Personal Care Kualitas Pelayanan

halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia Hal ini agak berbeda dengan penuturan anak-anak. Mereka mengaku tidak terlibat dalam penyiapan makanan, semuanya disiap- kan oleh ibu dapur. Setelah anak makan piring bekasnya pun tidak dicuci melainkan disimpan di tempat cucian, kalau sudah selesai makan semuanya baru si ibu dapur mencucinya. Ketika ditanya kepada ibu dapur mengapa demikian, dia menjawab, “Anak-anak ndak bersih, biarin. Terus kasihan mereka sudah besar-besar takut malu mencuci piring.” 63 JM Mungkin ini dalam kondisi normal, dan ibu dapur memang sosok ibu yang pengertian, sabar, dan sayang kepada anak-anak. Adapun kondisi anak-anak yang harus memasak sendiri ketika ibu dapur pu- lang kampung dalam beberapa hari karena ada urusan keluarganya itu benar adanya, asesor menyaksikan sendiri bagaimana beberapa anak yang besar memasak untuk semua anak di panti. Di di kaca jendela rumah ibu dapur, di samping dapur, masih tertempel jadwal piket masak anak-anak saat masa-masa belum me- nemukan ibu dapur yang sekarang, pasca ber- hentinya ibu dapur yang lama. Jadwal itu hanya kembali berlaku ketika tidak ada ibu dapur. Ini menandakan anak-anak memang dilibatkan dalam proses penyiapan makanan dalam rang- ka memandirikan mereka. Anak terbiasa makan secara bersama- sama. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kepala panti dan staf serta yang dilihat oleh asesor sendiri. Karena saat ini tidak tersedia ruang makan yang cukup untuk menampung anak-anak makan bersama, maka anak-anak bi- asa mengambil jatah makanannya di dapur lalu dia membawa piring berisi makanan tersebut ke tempat-tempat yang mereka pandang cuk- up nyaman untuk makan. Ada yang membawa- nya ke kamar, ke pinggir kolam, di bawah po- hon, di teras rumah ibu dapur, di kursi depan pintu dapur dan di dapurnya sendiri. Demikian juga yang dikatakan staf, “Sama-sama, di daerah dapur. Akan tetapi boleh juga dibawa ke kamar.” 64 S Menurut anak-anak, mereka biasa makan 63 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas382.1.5 64 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas392.1.6 dengan bebas, bisa di mana saja, tidak ada ru- angan khusus untuk makan. Tidak ada orang dewasa yang menemani mereka makan. Anak- anak mengambil nasi secara bebas, kemudian minta lauknya ke ibu dapur. Setelah piring diisi, anak keluar dapur dan memilih tempat sesuai dengan yang mereka suka, hanya mereka tidak jauh di depan dapur. Di antara mereka ada yang duduk di saung, di bangku depan dapur, atau jongkok di depan dapur karena tidak ke- bagian bangku untuk duduk, atau ada juga yang membawanya makan di pinggir kolam. Mereka nampak menikmati makanan yang disantapnya. Ada di antara mereka yang menambah nasi- nya, karena memang persediaannya mencu- kupi. Akan tetapi di antara mereka tidak ada yang berani menambah lauknya, mereka takut anak lain tidak kebagian jatah, ini lah bentuk solidaritas anak di panti Al-Ikhlas. Satu hal yang cukup memprihatinkan ialah persediaan piring di dapur hanya ada 15 buah. Jelas ini tidak mencukupi untuk seluruh anak. Maka untuk menutupi kebutuhan anak, maka ibu dapur meminjam piring beling ke isteri pengasuh sebanyak 15 buah lagi. Untuk ini juga masih belum mencukupi karena jumlah anak 45 orang akan tetapi ini terbantu dengan kon- disi yang kebetulan ada anak yang makannya tidak bersamaan karena sekolah sore. Sebe- lum meminjam piring tersebut, menurut penu- turan anak-anak, mereka antri mendekati anak yang sedang makan untuk kemudian piringnya dipakai bergantian. Ibu dapur lah yang kadang memperhati- kan makanan untuk anak-anak yang berada dalam situasi tertentu, seperti sakit atau alergi. Namun perhatian itu hanya bisa ia berikan sekedarnya saja karena sayangnya tidak ada bi- aya khusus untuk itu jadi anak makan seadanya saja, kalau ada pantangan makan anak pilih makanan yang dia boleh makan dalam menu hari itu juga. Anak yang kecil juga kadang ber- masalah dalam hal nafsu makannya. Kadang ia tidak mau makan karena mungkin kurang sele- ra. Dalam kondisi ini ibu dapur tidak bisa ber- buat apa-apa. Berikut penuturan ibu dapur, ”Tidak khusus, hanya saja kalo dia ndak boleh teri seperti anak yang patah tangannya itu, ya dia makan tahu tempenya saja, terinya buat yang lain. Ada juga sih halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat anak yang suka ndak mau makan, si Adi 5 SD ��� ���m 6 SD, suk� berp����g mukanya kalo disuruh makan, kalo dia lagi ndak suka ya dia ndak makan, ya saya ndak buatin khusus apa yang dia suka sih. Akhirnya dia beli mi saja di luar. 65 JM Menurut koordinator anak asuh, pengas- uh yunior yang baru saja diperbantukan untuk mendampingi anak-anak di asrama, anak-anak yang sakit sangat diperhatikan oleh ibu dapur dalam hal perhatiannya. Ia mengatakan, ”Anak- anak kalau sakit di sini dimanja sekali oleh ibu dapur, dibawakan air minum hangat, dibawakan makanannya, meski makanannya sama dengan untuk yang tidak sakit.” 66 KA Tidak adanya makanan khusus untuk anak yang sakit me- mang diakui anak-anak, meskipun mereka ja- rang sekali ada yang sakit. Mereka mengatakan tidak ada makanan khusus yang disediakan untuk anak-anak yang sakit. Belum pernah ada kasus yang sakit di panti. Ada pernah yang sakit di bawa ke rumah sakit dan dirawat, tapi pu- lang dari rumah sakit dia makan makanan yang ada. 67 Air minum matang tidak tersedia di panti. Ibu dapur tidak biasa memasakkan air untuk anak-anak. Mereka terbiasa minum langsung dari kran air di belakang dapur. Kebiasaan ini memang sudah turun temurun dan menjadi kebiasaan masyarakat NTB pada umumnya apalagi mereka yang tinggal di daerah sumber air yang baik seperti di Narmada, Lombok Barat ini. Ketika ditanyakan dari mana sumber air minum untuk anak-anak, staf menjawab, “Air minumnya ya dari PDAM itu langsung bisa diminum karena di Narmada ini terkenal dengan sumber air dan kualitas airnya bagus.” 68 S Ke- pada ibu dapur, saat pertama ditanya apakah air dimasak atau tidak si ibu mengangguk ragu, mungkin ada perasaan takut atau sungkan 65 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas402.1.7 66 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas402.1.7 67 Wawancara dengan anak-anak pada Sabtu, 16 Wawancara dengan anak-anak pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 11.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas402.1.7 68 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas412.1.8 menjawab sesungguhnya tidak ada air masak. Namun ketika ditanya di hari-hari berikutnya mengapa tidak disediakan air minum matang, ibu dapur menjawab, “Ndak ada tempatnya un- tuk masak, dan ndak ada cangkir buat anak-anak minum.” 