Bentuk Dan Sifat Wasiat

sebanyak-banyaknya sepertiga dari harta warisan, kecuali ahli waris menyetujuinya.

C. Bentuk Dan Sifat Wasiat

Dalam Hukum Islam tidak ada ditentukan tentang bentuk suatu wasiat. Syariat Islam juga tidak menentukan bentuk yang tertulis, namun demi kesempurnaan dan guna membuktikan ada baiknya kalau wasiat tersebut diperbuat secara tertulis. Untuk kebaikan dan keberesan terhadap penerima wasiat di kemudian hari, hendaklah sewaktu berwasiat dipersaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua saksi yang adil. Seperti yang tercantum dalam AI-Quran surat Al-Maidah ayat 106, yang ditafsirkan dalam bahasa Indonesia : Universitas Sumatera Utara Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, panggillah saksi diantara kamu apabila seseorang kamu menghadapi kematian, di waktu berwasiat, di waktu saksi itu dua orang yang adil bersifat lurus diantara kamu atau 2 dua orang yang lain bukan dari kamu. Jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian, kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang untuk bersumpah, lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu : “Demi Allah kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit untuk kepentingan seseorang walaupun dia karib kerabat, dan tidak pula kami menyembunyikan persaksian Allah sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa”. 31 Bentuk wasiat ini juga mempunyai syarat “qabul” dan harus jelas disaksikan oleh dua saksi tersebut diatas yang kemudian dapat membenarkan pemberian wasiat itu. penerimaan atau penolakan suatu qabul itu dilakukan setelah yang berwasiat itu meninggal dunia. 32 Dari ketentuan diatas jelaslah bagi kita bahwa bentuk wasiat harus adanya qabul yang jelas. Pemberian wasiat ini dapat dilaksanakan dengan cara tegas dan terang, boleh juga dengan cara diam-diam, tetapi dengan ketentuan setelah si pemberi wasiat meninggal dunia kelak. Sama halnya dengan wasiat yang diatur dalam KUH Perdata bahwa sebelum meninggal dunia yang berwasiat berhak untuk menarik kembali wasiatnya. Penarikan tersebut dapat dilakukannya secara terang-terangan atau secara diam-diam dengan menjual benda yang diwariskannya. Jika orang yang akan menerima wasiat itu lebih dulu meninggal dunia dari pada pemberi wasiat, maka wasiat tetap jalan dengan pemberian kepada ahli waris dari yang akan menerima wasiat itu. 31 Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Op. Cit , hal. 114. 32 http:www.asiatour.comlawarchivesindonesiaperdatawasiat.htm diakses tanggal 4 juni 2010 Universitas Sumatera Utara Andaikan si penerima wasiat terlebih dulu meninggal dari pada si pemberi wasiat, wasiat akan berjalan terus tanpa dapat dibatalkan oleh siapapun, karena wasiat tersebut dapat diterimakan kepada ahli warisnya. Adapun bentuk wasiat menurut KHI terdapat dalam pasal 195 yaitu dapat dilakukan dengan cara: 33 1. Lisan, bahwa suatu wasiat ataupun akta di bawah tangan harus dilakukan di hadapan dua orang saksi. 2. Tertulis, bahwa suatu wasiat yang dilakukan secara tertulis dapat berupa akta di bawah tangan dan akta otentik. Apabila wasiat ditujukan kepada ahli waris, maka persetujuan ahli waris atau para ahli waris lainnya itu dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Persetujuan lisan maupun tertulis yang bukan akta otentik harus dilakukan di hadapan dua orang saksi atau di hadapan notaris

D. Kecakapan Membuat Surat Wasiat