantu oleh konsep yang relevan dalam pembentukannya, maka generalisasi yang
dimaksudkan dapat dacapai tentunya dengan menggunakan teori ekletik. Pateda 1992:23 menyebutkan bahwa keberagaman berbahasa para
penutur disampaikan dengan bermacam-macam cara berkomunikasi. Hal ini dibuktikan oleh Wahab 1986 bahwa masyarakat Jawa menggunakan retorika
dalam bahasa sehari-harinya dan ini menunjukkan terdapat keragaman berbahasa Jawa. Bahasa Jawa dapat disampaikan maksudnya secara langsung makna
sebenarnya dan secara tidak langsung makna kias. Dalam kesempatan lain, Wahab 1995:46 menyebutkan bahwa penyampaian informasi bahasa dengan
maksud sebenarnya diistilahkan bahasa bermakna linier dan yang bermakna kias diistilahkan bahasa bermakna nonlinier. Penyampaian informasi secara tidak
langsung juga disebut retorika, yang menunjukkan persamaan dengan istilah peribahasa. Jadi penyampaian tidak langsung dalam BMDP menunjukkan
persamaan dengan istilah peribahasa BMDP.
Universitas Sumatera Utara
Analisis struktur metafora BMDP didasari oleh pola-pola umum struktur bentuk morfologi dan sintaksis BMDP sebagai pembanding. Di tingkat kata
dasar analisisnya adalah morfologi. Morfologi, menurut Kridalaksana 1987:141- 142 meliputi kelas kata dan bermacam-macam morfem terikat secara sintaksis.
Bentuk-bentuk morfem terikat MT dalam BMDP terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Sedangkan bentuk-bentuk morfem bebas berupa bentuk
leksikal seperti datuak ’datuk’, dapek ’dapat’, baok ’bawa’, karano ’karena’, pandapek ’pendapat’ dan lain-lain, merupakan unsur-unsur yang
dapat membangun metafora BMDP sehingga ikut menentukan struktur pola-pola metafora BMDP. Pola-pola yang dihasilkan dapat dijadikan simpulan jumlah
variasi struktur metafora sehingga dapat diidentifikasi variasi struktur metafora BMDP yang dimaksud.
Analisis bentuk struktur metafora BMDP digunakan pola seperti yang digambarkan dalam Bagan 4 di bawah ini. Pertama yang dilakukan adalah
menentukan unsur morfemnya, apakah dalam bentuk leksikal atau nonleksikal. Morfem leksikal adalah morfem terikat secara sintaksis dan ini terjadi pada
tingkatan frasa dan kalimat. Morfem nonleksikal berupa morfem terikat secara morfologis dan terjadi pada tingkatan kata afiksasi.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 4: Unsur Morfem dalam BMDP
Analisis bentuk metafora BMDP terdiri atas dua bagian, yaitu analisis secara morfologis dan sintaksis. Analisis morfologis tutran BMDP menandai
bentuk metafora BMDP yang menekankan usur-unsur morfem BMDP sebagai pembanding dengan unsur-unsur leksikal dan nonleksikal. Perbandingan bentukan
struktur metafora BMDP dengan struktur BMDP menunjukkan kaliziman atau ketaklaziman bentuk struktur metafora dimaksud.
Unsur Morfem
BMDP
LEKSIKA
L
NONLEKSIKAL
MORFEM TERIKAT SECARA SINTAKSIS
MORFEM TERIKAT SECARA MORFOLOGIS
Prefiks infiks
sufiks konfiks
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.1 Struktur Metafora BMDP 1
Data 1: Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam. Setelah berpisah Upik seperti ayam lepas malam
K
FD subjek predikat
Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam. Diagram 1. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 1 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional lihat Alwi,
2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 1 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FD FN FV
Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam. Diagram 2. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 1 Berdasarkan Fungsi
Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut. K = FD + subjek FN + predikat FV
FD = satalah bapisah
Universitas Sumatera Utara
Subjek FN = Upiak Predikat FV = bak ayam lapeh malam P = unsur metafora.
