Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai probabilitas atau signifikansi LDR adalah 0.036 lebih kecil dari 0.05 dan nilai probabilitas atau
signifikansi TKS adalah 0.422 lebih besar dari 0.05 dengan demikian hipotesa H
6
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank bila diukur dengan LDR.
Dari pengujian hipotesis tersebut di atas dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.18
Hasil Pengujian Hipotesis No.
Variabel Asymp. Sig.
2-tailed Keterangan
1. TKS pada CAR
0.079 P 0.05 = H
1
: ditolak 2.
TKS pada NPL 0.035
P 0.05 = H
2
: diterima 3.
TKS pada KAP 0.079
P 0.05 = H
3
: ditolak 4.
TKS pada ROA 0.001
P 0.05 = H
4
: diterima 5.
TKS pada BOPO 0.630
P 0.05 = H
5
: ditolak 6.
TKS pada LDR 0.422
P 0.05 = H
6
: ditolak
Sumber : olahan penulis, 2010
Dari hasil analisis hipotesis di atas dapat dijelaskan bahwa empat rasio CAMEL yaitu CAR, KAP, BOPO dan LDR menunjukkan tingkat kesehatan
yang tidak berbeda antara BNI, BRI dan Mandiri. Sedangkan pada rasio NPL dan ROA menunjukkan perbedaan tingkat kesehatan bank antara BNI, BRI,
dan Mandiri.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berikut merupakan pembahasan dari hasil analisis statistik penelitian di atas.
1. CAR
Pada tabel 4.1 nilai CAR BNI secara berurutan pada tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah 15.60, 15.74, dan 13.47. Nilai CAR BRI secara berurutan pada
tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah 18.82, 15.84, dan 13.18. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
nilai CAR Bank Mandiri secara berurutan pada tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah 24.62, 20.75, dan 15.66.
Bank Indonesia menetapkan CAR minmum 8. Semakin tinggi rasio CAR maka semakin tinggi solvabilitas bank, karena modalnya semakin mampu
menutupi aktiva yang berisiko. Semua sampel bank pemerintah tersebut telah memenuhi batas minimum CAR yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengujian
signifikansi terhadap rasio CAR pada BNI, BRI, dan Mandiri pada tahun 2006, 2007, dan 2008 menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat kesehatan bank antara
BNI, BRI, dan Bank Mandiri jika diukur dengan CAR menolak hipotesis yang diajukan sebelumnya. Hal ini berarti kemampuan BNI, BRI, dan Mandiri dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank tidak berbeda baik pada tahun 2006, 2007, maupun 2008.
2. NPL
Pada tabel 4.1 nilai NPL BNI secara berurutan pada tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah 10.49, 8.53, dan 4.99. Nilai NPL BRI secara berurutan pada
tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah 4.83, 3.45, dan 2.78. Sedangkan nilai NPL Bank Mandiri secara berurutan pada tahun 2006, 2007, dan 2008 adalah
5.92, 1.47, dan 1.07. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi terhadap rasio NPL pada BNI, BRI,
dan Mandiri pada tahun 2006, 2007, dan 2008 menunjukkan ada perbedaan tingkat kesehatan bank antara BNI, BRI, dan Bank Mandiri jika diukur dengan
NPL menerima hipotesis yang diajukan sebelumnya, dimana tingkat kesehatan
Universitas Sumatera Utara
BNI berbeda dengan tingkat kesehatan BRI dan tingkat kesehatan BNI berbeda dengan tingkat kesehatan Bank Mandiri.
3. KAP