69 JM Ternyata itulah masalahnya, se- hingga asesor berinisiatif untuk memberikan panci besar untuk memasak air, dua lusin gelas, dan satu lusin tambahan piring. Adapun menurut anak-anak, air minum tersedia sepanjang waktu dan mudah diakses. Ternyata yang dimaksud adalah air kran itu sendiri. Namun panti hanya memiliki 3 cangkir plastik yang disediakan untuk anak-anak. Sela- ma ini anak-anak minum langsung dari kran air ledeng. Setelah makan anak-anak menyimpan piring di tempat cucian piring, kemudian mem- buka kran air bukan untuk mencuci piring me- lainkan untuk minum. Mereka meminumnya secara langsung tanpa dimasak dan tanpa tem- pat minum. b. Kesehatan Fasilitas kesehatan yang dapat diakses anak adalah PUSKESMAS terdekat yang sudah bekerjasama dengan panti. Anak-anak yang sakit tinggal datang ke sana dengan membawa buku berobat yang sudah dibubuhi tandata- ngan salah seorang pengasuh. Dokter yang bertugas di PUSKESMAS akan segera menge- tahui bahwa anak tersebut adalah anak panti sehingga anak tidak dipungut bayaran. Berikut pernyataan Kepala Panti, ”Dokter umum di pus- kesmas yang sudah bekerja sama dengan kita.” 70 KP Demikian juga penuturan staf, “Kalo kesehatan kita kerjasama dengan puskesmas. Jadi ada buku berobat. Jadi pengurus tandatangan di buku itu sudah bisa. Itu gratis. Dokter di puskesmas seberang yang sudah ada hubungan kerja sama dengan kita. Anak tinggal bawa buku yang dinamai buku berobat yang dibuatkan khusus oleh pengurus, ditandatangani pengurus, siapa saja yang 69 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 Wawancara dengan juru masak pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas412.1.8 70 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas422.2.1 halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia ada, nanti dokternya menulis penyakit dan tindakannya di buku tersebut. Jadi dari buku tersebut dapat dilihat siapa saja yang telah berobat, berapa sering, apa saja sakit yang dideritanya.” 7� S Namun, di kalangan anak-anak, mereka ja- rang pergi ke PUSKESMAS kalau sakitnya mer- eka pandang tidak terlalu parah. Kalau ada anak yang sakit, anak beli obat sendiri ke warung, kalau tidak punya uang minta ke Pak Kholidi salah seorang guru ngaji yang tinggal di ling- kungan panti. Begitu tutur salah seorang anak. Tidak ada pengecekan kesehatan secara rutin dari saat pertama anak masuk panti sampai sekarang. Staf mengatakan, “Tidak, hanya kita perh���k�� s�j� sec�r� ��h�r��h k����s� �s�k���.” 72 S Begitu pula halnya dengan imunisasi. Tidak pernah ada pemberian imunisasi untuk anak panti. Panti hanya mengandalkan dari program kesehatan di sekolah. Tidak ada catatan kesehatan bagi setiap anak, yang ada hanya buku berobat yang dido- kumentasikan dalam satu buku yang di dalam- nya terdapat kolom-kolom untuk diisi oleh dokter yaitu tentang nama anak, umur, riwayat sakit, riwayat pengobatan, dan terapi yang di- berikan. Di samping itu ada pula kolom untuk tanda tangan pengasuh sebagai tanda menge- tahui bahwa anak itu direkomendasikan untuk berobat. Staf menjelaskan, “Ada, di buku berobat tadi. Yang mencatat adalah dokter yang memeriksa anak. Yang tercakup di buku berobat adalah, nama anak, umur, tanda tangan pengurus, penyakit yang diderita, diagnosis dokter, obat yang diberikan. Buku berobat itu dipegang oleh anak-anak.” 73 S Adapun jenis penyakit yang pada umum- nya dialami oleh anak adalah penyakit kulit, di- are, dan lu. Meskipun tidak juga begitu sering terjadi. Kondisi tersebut tergantung cuaca dan wabah. Adapun penyakit kulit mungkin salah 71 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas422.2.1 72 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas432.2.2 73 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas452.2.4 satunya disebabkan oleh kebiasaan mandi anak yang tidak memakai handuk, karena tidak semua anak punya, akan tetapi mereka meng- gunakan baju yang telah mereka pakai untuk mengelap badan setelah mandi. Panti mempromosikan sikap dan perilaku yang sehat dan aman dengan membiasakan anak-anak melakukan kegiatan bersih-bersih diri dan lingkungan serta olahraga mingguan. Seperti dikatakan Kepala Panti, “Dengan men- gadakan Jumat bersih, dengan menggalakkan olah raga biasanya setiap minggu pagi anak-anak olahraga, dengan memperhatikan kebersihan diri,” 74 KP dan staf, ”Setiap Jumat kita adakan Jumat bersih, jadi semua dipel, lantai, tempat tidur dibersihkan juga mengenai kebersihan diri anak- anak cukup dikasih sabun.” 75 S Panti tidak pernah mengadakan pendidi- kan kesehatan, namun demikian pernah ada penyuluhan dari PUSKESMAS. Pihak PUSK- ESMAS datang ke ke panti untuk memberikan penyuluhan tentang penyakit kulit, seperti tu- tur staf, ”Penyuluhan kesehatan dulu pernah ada dari puskesmas saat menjalar penyakit kulit.” 76 S Panti juga tidak pernah menyediakan in- formasi dan bimbingan kesehatan reproduksi dan seksual kepada anak-anak asuh. Anak-anak pun mengakui bahwa panti tidak menyediakan informasi maupun bimbingan kesehatan re- produksi terhadap anak. Karena kondisinya yang sedang renovasi maka kebersihan fasilitasi sanitasi kurang baik. Alat-alat kebersihan pun hanya sedikit ditemui. Pihak panti menyadari banyaknya kekurangan dalam pelayanan panti terutama sarana-prasa- rana yang menunjang kesehatan dan kenya- manan anak. Namun pihak panti menyadari pula kekurangan sumberdaya mereka. Oleh karena itu semua perbaikan pelayanan masih dalam taraf rencana, seperti penjelasan Kepala Panti, 74 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas462.2.5 75 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas462.2.5 76 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas472.2.6 halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat “Memang itu ada program jangka panjang, jangka pendek, dan jangka menengah. Nah itu sudah tersusun di sana, di Pak Jum. Nah itu, termasuk program pengadaan sarana- prasarananya. Termasuk gedungnya juga ada di sana. Pokoknya masuk dia sekarang yang jangka panjangnya, gedungnya. Tapi sudah lama ini, perencanaannya ini memang sudah lama. Baru sekarang bisa terlaksana. Kalau yang jangka pendek itu, untuk pendidikan anak-anak. Tapi ini masih macet kegiatannya. Termasuk dalam program. Masih macet karena kondisi. Jadi apa adanya kami jalan.” 77 KP Staf menambahkan, “Itulah sekarang sedang masa dibongkar gini ya tidur di mana aja. MCK ya memang seperti itu, belum diperbaiki lagi.” 78 S Mengenai kesiapan panti menghadapi ke- celakaan pada anak, ada pengasuh yang men- getahui cara untuk merespon kecelakaan dan kejadian darurat melakukan P3K ada pula yang tidak. Yang tidak bisa biasanya merespon kecelakaan pada anak dengan langsung mem- bawa anak ke dokter, sebagaimana tutur staf, “Ya kita bawa ke dokter.” 79 S Namun yang mengetahuinya, seperti koordinator anak asuh, dia akan menggunakan teknik tertentu terlebih 77 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas492.2.8 78 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas492.2.8 79 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas502.2.9 dahulu agar anak mendapat pertolongan per- tama, setelah itu baru dibawa ke dokter. Koor- dinator anak asuh mengatakan bahwa dirinya mengetahui cara-cara itu karena dia dulu per- nah bergabung di PMI, seperti tuturnya, “Bisa, Z [menyebut namanya sendiri] kan dulu aktif di PMI.” 80 KA c. Kegiatan bermain, rekreasi, serta pemanfaatan waktu luang dan kegiatan-kegiatan kesenian Pengurus panti memandang bahwa ber- main, pemanfaatan waktu luang, olahraga, dan kegiatan kesenian itu baik untuk anak. Oleh karena itu kegiatan anak di panti asuhan Al-Ikh- las ini tidak begitu padat. Banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan apa saja 80 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas502.2.9 Gambar 1. Kondisi Panti Selama Renovasi Gedung Baru yang Belum Selesai dibangun Gambar 2. Kondisi Panti Selama Renovasi Tumpukan kayu untuk membangun aula yang baru Gambar 3.Kondisi Panti Selama Renovasi Selama masa renovasi, anak-anak tidur di masjid atau di kantor dengan menggelar kasur halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia yang bermanfaat. Meskipun dalam pandangan masyarakat situasi itu bisa dipandang bahwa anak-anak panti ini tidak terurus karena siang hari setelah pulang sekolah anak-anak banyak berkeliaran tanpa kegiatan yang sama. Berikut ungkapan Kepala Panti tentang itu, “Penting itu, makanya anak-anak kalo hari minggu dibiarkan olah raga, lari dan main bola ke lapangan sana,” 81 KP dan staf, “Penting, makanya sore-sore kita tidak full memberi bimbingan terus menerus, kita tidak larang mereka main kelereng dll.” 82 S Dalam hal menyediakan kegiatan untuk anak, pengurus tidak membedakan jenisnya se- suai dengan umur, minat, dan kemampuan anak. Tidak ada juga media bermain yang disediakan oleh panti karena keterbatasan dana dan tidak 81 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas512.3.1 82 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas512.3.1 ada sumbangan untuk itu. Staf menjelaskan, “Ndak terlalu dibedakan. Kalo olahraga memang kita belum punya alatnya, kita belum mampu kesitu, dulu pernah punya pingpong tapi mejanya sudah keropos.” 