Sesuai dengan tuturan data 1 dengan interpretasi Upiak seorang wanita sebagai terbanding dibandingkan dengan ayam lapeh malam ‘ayam lepas
malam’ sebagai pembanding menggambarkan data metafora BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6. Dari
konstruksi data 1 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 1 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi
pola A : B tentang data 1 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat
digambarkan sebagai berikut.
A : B
Subjek : Predikat Instrumen
Banding Morfem terikat
secara sintaksis
Bagan 5. Gambaran Konstruksi Pola A:B data 1
Hasil analisis Data 1 menunjukkan bahwa Subjek FN merupakan kategori nomina manusia human dan ayam lapeh malam sebagai predikatnya
Upiak bak ayam lapeh malam
Terbanding
Subjek yang dibandingkan
Pembanding
Objek yang dibandingkan
CARA
Universitas Sumatera Utara
termasuk bukan manusia nonhuman. Konsep ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Lunsford dalam Ching, ed., 1980:159-161.
4.2.1.1.2 Struktur Metafora BMDP 2
Data 2 : Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak iduangnyo.
Seorang kepala keluarga hendaknya tegas, jangan seperti kerbau dicucuk hidungnya
K
K1 K2
Subjek1 predikat1 subjek2 predikat2
Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh,
∅ jan bak kabau dicucuak iduangnyo.
Diagram 3. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 2 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas K1 dan K2
masing-masing memiliki Subjek dan Predikat. Subjek pada K2 bersifat elipsis karena subjek yang sama dengan K2. Dalam kasus di atas, data 2 menunjukkan
kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 2 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
K
K1 K2
FN1 FV1 FN2 FV2
Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh,
∅ jan bak kabau dicucuak iduangnyo.
Diagram 4. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 2 Berdasarkan Fungsi Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut. K = K1 + K2
K1 = subjek1 FN1 + predikat1 FV1 K2 = subjek2 FN2 + predikat2 FV2
Subjek1 FN1 = Sa urang kapalo keluargo Predikat1FV1
= handaknyo tageh Subjek2 FN2
= ∅ sa urang kapalo keluargo.
Predikat2 FV2 = jan bak kabau dicucuak iduangnyo.
Sesuai dengan tuturan data 2 dengan interpretasi Sa urang kapalo keluargo
seorang laki-laki sebagai terbanding dibandingkan dengan kabau dicucuak iduangnyo ‘terlalu menurut, tidak tegas’ sebagai pembanding menggambarkan
data tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6. Dari konstruksi data 2 di atas dapat dilihat bahwa posisi
Universitas Sumatera Utara
metafora terletak pada posisi predikat, maka data 2 dinyatakan sebagai metafora
predikat. Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 2 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama seperti data 1.
4.2.1.1.3 Struktur Metafora BMDP 3
Data 3 : Mak Atek bak manggadangkan anak ula Ibu Atek seperti membesarkan anak ular.
K
Subjek predikat
Mak Atek bak manggadangkan anak ula Diagram 5. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 3 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas K1 terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional
lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 3 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
K
FN1 FV1
FD FV2 FN2 KD V N1 N2
Mak Atek bak manggadangkan anak ula
Diagram 6. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 3 Berdasarkan Fungsi Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut. K = Subjek FN + Predikat FV1
Subjek FN1 = mak atek FV1 = FD + FV2 + FN2
FD = KD = bak FV2 = V = menggadangkan
FN2 = N1 anak + N2 = ula
Sesuai dengan tuturan data 3 dengan interpretasi Mak Atek seorang wanita sebagai terbanding dibandingkan dengan manggadangkan anak ula sebagai
pembanding menggambarkan data 3 BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1 dan 2 lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6. Dari
konstruksi data 3 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 3 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi
Universitas Sumatera Utara
pola A : B tentang data 3 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat
digambarkan sama dengan gambar di data 1 dan 2.
4.2.1.1.4 Struktur Metafora BMDP 4
Data 4 : Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek. Makanya, janganlah kamu seperti terpijak bara panas.
