BAB II PERCERAIAN DAN KEDUDUKAN ORANG TUA
A. Pengertian Perceraian
Hidup dalam hubungan perkawinan itu merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Itulah yang dikehendaki oleh islam. Sebaliknya melepaskan diri dari
kehidupan perkawinan itu menyalahi sunnah Allah dan sunnah Rasul dan menyalahi
kehendak Allah menciptakan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah.
Meskipun demikian, bila hubungan pernikahan itu tidak dapat lagi dipertahankan dan kalau dilanjutkan juga akan menghadapi kehancuran dan kemudaratan, maka
islam membuka pintu untuk terjadinya perceraian. Dengan demikian, pada dasarnya perceraian atau thalaq itu adalah sesuatu yang tidak disenangi yang dalam istilah
ushul fiqh disebut makruh.
11
Talak menurut bahasa berarti perpisahan dan melepaskan. Menurut syara’
melepaskan ikatan suami istri yang sah oleh pihak suami dengan lafal tertentu atau yang sama kedudukannya seketika itu atau masa mendatang. Talak juga merupakan
perbuatan Halal yang Dibenci Allah. Dari Ibnu Umar dari Nabi Saw., beliau bersabda:
ُقَاَطلا ِها َدِْع ِلَاَْْا ُضَغْ بَا
11
Amir syarifuddin, hukum perkawinan islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawina, Jakarta: Kencana, 2007, h.199
“Perbuatan halal yang paling dibenci Allah swt. adalah Talak.” Hadis ini menunjukkan bahwa tidak setiap perbuatan halal itu disukai, tetapi ada
sesuatu yang disukai dan ada yang dibenci. Sedangkan islam sangat menginginkan ketenangan hidup suami istri dan melindungi kerusakan serta meraih cinta dan
pergaulan yang baik. Wanita yang meminta talak karena mengharapkan suatu kehidupan yang direncanakan lebih baik, maka ia berdosa dan bau surga haram
baginya.
12
Perceraian bukanlah produk baru islam, Ia sudah ada sebelum Islam lahir. Masyarakat arab jahiliyah telah mempraktikkannya, walau akibat dari perceraian itu
merugikan perempuan. Tradisi perceraian pada jaman Jahiliyah yang bersambung pada masa permulaan islam. Seperti yang kita ketahui bahwa hukum islam diturunkan
secara bertahap. Salah satu hikmahnya agar apa yang telah diturunkan menjadi mantap dan dilaksanakan. Dengan turunnya ayat tentang batasan-batasan jumlah talak
yang boleh dirujuk di atas, maka berakhirlah bilangan talak yang tidak terbatas itu.
13
Perjanjian ikatan yang demikian kuat kokohnya, tidaklah layak dirusak atau disepelekan. Setiap usaha untuk menyepelekan hubungan perkawinan ataupun
12
Ibrahim Muhammad Al-jamal, Fiqih Muslimah, Jakarta: Pustaka Amani, 1995, h. 279
13
Yayan Sopyan, Islam-Negara:Hukum Perkawinan Islam dalam UU Perkawinan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h.174-175
melemahkannya, adalah suatu perbuatan yang dibenci islam, karena ia merusak kebaikan dan menghilangkan kemashlahatan antara suami isteri.
14
Karena itu, setiap usaha untuk merusak perkawinan itu adalah dibenci oleh islam, sebab ia telah merusak kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri
dan anak-anak.
15
B. Dasar Perceraian