83 S Sedangkan menurut penu- turan beberapa anak, Mawardi, Suherman, dan Agus, anak-anak tinggal di panti dan mengikuti kegiatan yang ada. Anak-anak yang sekolah pagi ada di sekolah sampai dengan jam 13.00, sorenya mereka bermain di kamar maupun di halaman. Anak-anak yang sekolah siang berada di sekolah dari jam 13.00 sampai jam 17.00, pagi-paginya mereka bermain. Setelah magrib mereka biasa mengaji sampai Isya, kemudian belajar dan tidur. Kegiatan tersebut semua berlaku secara umum bagi seluruh anak, tanpa memperhatikan usia dan tingkatan sekolah. Untuk mengembangkan kreativitas, bakat, serta minat, pihak panti sebelum panti dire- novasi setiap malam minggu anak-anak di beri kesempatan untuk tampil di podium untuk latihan pidato. Anak-anak menyebutnya acara muhadhoroh. Ada yang berpidato, mem- bawakan acara, membaca puisi, mendongeng, mengaji, dan membaca sari tilawah. Penentuan anak untuk membaca puisi, berpidato dan se- bagainya ditentukan oleh pengasuh. Anak yang membaca puisi, puisinya sudah disediakan oleh pengasuh, anak-anak tinggal membaca. Sedang- kan untuk berpidato atau berdakwah dan mendongeng, anak-anak mencari bahannya sendiri. Selama panti direnovasi sudah kurang lebih 2 bulan, penyelenggaraan pentas baru 83 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas522.3.2 Gambar 4. Kegiatan Muhadhoroh Seorang anak berpidato Gambar 5. Kegiatan Muhadhoroh Mendengarkan pidato Gambar 6. Kegiatan Muhadhoroh Membagikan snack setelah kegiatan halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat harinya. Yang sekolah pagi punya waktu luang di siang sampai sore hari, yang sekolah siang punya waktu luang di pagi hari, seperti dijelas- kan Kepala Panti, ”Kalo yang sekolah pagi maka waktu luangnya sore hari, kalo yang sekolah siang maka waktu luangnya pagi hari.” 85 KP Waktu luang anak-anak dapat dilihat dari rangkaian kegiatan anak yang mereka cerita- kan melalui tulisan seperti berikut, 04.00-06.30 Bangun pagi, sholat subuh, mengajibelajar, kultum, tajwid 06.30-07.00 Mandi, pake baju seragam, sarapan, berangkat sekolah 07.00-12.30 Di sekolah 12.30-15.30 Pulang sekolah, sholat Zuhur, makan siang, istirahattidur siang 15.30-18.30 Mandi, sholat Ashar, bantu- bantu tukang yang menger- jakan pembangunan renovasi panti, yaitu dengan mengecat genting-genting, memindah batu bata dll yang merupakan kegiatan pilihan, tidak dipaksa, dan dikerjakan dengan riang, tanpa beban, sambil mengobrol dan kalau lelah boleh berhenti. 18.30-19.30 Mengaji, h�z�b�� 86 , ceramah, sholat berjamah 19.30-22.00 Makan malam, belajar, tidur malam 03.00-04.30 Sholat malam Dari jadwal yang ada, kegiatan paling di- senangi anak-anak adalah bermain. Pada saat tersebut anak-anak bisa bermain sepak bola. Sedangkan kegiatan yang tidak disukai adalah sholat malam karena harus bangun pagi, me- reka masih mengantuk. Setelah sholat Zuhur 85 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas532.3.3 86 Yang dimaksud dengan hiziban adalah membaca Hizib Nahdlatul Wathan yang menjadi wirid yang dilazimkan bagi jamaah anggota organisasi Nahdlatul Wathan dan setiap orang yang belajar di lembaga apa pun di bawah naungan organisasi Nadlatul Wathan. dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Sep- tember 2006, mulai jam 20.00 sampai dengan jam 21.30. Anak-anak nampak ceria dan bersemangat, siang harinya anak-anak nampak bergerombol belajar dan menghapal materi yang akan di- pentaskan. Mereka berpesan “Kak jangan lupa ya nanti datang, kita-kita akan pentas. Kak saya akan berpidato kak, nanti lihat,” 84 AI. A6 kata salah seorang calon kontestan. Malam harinya acara muhadloroh digelar. Acara dibuka oleh pembawa acara AI. A11, dia salah seorang ke- tua kelompok. Kemudian pembacaan ayat suci Alqur’an oleh AI. A12 dan saritilawahnya oleh AI. A13. Acara dilajutkan dengan Pidato I, yang berpidato AI. A5 kelas 1 SMA NW dengan tema menuntut ilmu dari kandungan sampai ke liang lahat. Kemudian pidato II, AI. A6 kelas 2 SMAN 1 Narmada dengan tema berbuat kebajikan. Pidato tersebut kemudian disimpulkan yang oleh anak-anak disebut istinbat. Istinbat disam- paikan oleh koordinator anak asuh seorang koordinator anak asuh yang sekarang bekerja untuk PA. Acara selanjutnya pembacaan puisi. Anak-anak yang membaca puisi adalah AI. A14 kelas 2 SMK, AI. A1 kelas 1 SMP, AI. A15 kelas 1 SMP, dan AI. A10 kelas 1 SMA NW. Sedangkan acara selanjutnya adalah mendongeng. Anak yang mendongeng AI. A16 kelas 3 SMAN 1, dan AI. A17 kelas 6 SD. Acara ditutup dengan sambutan. Anak yang bertugas memberi sam- butan adalah AI. A18 kelas 1 SMPN 1, dan AI. A19 kelas 3 SMA NW. Lalu terakhir asesor didaulat memberikan sambutan. Panti tidak menyediakan media bermain apa-apa. Anak-anak bermain dengan meman- faatkan halaman masjid. Di antara mereka ada yang bermain kelereng atau sekedar pancing- pancingan ikan di kolam yang ada di lingkung- an panti. Dikatakan pancing-pancingan karena ikan yang ditangkapnya harus dilepas lagi, ikan- ikan itu tidak boleh diambil. Anak-anak punya waktu luang kurang leb- ih selama 4 sampai 5 jam per hari. Waktu itu tersedia bagi anak untuk melakukan kegiatan bermain, rekreasi, pemanfaatan waktu luang, olahraga, dan kegiatan-kegiatan apa saja setiap 84 Wawancara, AI. A6, Laki-laki, pada Sabtu, 16 Wawancara, AI. A6, Laki-laki, pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas522.3.2 halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia sampai dengan jam 15.30, merupakan kesem- patan bagi anak-anak untuk bermain. Mereka pada umumnya bermain main kelereng, sepak bola, dan ada yang bermain ke Narmada. Nar- mada adalah salah satu tempat rekreasi yang cukup terkenal di Lombok. Di tempat terse- but ada air suci yang oleh banyak orang diper- cayai bisa membuat awet muda. Pada sore hari sering anak-anak mandi di Narmada dengan melompat pagar, sehingga tidak bayar. Rekreasi dilakukan setiap setahun sekali. Mereka pernah piknik ke pantai Senggigi. Se- dangkan salah satu satu sumber informasi buat mereka adalah TV. Nonton TV diperbolehkan hanya satu minggu sekali, yaitu malam minggu dan hari minggu. Biasanya mereka nonton di rumah pak X, salah seorang pembina mantan anak panti yang tinggal di sekitar panti. Kadang- kala TV diboyong ke kantor dan mereka me- nonton di atas kasur yang telah ditata di lantai sekalian untuk tidur. Pada malam Minggu, TV