K
FD Subjek predikat
makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek. Diagram 7. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 4 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Frasa
Depan + Subjek dan Predikat. Kasus di atas, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 3 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai
berikut.
K FD FN FV
Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek. Diagram 8. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 4 Berdasarkan Fungsi
Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut.
Universitas Sumatera Utara
K = FD + FN + FV
FD = makonyo, janganlah Subjek FN1 = awak
FV = bak tapijak baro angek. Sesuai dengan tuturan data 4 dengan interpretasi awak bisa berlaku untuk
seorang pria atau wanita sebagai terbanding dibandingkan dengan tapijak baro angek sebagai pembanding menggambarkan data 4 BMDP ini diklasifikasikan
sebagai metafora sama seperti data 1 , 2, dan 3 lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6. Dari konstruksi data 4 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak
pada posisi predikat, maka data 4 dinyatakan sebagai metafora predikat.
Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 4 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 dan 3.
4.2.1.1.5 Struktur Metafora BMDP 5
Data 5 : Hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak Hidupnya seperti bergantung di akar lapuk.
K
Subjek predikat
hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak Diagram 9. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 5 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Subjek dan
Predikat. Struktur dasar kalimat data metafora BMDP 5 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
K FN1 FV1
FV2 FD KD FN2
hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak Diagram 10. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 5 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut.: K = FN + FV
Subjek FN1 = hidupnyo
Predikat FV1 = FV2 + FD FV2 = bak bagantuang
FD = KD di + FN2 aka lapuak Dari data 5 tuturan dengan interpretasi awak bisa berlaku untuk seorang
pria atau wanita sebagai terbanding dibandingkan dengan tapijak baro angek
sebagai pembanding menggambarkan data 5 tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1, 2, 3 dan 4 lihat Aristoteles dalam Vehraar,
1981:6. Dari konstruksi data 5 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 5 dinyatakan sebagai metafora predikat.
Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 5 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 ,3 dan 4.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.6 Struktur Metafora BMDP 6
Data 6 : Manantu mak Tageh yo bana-bana bak gadih julong basubang. Menantu mak Tageh benar-benar seperti gadis baru bersubang.
K
Subjek predikat
menantu mak Tageh bana-bana bak gadih julong basubang. Diagram 11. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 6 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Subjek
dan Predikat. Struktur dasar kalimat data metafora BMDP 6 terdiri atas unsur- unsur frasa sebagai berikut.
K FN1 FV1
N1 N2 FA FV2 KD FN2
menantu mak Tageh bana-bana bak gadih julong basubang. Diagram 12. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 6 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut.
Universitas Sumatera Utara
K = FN1 + FV1 Subjek FN1 = N1 menantu + N2 mak Tageh
Predikat FV1 = FA + FV2 FV2 = KD bana-bana
FD = KD bak + FN2 gadih julong basubang
Dari data 6 tuturan dengan interpretasi Menantu mak Tageh sebagai terbanding
dibandingkan dengan bana-bana bak gadih julong basubang sebagai pembanding
menggambarkan data 6 tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1, 2, 3, 4 dan 5 lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6. Dari
konstruksi data 6 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 6 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi
pola A : B tentang data 6 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat
digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 ,3, 4 dan 5.
4.2.1.1.7 Struktur Metafora BMDP 7
Data 7. P: Tantulah iyo, kama ka pai lai?
Tentulah iya, kemana akan pergi lagi? W: Itu teori mak, tapi prakteknyo dimasyarakaik, urang manggadai dek
ingin tapuji teori di dalam kampuang. Baralek maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda nan bak urang balaia sawah salupak.
‘Itu teori mak, tapi prakteknya dimasyarakat, orang menggadai karena ingin terpuji di dalam kampung. Pesta mengundang organ
tunggal, atau ingin berhonda seperti orang berlayar disawah yang sepetak’.
