Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Hal ini sesuai dengan yang sebagaimana diatur dalam Pasal 73 UUPA.
20
2. Alasan Perceraian Talaq
a. Suami dapat mengajukan gugatan ke pengadilan ketika sang istri
melalaikan kewajiban, ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1974 Pasal
34 ayat 3.
b. Ketika salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
penjudi dan lain-lain maka pihak yang lain bisa mengajukan gugatan perceraian, ini sesuai dengan PP No.9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf a
dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 huruf a. c.
Ketika salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain selama 2 Tahun berturut-turut tanpa izin dan alasan yang sah maka berhak di gugat, ini
sesuai dengan PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf b dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 huruf b.
d. Ketika salah satu pihak Permohonan melakukan penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain, ini sesuai dengan PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf d dan Kompilasi Hukum Islam pasal 116 huruf a.
e. Ketika salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan
akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya,
20
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 80-82
ini sesuai dengan PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf e dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 166 huruf e.
f. Ketika kedua belah pihak terus menerus berselisih atau bertengakar,
ini sesuai dengan PP No.9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf f dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 166 huruf f.
21
Selain itu Imam Mazhab: Malik, Syafi’y dan Ahmad bin hanbal juga
menetapkan bahwasanya kantor Pengadilan boleh menjatuhkan Thalaq secara fasakh karena suami tidak memberikan nafkah, dengan mengambil alasan
Firman Allah swt:
Artinya: Dan janganlah kamu menahan istri-istri kamu itu dengan maksud untuk
membiarkan mereka itu menderita, karena dengan demikian berarti kamu menganiaya mereka. Q.S Al Baqarah, 231
22
D. Akibat dan Hikmah Perceraian
1. Akibat Perceraian
Akibat hukum yang muncul ketika putus ikatan perkawinann antara seorang suami dengan seorang istri dapaat dilihat beberapa garis hukum, baik yang tercantum
dalam Undang-undang Perkawinan maupun yang tertulis dalam KHI. Berikut jenis akibat perceraian:
a. Akibat Cerai Talak
21
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 85-87
22
Mustafa As- Siba’y, Wanita diantara Hukum Islam dan Perundangan-undangan, Jakarta:
Bintang Bulan, 1980, h. 201-203
Ikatan perkawinan yang putus karena suami mentalak istrinya mempunyai beberapa akibat hukum
, maka bekas seuami wajib memberika mut’ah sesuatu yang layak kepada berkas istrinya, member nafkah, makan dan kiswah tempat tinggal dan
pakaian, melunasi mahar apabila masih terhutang, memberikan biaya hadhanah untuk anak yang belum mencapai umur 21 Tahun. Ini sesuai dengan ketentuan Pasal
149 KHI yang bersumber dari Surah Al-Baqarah ayat 235 dan 236.
b. Akibat Cerai Gugat
Cerai gugat didasarkan hadis Nabi Muhammad saw.:
َل ِِ ْدَثَو ٌء اَع ِو َُل ِِْطَب ْتَناَك اَذَ ِِْبا َنِإ ِها ُلْوُسَر اَي ْتَل اَق ُةَأ َرْما َنَا ُه اَبا َنِاَوُءاٌوَح َُل ىِرْجَحَو ٌء اَقَس ُ
ِِْقَلَط علص ِها ُلْوُسَراَََ َلاَقَ ف ىِِم َُعِزَْ ي ْنَاَداَراَو
دوادوباو دما اور ىِحِكَْ ت ََْاَم ِِب ٌقَحَا َتْنَا م
Seorang perempuan berkata Rasullah saw.: “Wahai Rasulullah saw. Saya yang mengandung anak ini, air susuku yang diminumnya, dan di balikku tempat
kumpulnya bersamaku, ayahnya telah menceraikanku dan ia ingin memisahkannya
dariku”, maka Rasulullah saw. bersabda: “kamu lebih berhak memelihaaranya, selama kamu tidak menikah”. Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim
mensahihkannya
23
Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya diganti oleh Wanita-
wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu, Ayah, Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah, Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan, Wanita-wanita dari
kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu, Wanita-wanita dari kerabat sedarah
menurut garis samping dari ayah. ketika sang anak sudah mumayyiz, anak berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya. Biaya hadhanah dan
23
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.77
nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya
sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri 21 Tahun. Pengadilan
dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan jumlah biaya untuk
pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya. Ini sesuai dengan
Pasal 156 KHI.
24
2. Hikmah Perceraian