biasa diboyong ke kantor yang pada masa renovasi “disulap” menjadi ruang tidur dengan menggelar kasur Anak-anak kadang terlibat di dalam pe- kerjaan ringan maupun berat di panti. Khusus pada masa renovasi ini, anak-anak sering mem- bantu mengecatkan genting, memindah batu bata, memindah pasir dan sebagainya. Hal ini dilakukan demi meringankan beban pemban- gunan dan agar pembangunan cepat selesai se- hingga mereka dapat beraktivitas dengan nya- man. Mereka mengerjakan itu semua dengan riang gembira dan dengan kesadaran. Pengurus panti tidak menjadwalkan khusus keagiatan itu dan dilakukan secara massal, akan tetapi mem- biarkan mereka melakukannya di waktu luang secara bergantian. Pekerjaan ringan lainnya sudah biasa mereka lakukan yaitu bersih-ber- sih lingkungan, menjaga studio foto dan yang lainnya, tergantung kebutuhan panti. Perihal bantuan anak-anak terhadap pembangunan gedung, Kepala Panti mengatakan, “Sekarang dalam masa pembangunan ini anak-anak turut serta membantu ya mengecet-ngecet genteng- nya.” 87 KP Demikian juga staf mengatakan, “Melibatkan anak dan tidak memaksakan, yang ringan-ringan saja mereka kerjakan, memindah- kan genteng, kayu. Caranya kita contohkan dulu, ����� ��� �r��g p��� �ku�, se�e��h ��u m����m��� yang ndak masalah.” 88 S d. Privasi Anak-anak memandang privasi menurut persepsinya masing-masing. Misalnya ada yang mengatakan, “Privasi adalah hal-hal khusus un- tuk diri sendiri.” 89 AI. A7 Menurut yang lain, “Privasi adalah sesuatu yang tidak boleh dibagi- bagi pada orang lain.” 90 AI. A8 Sedangkan menurut anak lain, privasi adalah, “Hal-hal yang 87 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas542.3.4 88 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas542.3.4 89 FGD Anak, AI. A7, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A7, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas552.4.1 90 FGD Anak, AI. A8, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A8, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas552.4.1 Gambar 7. Mengecat genting di kala waktu Mengecat genting di kala waktu senggang Gambar 8. Mengangkut genting di kala waktu Mengangkut genting di kala waktu senggang halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak boleh diceritakan kepada orang lain.” 91 AI. A1 Jadi yang dicakup dalam makna privasi adalah, pacar, Harga diri yaitu aib diri dan kelu- arga, penyakit seperti korengan, datang bulan, mimpi basah. Sedangkan menurut kepala panti yang dimaksud dengan privasi anak adalah yang bersifat pribadi bagi anak. Terhadap yang privasi ini pengurus berusaha memenuhi hak- hak anak sejauh yang panti mampu lakukan, dan memberi pengertian tentang sesuatu yang privasi dan mereka tidak boleh tahu, seperti yang dikemukakan staf, “Tentang privasi, kamar misalkan, kadang- kadang kita memotivasi anak, kita sudah jelaskan, jadi dia tahu diri, ndak akan mungkin dia sendiri dalam satu kamar, akan tetapi harus berbagi. Tentang hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, menyangkut harga diri anak, kita akan menjaganya, ndak akan kita sebarkan ke anak-anak lain. Kalau ada orang dewasa berkelahi juga kita jelaskan bahwa mereka ndak boleh tahu.” 9� S Namun demikian, panti belum bisa me- menuhi privasi anak dalam hal ruangan toilet, tempat mandi, dan berganti pakaian anak yang kesemuanya tidak bisa dikunci. Adapun toilet pengasuh bisa dikunci dan meskipun tidak ter- lalu jauh berbeda kondisinya, rusak dan ber- lubang, akan tetapi memang toilet pengasuh lebih bersih dan tidak boleh digunakan oleh anak-anak. 91 FGD Anak, AI. A8, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A8, Laki-laki, pada, Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas552.4.1 92 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas562.4.2 Panti tidak punya tempat konseling khu- sus akan tetapi anak biasa menyendiri di mas- jid. Tidak ada juga ruangan atau tempat khusus untuk pengunjung bagi anak. Di tempat mana pun anak bisa ditemui oleh keluarganya. Perse- diaan kebersihan dan perawatan diri personal hygiene diberikan langsung oleh pengasuh ke- pada masing-masing anak untuk dimiliki dan dipakai secara pribadi oleh anak. Namun menu- rut anak-anak, mereka menerima perlengka- pan panti dari PA secara tidak tentu. Anak- anak pernah menerima sabun, odol, sabun cuci, dan shampo, akan tetapi tidak rutin. Seringkali jatah yang diberikan habis sebelum masa pem- bagian bulan berikutnya datang. Kalau persedi- aan perlengkapan mandi mereka habis, mereka tidak berani meminta kepada pengurus. Menu- rut penuturan mereka karena panti juga tidak punya, panti sedang susah, sedang butuh biaya untuk membangun. Anak-anak sering diberi perlengkapan mandi oleh Mas Burhanudin, orang yang sering datang ke panti. Anak-anak juga biasa membelinya dengan uangnya sen- diri jika mereka membutuhkannya, demikian yang dikatakan koordinator anak asuh, ”Anak akan cari sendiri dengan uang yang dimilikinya.” 93 KA Adapun jatah yang diberikan menurut staf adalah, “Anak diberi 1 sabun, 1 odol, dan 1 bungkus deterjen setiap bulannya. Anggaran un- �uk ��u �����h �50 r�bu per bu���.” 94 S Panti juga tidak pernah membagikan han- duk kepada anak-anak asuh. Mereka yang mam- 93 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas622.4.8 94 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas602.4.6 Gambar 9. Kamar mandi kegiatan kebersihan diri anak asuh halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia pu membeli dan merasa butuh biasa membeli sendiri. Menurut anak-anak, dari 45 anak yang ada di PA Al-Ikhlas yang memiliki handuk hanya 3 tiga orang yaitu AI. A20, AI. A6, dan AI. A11, sedangkan 42 anak yang lainnya tidak memi- liki handuk. Mereka mengeringkan badan se- habis mandi dengan pakaian kotor yang habis dipakainya. Untuk 45 anak, kamar mandi yang tersedia hanya ada dua, sehingga anak-anak ka- lau sore hari biasa mandi di tempat pemandian Narmada, seberang jalan besar, depan PA. Se- dangkan lokasi kakus menyatu dengan kamar mandi yang letaknya tidak menyatu dengan bangunan asrama jadi anak harus keluar dulu meskipun tidak terlalu jauh. Sedangkan penca- hayaannya tidak terlalu terang. Anak-anak jarang mempunyai kesempat- an untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat pribadi. Kalaupun mereka ingin bicara, kadang- kadang mereka utarakan ke koordinator anak asuh. Koordinator anak asuh ini memang dekat dengan anak-anak dan dia mengerti bagaimana mendekati anak-anak. Posisinya se- bagai koordinator anak asuh memang cocok karena usianya yang tidak terpaut terlalu jauh dengan anak-anak, baru lulus SMA, namun dia dapat bersikap dewasa. Dia juga punya latar belakang keluarga yang sangat ketat dan ayah yang sangat disiplin dan galak dalam mendidik anak sehingga ia kabur dari rumah untuk hidup mandiri. Sekarang, dalam mendekati anak-anak, dia sama sekali tidak ingin menggunakan cara ayahnya yang sadis kalau memberi hukuman. Mengenai anak yang kadang curhat koordina- tor anak asuh mengatakan, ”Kadang bicara ke Z [menyebut namanya sendiri] karena mereka agak lebih terbuka oleh Z sebab cara Z sebagai koordinator anak asuh adalah dengan mengikuti alur pikir mereka jadi mereka nyaman dengan kita, ndak ada jarak.” 