Bentuk maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda sebagai predikat atau FV
mengacu makna urang balaia sawah salupak ‘sesuatu yang tidak mungkin
terjadi’. Cara mengimplikasikan salah satu komponen dari nomina urang B pada
Universitas Sumatera Utara
frasa nomina sintaksis baralek ‘pesta’ dengan menggunakan morfem terikat secara sintaksis cara nan bak ‘seperti’. Artinya perbandingan ini merupakan
metafora BMDP dan diklasifikasikan berstruktur konstituen seperti berikut ini. K1
Subjek 1 Predikat 1 Konj. K2 nan bak
Subjek 2 Predikat 2 Baralek maundang orgen tunggal,
atau ingin bahonda
urang balaia sawah salupak Diagram 13. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 7 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa
tradisional lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 7 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K1
FN1 FV1 Konj. K2 nan bak
FN2 FV2
Baralek maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda urang balaia sawah salupak
Diagram 14. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 7 Berdasarkan Fungsi Sintaksis
Universitas Sumatera Utara
Struktur konstituen tuturan Data 7 dapat disusun sebagai berikut. a. K1 = Subjek 1 FN1 + Predikat 1FV1
b. Subjek1 FN1 = baralek c. Predikat 1 FV1 = maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda
nan bak urang balaia sawah salupak. d. Konj. = nan bak
e. K2 = Subjek 2 + Predikat 2 f. Subjek 2 = urang
g. Predikat 2 = balaia sawah salupak.
Gambaran struktur metafora BMDP dapat polakan sebagai berikut: A + FV : Instrumen Banding IB + B. Di sini, penggunaan bentuk maundang
Predikat 1 mengacu pada makna ‘sesuatu yang tidak mungkin terjadi’ pada Predikat 2 = berlayar di sawah sepetak. Frasa nomina urang human
merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan berlayar di sawah sepetak.
4.2.1.1.8 Struktur Metafora BMDP 8 Data 8. P: Itu karajo nan menyimpang, indak basuo alua jo patuik. Alasan
bacari-cari Pipi ditembak jo mariam nan parahnyo..ha....
‘Itu kerja yang menyimpang, tidak berjumpa alur dengan patut.
Alasan dicari-cari Pipi ditembak dengan meriam yang parahnya..ha...’
W: A tu mak? ‘Apa itu mak?’
Ujaran di atas membandingkan antara pipi ‘pipi’ sebagai A terbanding dengan frasa ditembak jo mariam ‘ditembak denga meriam’ pembanding didasarkan
Universitas Sumatera Utara
atas pengertian analogi yang dicanangkan oleh Aristoteles dalam Hester, 1976:14. Analogi ini dipahami sebagai terdapatnya persamaan asosiasi antara
pemahaman seorang penutur terbanding tentang suatu situasi yang telah disepakati secara sosial yang bermakna kesadaran akan keadaan yang adaatau hal
yang tidak terlalu berlebihan. Data 8 dapat dikategorikan sebagai metafora predikat.
K Subjek Predikat
Pipi ditembak jo mariam. Diagram 15. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 8 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut
tatabahsa tradisional lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 8 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FN FV
Pipi ditembak jo mariam. Diagram 16. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 8 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Universitas Sumatera Utara
Struktur konstituen tuturan Data 9 dapat disusun sebagai berikut. a. K1 = Subjek FN + Predikat FV
b. Subjek FN = pipi c. Predikat FV = ditembak jo mariam.
Perbandingan yang terdapat pada Data 8 menunjukkan unsur A terbanding pipi yang tidak mungkin diperlakukan dengan ditembak dengan
meriam pembanding B. 4.2.1.1.9 Sruktur Metafora BMDP 9
Data 9. P: Si mamak nan seharusnyo mengayomi kamanakan malah beliau yang keras mau menggadai karena penghulu merestui...karena apa?
Cepat-epat meneken surat biar mandapek he..he..he
‘Si mamak yang seharusnya mengayomi kemenakan malah beliau yang keras mau menggadai karena penghulu merestui..karena apa?
Cepat—cepat meneken surat biar mendapat he..he..he..’ K
Subjek Predikat Cepat-cepat meneken surat biar mandapek .....
