BAB IV ANALISIS PUTUSAN
A. Duduknya Perkara
Menimbang bahwa penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 14 januari 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta
Selatan, Nomor 0118Pdt.G2013PA JS., telah mengajukan permohonan untuk melakukan cerai gugat terhadap Tergugat dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa Pada Hari Minggu, tanggal 5 Nopember 2000 M atau 8
Sya’ban 1421H Pukul 9.00 WIB. Penggugat dengan Tergugat melangsungkan Pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Sebagaimana ternyata dari kutipan akta nikah Nomor
76922XI2000. 2.
Bahwa semula kehidupan Rumah Tangga antara Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis. Setelah menikah Penggugat dan
Tergugat tinggal bersama Ibu Kandung dan Keluarga kakak kandung Tergugat ditempat kediaman Orang Tua Tergugat di Jl.Daksa 3 No. 9
RT 006002 Kel. Selong, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sampai dengan Tergugat rukun baik sebagaimana layaknya suami istri
dan belum dikarunia anak.
3. Bahwa walaupun sebenarnya Penggugat Kurang berkenan untuk
tinggal dikediaman Orang Tua Tergugat tetapi demi untuk keharmonisan Rumah Tangga, Penggugat akhirnya memutuskan untuk
tinggal bersama dikediaman orang tua Tergugat. Namun kurang lebih dari tahun 2007 sampai tahun 2010 Perkawinan Rumah Tangga
Penggugat dan Tergugat mulai goyah dan sering terjadinya perselisihan perbedaan pendapat yang terus meneru dikarenakan
banyaknya intervensi Keluarga Tergugat dan teman-teman Tergugat yang datang silih berganti menjadikan komunikasi tidak lancar dan
tidak adanya privasi lagi seperti layaknya rumah tangga pasangan suami istri.
4. Bahwa setiap saran pendapat Penggugat tidak pernah didengar dan
dihargai lagi. Apalagi didepan keluarga dan teman-teman Tergugat sehingga seringnya pertengkaran perselisihan terjadi dan tidak
memungkinkan lagi untuk hidup damai dan tentram seperti sebuah keluarga pasangan suami istri.
5. Bahwa hubungan antara penggugat dan tergugat menjadi tidak
harmonis lagi dan lama kelamaan membawa dampak yang kurang baik. Tergugat tidak pernah mau keluar dari kediaman orang tuanya.
Akhirnya 2 tahun lebih sudah telah pisah ranjang sampai sekarang dan tidak pernah dinafkahi lahir batin lagi oleh tergugat.
6. Dengan kejadian tersebut diatas rumah tangga Penggugat dan
Tergugat sudah tidak dapat lagi dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk Rumah Tangga Sakinah, Mawadah,
Rahmah tidak bisa tercipta. Maka perceraian adalah alternatif terakhir bagi penggugat untuk menyelesaikan permasalahan antara Penggugat
dan Tergugat. Oleh karenanya Peerkawinan Penggugat dan Tergugat secara hukum dapat dinyatakan putus karena perceraian, sesuai dengan
ketentuan Pasal 38 UUD No.1 Th. 1974 Tentang Perkawinan JO pasal 19 F Peraturan Pemerintah RI No.19 Th. 1975 Tentang Pelaksanaan
UUD No.1 Th. 1974 Tentang Perkawinan.
B. Pertimbangan Majelis Hakim