95 KA Namun anak- anak banyak yang punya prinsip bahwa hal-hal yang bersifat pribadi tidak dibicarakan kepada orang lain, “Hal-hal yang bersifat pribadi seba- iknya disimpan sendiri tidak boleh diceriterakan kepada orang lain.” 96 AI. A9 Demikian ungkap- 95 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas632.4.9 96 FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Filed Record: NTBPA Al-Ikhlas632.4.9 an seorang anak. Pendapat anak tersebut ke- mudian diperkuat oleh anak lain, “Ya sebaiknya disimpen, karena aib, tidak boleh disampaikan.” 97 AI. A10 Namun demikian ada beberapa anak yang mengatakan “curhat ke teman”. Beberapa anak lebih suka curhat kepada temannya dari pada ke pengasuh. Di antara peserta diskusi tidak ada satupun yang curhat tentang masalah pribadinya kepada pengasuh. Ketika ditanya alasannya, salah seorang diantara mereka ber- kata, “Pengasuhnya susah ditemui, bagaimana mau curhat, takut dimarahi.” 98 AI. A6 Di an- tara peserta diskusi yang curhat kepada buku harian. e. Pilihan Anak mempunyai pilihan dalam hal pela- yanan pendidikan saja, yaitu sesuai dengan minat dan kapasitas intelektual mereka. Staf mengatakan, “Sekolahnya beragam, beda-beda, ndak satu sekolah mereka, sesuai minat dan kapasitas mereka.” 99 S Menurut anak-anak, semua pelayanan dan kegiatan yang tersedia di panti tercipta tanpa melibatkan pandangan dari anak-anak. Seluruh anak harus mengikuti kegiatan yang ada, tanpa kecuali dan tidak ada alasan senang atau tidak senang. Tapi memang khusus untuk sekolah, anak-anak bebas me- milih dan menentukan sekolah yang diingin- kannya sesuai dengan minat dan kemampuan- nya. Dari 45 anak, mereka sekolah di tempat yang berbeda-beda sesuai dengan pilihannya. 8 delapan orang sekolah di SD, 13 tiga belas orang sekolah di SMPN 1 Narmada, 4 empat orang sekolah di Madrasah Tsanawiyah NW, 7 tujuh orang sekolah di SMA NW, 4 empat orang sekolah di SMAN 1 Narmada, dan 3 tiga orang sekolah di SMK Limsar. Ketika di- tanya kepada anak yang memilih SMA, mereka menginginkan melanjutkan studinya ke pergu- ruan tinggi. Sedangkan anak-anak yang memilih SMK alasannya ingin cepat bekerja kalau sudah lulus. 97 FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Filed Record: NTBPA Al-Ikhlas632.4.9 98 FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Filed Record: NTBPA Al-Ikhlas632.4.9 99 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas642.5.1 halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat Panti jarang sekali menyediakan infor- masi yang diperlukan sehingga anak-anak dapat menentukan pilihan-pilihan pelayanan. Informasi yang diberikan biasanya tidak me- ngandung piihan, akan tetapi bersifat pem- beritahuan dan instruksi tanpa, seperti tutur Kepala Panti, “Informasi yang disampaikan bersi- fat pemberitahuan.” 100 KP Segala keputusan terkait anak diberi tahu langsung hasilnya. Me- reka tidak diberikan pilihan-pilihan tertentu yang terkait pelayanan sebagaimana dikatakan staf, ”Selama ini anak diberi tahu langsung hasil- nya.” 101 S Hal ini diakui anak-anak, tidak ada informasi tentang pilihan yang harus diputus- kan oleh anak-anak. Pengurus memandang anak-anak belum mampu dengan baik melaku- kan pilihan dan pada kenyataannya mereka tidak banyak menuntut yang meniscayakan panti menyodorkan pilihan-pilihan kepada mereka. Seperti kata staf, “Anak tidak terlalu banyak menuntut.” 102 S Menurut anak-anak, mereka semua diperlakukan sama, tidak ada yang memperoleh perlakuan yang spesial atau khusus. Menurut pengurus mereka kadang mem- berikan pertimbangan kepada anak yang men- dukung anak mengerti risiko dan dampaknya bagi dirinya sendiri dan orang lain dari pilihan yang mereka punyai. Mereka memberikan pengertian pada anak. Akan tetapi ini tidak diakui oleh anak. Mereka mengatakan bahwa pertimbangan tidak diberikan oleh pengurus, tapi diskusi dengan keluarganya dan kesadaran sendiri. Itu hanya jika ada anak yang tidak mau masuk panti, baru masalah pilihan anak menjadi penting. Panti tidak akan memaksa anak terse- but untuk mau masuk panti, begitulah penjela- san Kepala Panti 103 dan staf. 104 Anak-anak pun mengakui hal tersebut. Mereka menjelaskan 100 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas652.5.2 101 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas652.5.2 102 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas662.5.3 103 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas682.5.5 104 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas682.5.5 bahwa bagi anak-anak yang tidak masuk panti, anak tidak dipaksa, dan keluarganya dipang- gil untuk menjemput anaknya yang tidak mau tinggal di panti. f. Martabat Pengurus mengaku selalu mengakui dan menghargai bahwa setiap anak adalah seorang individu yang mempunyai kebutuhan pribadi yang berbeda. Mereka juga berusaha mendo- rong anak agar anak memiliki konsep diri yang positif. Caranya adalah dengan tidak membuat julukan-julukan pada anak. Demikian penjelas- an staf. 105 Anak-anak juga menceritakan pe- tuah-petuah pendiri pada mereka dalam rang- ka memacu semangat mereka. Salah seorang peserta diskusi mengatakan, ”Saya pernah dibi- langin oleh pak V pendiri, anak panti harus men- jadi contoh di sekolah, kalau kita jelek nanti bu- kan hanya nama kita jelek tapi nama panti juga jelek.” 106 AI. A1 Nasehat tersebut melekat dalam diri anak, sehingga sebagai anak panti dia menunjukkan prestasi akademik yang bagus di sekolah. Dalam kesempatan yang lain melalui wawancara mendalam AI. A1 bercerita tentang pengalaman prestasi akademiknya di sekolah. Waktu di SD, dia mendapat beasiswa sebesar Rp.60.000,- setiap bulan, selama 6 bulan. Uang tersebut dibagi dengan teman-temannya un- tuk membeli perlengkapan sekolah. Saat ini dia masuk di SMPN 1 Narmada, sebagai salah satu SMP favorit di Lombok Barat. Waktu asesor menggali informasi ke pihak sekolah. Beberapa guru seperti guru PPKN dan guru IPS men- genal AI. A1. Selain AI. A1, anak lain juga di- nasehati hal yang sama. Anak-anak panti tidak merasa dirinya sebagai anak panti walaupun bersekolah di sekolah umum. Mereka tetap percaya diri karena mereka berprestasi secara akademis. Banyak teman-temannya yang ber- tanya tentang pelajaran sekolah. Tidak jarang temannya ada yang mentraktir jajan. 107 105 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas692.6.1 106 FGD Anak, AI. A1, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A1, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas692.6.1 107 FGD Anak. pada Jum’at tanggal 15 September FGD Anak. pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas692.6.1 halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia Tentang peraturan, kegiatan, dan sanksi yang menurut anak mengurangi harga diri mereka, anak-anak merasa harga dirinya diren- dahkan, apabila diejek. Atau dipanggil dengan nama lain seperti si botak, si korengan, si bonel giginya maju, kurek telinga bernanah, dan dikatakan bodoh. Pernah ada suatu peristiwa yang membuat anak-anak merasa sakit hati, yaitu ketika semua anak dikumpulkan dan di- marahi. Cerita ini di awali oleh AI. A6, kemudi- an anak yang lain melengkapi dan mengiyakan. Pada saat bekerja angkut-angkut membantu tukang bekerja, ada anak yang malas-malasan, diketahui oleh pengasuh. Kemudian staf me- manggil semua anak dan memarahinya dengan kalimat yang menurut anak-anak menyakitkan. Kalimat tersebut adalah sebagai berikut ditiru- kan oleh AI. A1, “Sudah dikasih makan, minum, akhlaknya bejad, mending memelihara ayam, dari pada memelihara kalian yang tidak berguna.” 