Diagram 17. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 9 Berdasarkan Tata
Bahasa Transformasi
Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan
BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar
kalimat data metafora BMDP 9 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
K FN FV
Cepat-cepat meneken surat biar mandapek ..... Diagram 18. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 9 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 10a dapat disusun sebagai berikut.
K = Subjek + Predikat Subjek = Cepat-cepat meneken surat
Predikat = biar mandapek....
Simpulan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah struktur data 9 menunjukkan pola metafora BMDP sebagai struktur pola yang sama dengan data-
data diatas. Karena penanda biar mandapek yang menunjukkan metaforanya adalah berupa predikat, artinya Data 9 dapat dinyatakan sebagai metafora
predikat. 4.2.1.1.10 Struktur Metafora BMDP 10
Data 10 : W: Nampak suka tarisaram-siram yo mak... ‘Nampak suka tersiram-siram ya mak.’
K KD Subjek Predikat
Nampak
∅ suka tarisaram-siram Diagram 19. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 10 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Kata Depan, Subjek elipsis dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional
lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 10 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FD FN FV
Nampak
∅ suka tarisaram-siram Diagram 20. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 10 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 10 dapat disusun sebagai berikut.
K = FD + Subjek FN + Predikat FV FD = Nampak
Subjek FN = ∅
Predikat FV = suka tasiram-siram....
Perbandingan yang terdapat pada Data 10 menunjukkan unsur A terbanding yang kelihatannya selalu mendapatkan sesuatu pembanding B.
Simpulan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah struktur data 10b menunjukkan pola metafora BMDP sebagai struktur pola yang sama dengan Data
7. Karena penanda suka tasiram-siram yang menunjukkan metaforanya adalah berupa predikat, artinya Data 10 dapat dinyatakan sebagai metafora predikat.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.11 Struktur Metafora BMDP 11 Data 11. P: Oknum..oknum..
‘Oknum..oknum..’ W: Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu
pagang gadai yomak. Sayang dispensasi itu disalah gunokan dek urang.
‘Jadi nampak-nampaknya adat tidak begitu saja membuka pintu
pegadaian ya mak.sayang dispensasi itu disalah gunakan dengan orang.’
K Frasa Depan Subjek Predikat
N Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang
gadai...
Diagram 21. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 11 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Kata Depan,
Subjek elipsis dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora
BMDP 11 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
K
FD FN FV N
Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang
gadai...
Diagram 22. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 11 Berdasarkan Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 11 dapat disusun sebagai berikut.
K = FD + Subjek + Predikat FD = Jadi nampak-nampaknya
Subjek = adat
Predikat = indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai...
Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 11 dapat dipolakan sama dengan Data 1 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan
bentuk indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai... Predikat mengacu
pada makna ‘membiarkan’. Frasa nomina adat inhuman sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam
predikat.
4.2.1.1.12 Struktur Metafora BMDP 12 Data 12. P: Batua...memang nan sabana hakikinyo manggadai itu adalah ibarat
pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang. Tapi jan salah.
Ada disatu daerah urang sama sekali indak membenarkan manggadai seakan-akan diharamkan dek masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
‘Betul... memang yang hakikat sebenarnya menggadai itu adalah ibarat pintu emergency pintu darurat yang hanya dipakai dimana
tersesak, bukan jalan umu melenggang panjang tapi jangan salah, ada disatu daerah orang yang sama sekali tidak membenarkan
menggadai. Seakan-akan diharamkan oleh masyarakat.’
W: Apa dasar pelanggarannya mak? ‘Apa dasar pelanggarannya mak?’
K Subjek Predikat
manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak,
bukan jalan umum malenggang panjang Diagram 23. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 12 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan
Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 12 terdiri atas unsur-unsur
frasa sebagai berikut. K
FN FV manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat
darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang
Diagram 24. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 12 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Universitas Sumatera Utara
Struktur konstituen tuturan Data 12 dapat disusun sebagai berikut. K = Subjek FN + Predikat FV
Subjek FN = menggadai itu Perdikat FV = adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan
hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang.
Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 12 dapat dipolakan sama dengan Data 7 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan
bentuk bukan jalan umum malenggang panjang Predikat mengacu pada
makna ‘‘segala sesuatu yang dipaksakan hanya untuk berfoya-foya’. Frasa nomina menggadai itu inhuman sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat
melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.
4.2.1.1.13 Struktur Metafora BMDP 13 Data 13 : W : Itu nan batua mak, sasuai jo hukum adat nan mamak sampaikan
tadi, bahwa harato pusako indak buliah dipindahkan nyo dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando kan baitu
mak?
‘Itu yang benar mak, sesuai dengan hukum adat yang mamak sampaikan tadi, bahwa harta pusaka tidak boleh dipindahkan dia
dijual tidak dimakan balik, digadai tidak dimakan sandera kan seperti itu mak?’
Universitas Sumatera Utara
K Subjek Predikat
inyo dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Diagram 25. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 13 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional, menunjukkan
kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 13 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FN FV
inyo dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Diagram 26. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 13 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 12 dapat disusun sebagai berikut.
K = Subjek FN + Predikat FV Subjek FN = inyo
Perdikat FV = dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 13 dapat dipolakan sama
dengan Data 7 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan
bentuk dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Predikat
Universitas Sumatera Utara
mengacu pada makna ‘‘segala sesuatu yang dimiliki jika dijual maka tidak akan di dapat kembali. Frasa nomina inyo dia sebagai subjek merupakan terbanding
tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat. 4.2.1.1.14 Struktur Metafora BMDP 14
Data 14. P: Musti bapikia realistis Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu liek sikonnyo. Tapi ambo setuju diambek mati kok lah ado caro
antisipasi pagang gadai
‘Musti berpikir realistis. Besiang di atas tumbuh, bertimbang atas yang lalu lihat sikonnya. Tapi saya setuju dihambat mati kalau
sudah ada cara antisipasi penggadaian’
W: Nah umpamonyo? ‘Nah umpamanya?’
FV1
FV2 FV3 V 1 FP1 V2 FD2
Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu Diagram 27. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 14 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 14 dapat disusun sebagai berikut.
FV1 = FV2 + FV3 Basiang ateh tumbuah + batimbang ateh nan lalu FV2 = V1 + FD1 Basiang + ateh tumbuah
FV3 = V2 + FP2 batimbang + ateh nan lalu
Universitas Sumatera Utara
Bentuk metafora BMDP pada Data 14 disebut dengan metafora frasa karena struktur frasa yang membentuknya. Bentuk metafora ini biasanya dituturkan
terlepas dan tidak terikat dengan struktur morfologi dan sintaksis yang mengharuskan kehadiran morfem terikat pada tataran morfologi dan kehadiran
subjek – predikat pada tataran kalimat.
4.2.1.1.15 Struktur Metafora BMDP 15 Data 15. P: Umpamonyo, kok lah tagak kalompok? Sosial, lah ada koperasi
simpan pinjam nan bonafit, perduli dunsanak nan dirantau jo keadaan urang dikampuang atau pamarentah lai mamikian urang
miskin. Pagang gadai disilang ampek nagari ko.
‘Umpamanya, kalau sudah tegak kelompok-kelompok sosial, sudah ada koperasi simpan pinjam yang bonafit, peduli saudara di rantau
dengan keadaan orang dikampung, atau pemerintah ada memikirkan orang miskin. Penggadaian disilang empat di negeri ini’.
W: Tapi sungguhpun baitu yo mak yo, kamii harapkan agar para pemangku adat berkenan hendaknya membatalkan aturan adat nan
lah kadaluarsa tuh. Atau setidak-tidaknyo mangaluakan fatwa adat guno mempersempit peluang terjadinyo pagang gadai sahinggo
indak manyungsarokan anak kamanakan.
‘Tapi sungguhpun begitu ya mak ya, kami harapkan agar para pemangku adat berkenan hendaknya membatalkan aturan adat yang
sudah kadaluarsa tuh. Atau setidak-tidaknya mengeluarkan fatwa adat guna mempersempit peluang terjadinya penggadaian sehingga
tidak menyengsarakan anak kemanakan’.