108 AI. A1 Anak lain menimpali, ”Kayaknya me- reka tidak ikhlas merawat kita.” 109 AI. A10 Yang lain menambahkan “Kita sakit hati rasanya.” 110 AI. A9 Menurut penuturan anak-anak, setelah dimarahi begitu banyak anak yang nangis, dan mereka teringat kepada orang tuanya. Ketika dikonirmasi tentang hal ini, staf yang bertindak demikian menjelaskan, “Peraturannya sudah berjalan begitu saja. Kalo ada yang berbuat kesalahan kadang saya marah, tapi bukannya saya senang demikian, dikirain orang marah itu ndak sakit apa. Kalo habis marah kadang-kadang saya terpikir kalau sudah di rumah, sama seperti marah sama anak juga di rumah. kepikiran saya juga.” 111 S Kejadian ini mengisyaratkan bahwa beban kerja petugas dapat mempengaruhi kemam- puannya untuk mengendalikan emosi di hadap- an anak-anak. Hal ini bisa juga dikarenakan petugas belum memahami benar bagaimana 108 FGD Anak, AI. A1, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A1, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas702.6.2 109 FGD Anak, AI. A10, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A10, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas702.6.2 110 FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal FGD Anak, AI. A9, Laki-laki, pada Jum’at tanggal 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas702.6.2 111 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas892.9.1 bekerja dengan anak dengan memperhatikan perasaan dan hak mereka sebagai anak. h. Relasi Sosial dan Kelekatan kedekatan – keakraban Untuk menciptakan relasi sosial yang aman, positif, dan penuh perhatian bagi anak, pengurus mengaku membangun hubungan ayah dengan anak kepada anak-anak asuh, se- perti kata staf, ”Kita bangun hubungan bahwa saya adalah bapak mereka.” 112 S Tingkat relasi sosial anak dengan pihak lain dapat dilihat melalui analisis diagram venn yang anak-anak buat. Pengurus panti maupun pengasuh memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Pengasuh yang stand by berada di panti ha- nya staf. Itu juga pada siang hari, kalau malam hari dia pulang ke rumahnya. Anak mencoba mengembangkan relasi antar teman sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dalam analisis diagram venn, anak diminta untuk mengiden- tiikasi pihak-pihak yang mereka kenal. Pihak- pihak tersebut kemudian dianalisis mana-mana saja yang memberi manfaat kepada mereka. Simbol manfaat digunakan lingkaran. Semakin besar manfaat, maka semakin besar manfaat yang dirasakan oleh anak. Kemudian anak juga diminta untuk menganalisis kedekatan antar pihak dengan mereka. Kedekatan digambar- kan dengan jarak antara lingkaran anak dengan lingkaran antar pihak. Semakin dekat lingkaran pihak luar, maka semakin dekat hubungannya 112 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas712.7.1 Gambar 10. Anak-anak berbincang dengan seorang donatur halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan anak, begitu sebaliknya. Berdasarkan analisis tersebut, maka pi- hak-pihak yang diidentiikasi dan memberikan manfaat yang dirasakan oleh anak dan yang mempunyai kedekatan dengan anak diranking oleh anak-anak terlihat seperti pada gambar di atas. Sistem panti sangat terbuka, sehingga anak diberi kebebasan untuk berhubungan dengan siapapun di luar panti dan menerima undangan dari berbagai pihak, sehingga relasi anak-anak lebih luas. Anak merasa bebas untuk bergaul dengan pengasuh yang ada di lingkungan panti. Hubungan mereka banyak terjadi di masjid pada malam hari, karena pada siang hari pem- bimbing tersebut bekerja di luar panti. Setiap anak tidak merasakan perhatian yang khusus dari pengasuh. Jumlah pengasuh sangat terba- tas. Staf merespon anak yang merasa sedih, jengkel, atau sakit dengan menanyainya 113 atau membuatnya nyaman terlebih dahulu dan membiarkannya bercerita 114 Namun anak-anak merasa tidak ada respon apa-apa, karena mereka tidak pernah mengeluhkan apa-apa. Dalam rangka menyemangati cita-cita serta merespon harapan dan kekhawatiran anak, menurut anak-anak mereka diberi kebebasan untuk memilih sekolah sesuai dengan keingin- an dan kemampuanya. Anak-anak tidak memiliki pengasuh khu- sus. Empat orang untuk 45 anak. Tentang ini Kepala Panti menjelaskan, “Kalau kita melihat kenyataan, memang dari jumlah sekian itu mungkin agak berat kalau satu orang. Memang kita inginkan minimal dua orang ada pengasuh yang terus bersama-sama dengan anak- anak. Merasakan kesulitan-kesulitannya. Mudah-mudahan tahun-tahun mendatang, sudah bisa kita, setelah selesai gedungnya mungkin, bisa kita sempurnakan lagi pengasuhnya, ibu dapurnya mungkin lebih sempurna, tempatnya juga. Ini istilahnya gondakan, ibu dapurnya. Artinya sering berganti karena rupanya kecocokan itu. S��� ��� ���g beb�s �4 j�m mem����u anak-anak di sini ya pak W, X, Y dan Z yang lebih sering bersama mereka” ��5 KP Ini dikuatkan oleh perkataan staf, “Tidak ada yang khusus siapa menangani siapa, kita sama-sama saja.” 116 S Semua pengasuh tidak- lah stand by mengawasi anak-anak karena mer- eka punya pekerjaan lain 117 seperti juga tutur koordinator anak asuh, “Z menyebut namanya sendiri kalau siang di studio, tapi malam sampai 113 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas742.7.4 114 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas742.7.4 115 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas762.7.6 116 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas762.7.6 117 Hal ini wajar karena para pengasuh butuh mencari Hal ini wajar karena para pengasuh butuh mencari nafkah di luar panti sebab di panti mereka tidak digaji, hanya ada honor untuk bendahara yang mengatur keluar masuk dana dan mengatur pe- nyantunan. Urutan orang-orang yang menurut anak-anak asuh memberikan manfaat bagi mereka 1. Teman 2. H.M. Jaelani Nur 3. TGH.M.Yusi Adnan 4. Pengurus 5. Ibu Dapur 6. Hj. Zaena 7. Pak Burhan 8. Pengasuh 9. H. Safri 10. Sekolah 11. Bupati Lokbar 12. Mas Agus Urutan orang-orang yang menurut anak-anak asuh mempunyai kedekatan bagi mereka 1. Teman 2. Ibu Dapur Nur 3. H.M. Jaelani 4. Pengurus 5. Sekolah 6. TGH.M. Yusi Adnan 7. Pengasuh 8. Hj. Zaenab 9. Sopir Angkot Panti halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia pagi Z dengan anak-anak.” 118 Di Panti Al-Ikhlas ini keluarga anak memi- liki kesempatan untuk mengunjungi anak di- panti. Anak-anak boleh dikunjungi keluarganya setiap saat. Setiap anak yang ditanya tentang kunjungan keluarganya semua menjawab, bah- wa orang tua yang datang pasti memberi uang kepada anaknya. Panti tidak membatasi kelu- arga anak untuk berkunjung, bisa orang tuanya, kakaknya atau pamannya. Menurut Kepala Pan- ti keluarga anak memang berhak mengunjungi dan menurut staf kunjungan keluarga anak tidaklah dijadwal. Sebaliknya, anak juga mem- punyai kesempatan untuk mengunjungi keluar- ganya, hanya saja tidak terlalu sering dan harus berbekal izin pengurus dan pengasuh. Secara periodik anak diberi kesempatan pulang kalau liburan sekolah. Di luar jadwal tersebut apabila ada keluarganya yang membutuhkan kehadiran anak, maka anak diizinkan untuk mengunjungi keluarganya. Seperti yang dialami oleh Malik, anak dari Flores. Malik baru pulang dari ka- kaknya di Lombok Tengah. Kakaknya menele- pon pihak panti agar Malik bisa mengunjungi kakaknya di Lombok Tengah. Selama 2 dua hari Malik berada di tempat kakaknya. Dia dititipi uang oleh ibunya dari Flores melalui kakaknya. Selain itu menurut Kepala Panti dan juga koordinator anak asuh, anak juga boleh menelepon atau bersurat kepada keluarga- nya. Menurut anak-anak, pihak panti memberi kebebasan kepada anggota keluarga anak un- tuk mengunjungi anaknya, menelpon maupun kirim surat. Selama ini yang banyak dilakukan oleh keluarga anak adalah menelpon pihak panti untuk disampaikan kepada anak, bukan sebaliknya. Panti Asuhan Al-Ikhlas menggunakan sistem terbuka, sehingga anak bebas untuk berhubungan dengan masyarakat yang ada di lingkungannya. Anak-anak kenal dengan tet- angga yang ada di sekitarnya. Di samping itu masjid tempat anak belajar juga terbuka un- tuk umum, sehingga anak bisa berkenalan dan menerima sumbangan dari siapapun secara langsung. Pada musim-musim tertentu anak- 118 Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Wawancara dengan kordinator anak asuh pada Sabtu, 16 September 2006 pukul 16.