K
Subjek Predikat Kompl.
Pagang gadai
∅ di silang ampek nagari ko Diagram 28. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 15 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek berpredikat kosong dan kamplemen. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa
tradisional, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 15 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K
FN1 FV FN2 V
Pagang gadai KD FN3
∅ di silang ampek nagari ko Diagram 29. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 15 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 15 dapat disusun sebagai berikut. K
= FN + FV + FN2 FN1 subjek = pagang gadai
FV = adalah elipsis
FN2 = KD di + FN3 silang ampek nagari ko.
Data 15 menunjukkan struktur metafora komplemen karena posisinya terpisah dari predikat yang elipsis.
4.2.1.1.16 Struktur Metafora BMDP 16 Data 16. W: Sagalo sasuatu akan berubah manuruik kodratnya. Tamasuk adat.
Akan tetapi urang Minangkabau manantangnyo dengan pepatah nan manyabuikkan “Adat nan tak lakang dek paneh, nan tak
lapuak dek ujan” baa tu mak?
‘Segala sesuatu akan berubah menurut kodratnya. Termasuk adat. Akan tetapi urang Minangkabau menantangnya dengan pepatah
Universitas Sumatera Utara
yang menyebutkan “Adat yang tak lekang karena panas, yang tak lapuk karena hujan “bagaimana itu mak?’
P: Adat indak manantang sunatullah. Adapun papatah indak lakang dek paneh, indak lapuak dek ujan tadi bukanlah mengatakan adat
itu kaku, indak barubah bukan...itu kesalahan persepsi dari lafaz nan alun diurai. Sadangkan papatah lain nan babunyi “sakalia aie
gadang, sakali tapian baubah” adolah semacam pengakuan dari perubahan itu sendiri.
‘Adat tidak menantang sunatullah. Adapun pepatah tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena ujan tadi bukanlah mengatakan
adat itu kaku, tidak berubah, bukan...itu kesalahan persepsi dari lafal yang belum diuras sedangkan pepatah lain yang berbunyi
“sekali air besar, sekali tepian berubah” adalah semacam pengakuan dari perubahan itu sendiri’.
FN
Penentu Bilangan FN Penentu Bilangan FN
N A N A
Sakalia aie gadang, sakali tapian berubah” Diagram 30. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 16 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Data 16 dapat dikelompokkan ke dalam metafora yang berbentuk frasa, dalam hal ini frasa nomina.
4.2.1.1.17 Struktur Metafora BMDP 17
Data 17: W : Kalau baitu, apo pengertian papatah tadi mak? Nan saakan – akan adat ibarat batu nan tak dipengaruhi cuaca.
Universitas Sumatera Utara
W : Kalau seperti itu, apa pengertian pepatah tadi mak? Yang seakan –
akan adat ibarat batu yang tidak dipengaruhi cuaca.
K Subjek Predikat
batu nan tak dipengaruhi cuaca Diagram 31. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 17 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional, menunjukkan
kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 17 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FN FV
batu nan tak dipengaruhi cuaca Diagram 32. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 17 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 12 dapat disusun sebagai berikut.
K = Subjek FN + Predikat FV Subjek FN = batu
Perdikat FV = nan tak dipengaruhi cuaca
Universitas Sumatera Utara
Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 13 dapat dipolakan sama dengan Data 7 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan
bentuk batu nan tak dipengaruhi cuaca Predikat mengacu pada makna ‘seseorang yang tetap pendirian dan tak pernah berubah walau dengan apapun‘.
Frasa nomina batu sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.
4.2.1.1.18 Struktur Metafora BMDP 18
Data 18. W: Kalau baitu, apo pengertian pepatah tadi mak? Nan sakan-akan
adat barat batu nan tak dipengaruhi cuaca. ‘Kalau seperti itu, apa pengertian pepatah tadi mak? Yang akan adat
ibarat batu yang tak dipengaruhi cuaca’.
P: Batu pun binaso oleh pergantian cuaca. Kalau inyo dipanggang kemudian disiram mako batu akan pacah. Pacah menjadi pasia
dan adat akan barubah oleh peredaran zaman, namun inyo indak ka ilang.
‘Batu pun binasa oleh pergantian cuaca. Kalau dia dipanggang
kemudian disiram maka batu akan pecah menjadi pasir dan adat
akan beruah oleh peredaran zaman, namun dia tidak akan hilang’. kata kata
Prefiks bentuk dasar prefiks bentuk dasar di- panggang di- siram
Diagram 33. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 18 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.19 Struktur Metafora BMDP 19
Data 19. Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo inilah ulah anak samto-
mato yang dimanjo. Dia bersutan di hatinya, dia beraja di matanya inilah tingkah anak
semata-mata yang dimanja. Bentuk metafora yang terdapat pada Data 19 ini adalah Inyo basutan di
atinyo, inyo barajo di matonyo sebagai bentuk kalimat K yang dapat diurai sebagai berikut.
K
K1 K2
FN1 FV1 FN2 FV2
V1 FD1 V 2 FD2
Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo
Diagram 34. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 19 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi
Struktur konstituen tuturan Data 19 dapat disusun sebagai berikut.
K = K1 + K2 K1 = FN1 + FV1
K2 = FN2 + FV2 FN1 = Inyo
FN2 = inyo
Universitas Sumatera Utara
FV1 = V1 basutan +FD1 di atinyo FV2 = V2 barajo + FD2 di matonyo
Data 19 disebut dengan metafora kalimat karena struktur frasa yang membentuknya. Bentuk metafora ini biasanya dituturkan terlepas dan tidak terikat
dengan struktur tuturan lain. Metafora seperti ini dikelompokkan ke dalam peribahasa. Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo Dia bersutan di
hatinya, dia beraja di matanya = ‘Mengikuti kata hati atau kemauannya’. 4.2.1.1.20 Struktur Metafora BMDP 20
Data 20. Bulu baraso sogo jantan, si upiak batuka roman baitulah panilaian
ninik mamaknyo. Bulu terasa saga jantan, si upik bertukar wajah begitulah penilaian
ninik mamaknya. Bentuk metafora yang terdapat pada Data 20 ini adalah sogo jantan
sebagai bentuk kalimat Komplemen atau pelengkap kalimat Kompl yang dapat diurai sebagai berikut.
K
FN1 FV N V FN2
Bulu baraso sogo jantan Diagram 35. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 20 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Struktur konstituen tuturan Data 28 dapat disusun sebagai berikut. K = FN + FV
FN1 = N bulu FV = V + FN2
FV = V baraso FN2 = sogo jantan
Bentuk metafora BMDP pada Data 20 disebut dengan metafora komplemen karena struktur frasa yang membentuknya berposisi sebagai
komplemen kalimat yang dilekatinya. Metafora ini biasanya dituturkan terikat dengan struktur tuturan lain karena metafora ini bersifat komplementer atau
melengkapi. Metafora sogo jantan bermakna ‘perbedaan yang sangat mencolok’ biasanya digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang berubah dan perubahan
itu sangat mencolok. 4.2.1.1.21 Struktur Metafora BMDP 21
Data 21 : W : Anak kanduang Kulindan Suto, ambo disuruah tuan muda maminjam suri, inyo kapai ka balai.
‘anak kandung Kulindan Suto, saya disuruh tuan muda meminjam suri, dia akan pergi ke balai.
K Subjek Predikat
Ambo disuruah tuan mudo maminjam suri Diagram 36. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 21 Berdasarkan
Tata Bahasa Transformasi
Universitas Sumatera Utara
Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut
tatabahsa tradisional lihat Alwi, 2003, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 21 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.
K FN FV
Ambo disuruah tuan mudo maminjam suri Diagram 37. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 21 Berdasarkan
Fungsi Sintaksis
Struktur konstituen tuturan Data 21 dapat disusun sebagai berikut.
a. K1 = Subjek FN + Predikat FV
b. Subjek FN = Ambo disuruah tuan mudo