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al- Ikhlas1153.2.6 anak sering diundang oleh tetangganya untuk mengadakan pengajian. Pulangnya mereka di- beri amplop dan makanan. Biasanya amplop berisi antara Rp 2000,- sampai dengan Rp 5000,-. Uang tersebut mereka gunakan untuk jajan atau membeli keperluan yang dibutuhkan seperti sabun, odol atau perlengkapan seko- lah. Memang menurut Kepala Panti anak-anak boleh sesekali ke luar lingkungan panti dan menurut koordinator anak asuh, anak-anak punya hubungan baik dengan orang-orang di sekitar panti. Hubungan antar anak sangat akrab, bah- kan dalam analisis diagram venn nampak pihak yang paling besar memberi manfaat dan memi- liki hubungan yang paling dekat adalah dengan temannya sendiri. Namun demikian perteng- karan dan perkelahian antar anak sering ter- jadi, terutama antara anak yang besar dengan anak lebih kecil. Berdasarkan FGD, anak sering dipanggil dengan panggilan yang membuat anak malu seperti si botak, si korengan, si bonel gi- ginya maju, kurek telinga bernanah. Biasanya yang memanggil dan mengolok-olok adalah anak yang lebih besar, bahkan tidak jarang ada anak yang menangis hanya karena diolok- olok. Senioritas juga terjadi di panti meski di kalangan anak-anak itu masih terhitung wajar. Misalnya suatu saat ketika asesor sedang ber- kumpul dengan anak-anak kurang lebih 10 anak di ruang kantor PA, tiba-tiba datang AI. A20 badannya tinggi, umurnya sudah 16 ta- hun kelas 2 SMP, dia adalah anak dari Flores. AI. A20 kemudian bergabung dengan kami. Tiba- tiba ada anak yang bernama AI. A21, anak SD, usianya 11 tahun, datang membawa minuman soft drink dan kerupuk di tangannya lalu dise- rahkan ke AI. A20. Rupanya AI. A20 baru saja menyuruh AI. A21 untuk membelikan jajannya. AI. A21 hanya disuruh begitu saja tanpa diberi imbalan apapun. Contoh lain adalah, ketika asesor sedang berkumpul dengan 4 empat orang anak, termasuk di dalamnya si AI. A22, anak kelas 6 SD. Tiba-tiba dia diolok-olok oleh si AI. A20 dalam bahasa Sasak, lalu dia nangis dan pergi. h. Kesadaran Identitas Anak Panti berusaha memfasilitasi anak menjaga identitasnya yaitu kehidupan agama, sosial, bu- halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat daya, dsb. Anak-anak semua adalah Muslim jadi tidak sulit memfasilitasi kehidupan beragama mereka. Sedangkan asal sosial budaya anak ti- dak semua berasal dari NTB. Setelah diiden- tiikasi asal daerahnya, ada 4 orang anak yang berasal dari Flores, 119 ada 2 dua orang yang berasal dari Bali 120 sisanya dari NTB berkisar antara Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Mataram. Ini seperti dikatakan staf, ”Ada yang dari Flores, ada yang dari Jawa, anak-anak ini sudah fasih berbahasa sasak dan kadang bertukar kosa kata dengan bahasa luar sasak.” 121 S Tidak ada kegiatan khusus untuk mendukung identitas anak yang bernuansa asal daerah. Bahkan anak-anak yang berasal dari luar NTB sehari-hari sudah bisa berbahasa Sasak. Demikian juga anak yang berasal dari Flores, mereka fasih berbahasa Sasak. Setiap anak yang ada di panti tidak dileng- kapi dokumen identitas diri yang lengkap. Ke- pala panti belum merasa itu penting jadi cukup di sekolah saja dokumen lengkap anak diberi- kan. Panti tidak memprioritaskan penelusuran dan penyatuan dengan keluarga reu���k�s� karena tidak ada kasus anak terpisah dengan keluarga. Ada kasus beberapa anak yang kem- bali ke keluarganya sebelum terminasi. Hal ter- jadi karena anak tidak betah dan anak melang- gar aturan. Dalam dokumen panti, nama anak ditulis lengkap, akan tetapi tidak digandeng dengan nama ayahnya. Nama ayah dan nama ibu ditulis terpisah di bagian lain dokumen. Panti sangat mengakui dan mendukung agama anak dan praktek ibadahnya atau ke- giatan-kegiatan yang terkait dengan agama. Karena semua anak adalah Muslim jadi tidak ada usaha khusus untuk memfasilitasi kegiatan agama lain. Kegiatan yang ada di panti semuanya untuk mendukung dan memperkuat keyakinan mereka tentang Islam. Panti juga mengakui dan mendukung sosial budaya lokal anak dengan cara memperbolehkan anak berbicara dengan bahasa ibunya. 119 yaitu AI. A23, AI. A24, AI. A20, dan AI. A25 yaitu AI. A23, AI. A24, AI. A20, dan AI. A25 120 Yaitu AI. A2 dan AI. A26 Yaitu AI. A2 dan AI. A26 121 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas842.8.3 i. Pengasuhan, Pengendalian, dan Sanksi Ada beberapa aturan yang diingat oleh anak-anak yaitu, patuh, taati peraturan, disiplin, hormat sama yang tua, sayang yang kecil, sa- ling melindungi, dan saling mengisi kekurangan, keluar harus minta izin, tidak boleh merokok, tidak boleh pacaran. Adapun sanksi yang biasa diberikan bagi mereka yang melanggar aturan adalah, diberi peringatan, ditampar, dipukul pakai sejadah, ditekik dicubit bagian perut, dan dipulangkan. Anak-anak tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan aturan maupun sanksi bagi anak yang melanggar aturan. 122 Sungguhpun ada aturan dan sanksi namun penerapan disiplin di Panti Asuhan Al-Ikhlas relatif longgar. Anak relatif bebas untuk keluar masuk panti tanpa pengawasan yang ketat. Se- perti anak sering mandi di Narmada, berarti dia sudah keluar dari lingkungan panti. Untuk ke Narmada, anak-anak tidak ada yang memin- ta izin pada pengasuh. Mereka saling mengabari di antara teman saja. Anak-anak menyadari adanya aturan dan bahwa aturan disusun un- tuk kebaikan mereka. Anak-anak juga selalu menjaga barang-barang yang ada di lingkungan panti. Di lingkungan panti terdapat tiga buah kolam ikan. Kolam tersebut berfungsi sebagai tempat budi daya ikan. Setelah 4-6 bulan ikan dipanen dan hasilnya dijual. Anak-anak bertu- gas untuk memberi makan ikan, tetapi anak- anak sendiri tidak ada yang berani mengambil ikan untuk mereka makan, walaupun mereka tidak pernah memperoleh menu makan ikan. Menurut anak-anak, perilaku yang tidak diterima di lingkungan panti adalah merokok. Menurut penuturan salah seorang anak. Anak- anak dilarang keras merokok di panti. Ada ka- sus yang dikembalikan ke orang tuanya karena merokok di dalam panti. Menurut penuturan anak yang lain perilaku merokok di bawa dari pergaulannya di sekolah. Kalau ada yang mero- kok di dalam panti nanti akan mempengaruhi anak yang lainnya. Ini juga yang dijelaskan Ke- pala Panti, ”Di sinilah suka dan dukanya di panti, kalau masalah anak banyak sekali yang harus 122 FGD Anak, pada Jum’at, 15 September 2006 jam FGD Anak, pada Jum’at, 15 September 2006 jam 15.55-17.55 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas892.9.1 halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia kita penuhi, wataknya macam-macam. Mungkin itu berangkat dari latar keluarga, mungkin bagaimana mereka selama di rumah mendapatkan pelayanan, pendidikan mungikn masih terbawa-bawa. Ada juga yang baik sehingga membantu pengurus dan pengasuh. Tapi tidak sedikit yang wataknya luar biasa sehingga terpaksa kita dari pihak pengurus untuk memutuskan masa asuhan kepada mereka saking sulitnya diperbaiki. Yang paling sulit adalah yang di tingkat SMA. Sesungguhnya kalau kita lihat mereka itu betah, tapi merusak citra panti, karena masa pancaroba, itu masa transisi dari masa anak ke dewasa, sehingga kita harus memanggil orang tuanya. Pertama-tama mereka membuat ikrar untuk tidak mengulang, akan tetapi ndak berselang berapa lama mengerjakan lagi dalam bentuk lain sehingga terpaksa ��ke�u�rk��� T�hu� ��� � �r��g ���g dikeluarkan. Pelanggaran yang mereka buat ini mempengaruhi kebiasaan adik-adiknya, mereka suka merokok dan mengambil barang. Kalo keluar mereka tidak berani merusak citra, tapi memuat kebiasaan buruk di dalam panti itu tadi yang berat. Selain itu penampilannya rambutnya macem-macem, pakaiannnya, mereka keluar dengan model seperti itu, sehingga orang bertanya, ‘masa anak panti seperti itu’.” ��3 KP Untuk kasus-kasus pelanggaran yang di- lakukan dan sanksi yang diberikan ini tidak tersedia catatan khusus. j. Suara Anak Tidak ada prosedur tertentu yang digu- nakan panti agar anak dapat mengekspresikan pendapatnya atau kritikannya terhadap pela- yanan yang diberikan kepada mereka. Adapun media yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk itu adalah dengan cara diskusi informal dan ti- dak semua anak yang berani memulai diskusi dengan pihak pengurus mengenai pendapat mereka. Tidak ada usaha panti untuk mendo- 123 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas922.9.4 kumentasikan pendapat atau masukan anak sehingga tidak bisa dilacak pendapat apa saja yang pernah masuk dan apakah ada respon dari pengurus tentang itu. Pengurus panti men- gatakan agar anak terbiasa berbicara, baik yang pendiam ataupun yang tidak, dan dalam rangka pendidikan non formal anak-anak diberi wak- tu untuk memberi kultum atau pidato setiap ada kesempatannya. Namun tampak tidak ada korelasinya antara kebiasaan anak melakukan latihan pidato di depan umum dengan kebera- nian anak menyampaikan pendapatnya kepada pengurus sekalipun. Hampir tidak pernah anak mngkritik pihak panti apalagi tidak ada sistem yang bersifat rahasia sehingga anak dapat me- nyampaikan keluhannya. k. Pendidikan Anak-anak bersekolah di sekolah formal yang sesuai dengan pilihan dan kemampuannya. Seluruh biaya pendidikan dibiaya oleh panti. Selama ini panti hanya membiayai pendidikan formal saja pada tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Pendidikan tersebut berada di luar panti, le- tak sekolahnya di luar lokasi panti. Anak-anak menempuhnya dengan naik kendaraan umum. Kalau tidak memiliki ongkos mereka berjalan kaki. Pendidikan yang diikuti anak di dalam dan di luar panti ini selalu disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan kapasitas anak. Panti mendu- kung sebagian besar kebutuhan pendidikan anak dalam bentuk seragam, alat sekolah, uang transport. Kepala Panti mengatakan, “Ndak ditanggung sekolah. Semua kita. Pakaian juga. Kecuali itu, yang diminta dari orang lain, pakaian seragam. Bayar. Selainnya itu ndak. Ya kalau buku paket istilahnya mungkin ndak, tapi yang buku tulis, alat-alat tulis. Kalau menurut ketentuan BOS itu, anak-anak diberikan bukunya. Jadi bebas. Tapi kenyataannya di lapangan, ini yang, saya sebagai komite di madrasah, di sekolah, di situ kadang- kadang ndak enaknya. Kepala sekolah yang minta. Nggak tanggung-tanggung itu, per w���, per ���k 30 r�bu� T�p� k��� su��h menyampaikan juga lewat dinasnya, KCD Tolong dianu ini sekolah-sekolah yang halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat minta. Padahal di BOS itu, ada anggaran khususnya. Tapi masih ada saja itu. Macam- macam dalih juga. Padahal kalau di SD, sebe�um ��� �OS ��u, u��g ��3 j�uh �eb�h re���h� �����g ����r� 5��0 r�bu� Y��g p����g ���gg� �� k���, ��u ����r� ����5, �� �rm��� ���� Seme���r� ��s ��� cukup bes�r, �7� Kenapa masih ada yang minta lewat anak- anak. Nah ini yang sudah saya sampaikan ke KCDnya supaya disikapi. Sudah BOS, jadi boros lagi kan gitu. Ada pemborosan, karena keenakan. Nggak pernah pegang uang banyak-banyak di sekolah. Sekarang enak kok per tiga bulan ada uang besar. Pengelolaannya per tiga bulan kan, baru dicairkan.” ��4 KP Anak-anak diberi kebebasan untuk me- milih sekolah berdasarkan minat dan kemam- puannya. Panti mengupayakan biaya pendidikan anak, dan setiap tahun anak diberi perlengkap- an sekolah seperti seragam sekolah satu stel dalam setahun. Jenis pakaian tergantung kebu- tuhan. Di samping itu anak juga diberi pulpen 1 satu buah dan buku tulis 10 sepuluh buah dalam setahun. Petugas panti menilai bahwa pendidikan formal dan non formal adalah penting. Semua itu menjadi bekal untuk masa depan anak. Di sekolah, anak-anak panti hampir ti- dak pernah menghadapi hambatan-hambatan. Anak-anak tidak merasa minder hanya karena anak panti. Ada beberapa anak ingin menjadi contoh di sekolah dan mereka memang ber- prestasi di sekolahnya. Di sekolah anak-anak tidak mengalami hambatan yang berarti. Dari segi penampilan tidak nampak mereka anak panti karena menggunakan seragam. Keseha- rian di kelas dalam mengikuti pelajaran juga tidak nampak, bahkan di antara mereka me- miliki prestasi akademik yang bagus. Pada saat di masjid, anak panti nampak menonjol karena penguasaan ilmu agamanya lebih menonjol dari pada siswa yang lain. 125 124 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1012.11.3 125 Wawancara dengan beberapa guru di SMPN 1 Wawancara dengan beberapa guru di SMPN 1 Narmada pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 14.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1032.11.5

3. Pengaturan Staf

a. Perekrutan dan Seleksi Panti ini tidak mengenal proses perekrut- an staf, relawan, ataupun staf terlatih apalagi memperhatikan kesesuaiannya dengan kebu- tuhan panti baik dalam hal jumlah anak mau- pun bidang tugas. Staf direkrut berdasarkan aspek historis pendirian panti dan kepribadi- annya serta komitmen dalam perjuangan panti. Staf bisa juga diambil dari alumni panti ataupun bukan, seperti kata Kepala Panti, “Alumni panti, atau kalau tidak, yang mau bekerja di panti.” 126 KP Kriteria yang digunakan tidak memper- hatikan kompetensi dalam pelayanan anak, ti- dak ada acuan dan standar kompetensi yang diinginkan panti. Tidak ada juga ketersediaan data tentang latar belakang calon petugas panti. Tidak ada juga pengarahan khusus un- tuk petugas yang baru, menurut Kepala Panti semua dilakukan dengan learning by doing. 127 Tidak ada peranan anak dalam menentukan petugas atau pengasuh panti. Anak-anak me- nerima saja siapa pun yang akan jadi pengas- uhnya. Tidak ada juga masa orientasi bagi calon petugas sebelum ditetapkan menjadi petugas tetap sehingga tidak ada penilaian apakah staf tersebut kompeten atau tidak. b. Supervisi dan Dukungan Di antara dukungan manajemen terhadap staf dan petugas termasuk honorer dalam upaya mencapai tujuan panti adalah dengan membiayai kuliah beberapa alumni panti de- ngan maksud setelah selesai mereka akan kembali ke panti dan membantu meningkatkan kualitas panti. Namun niat ini tampaknya be- lum berbuah hasil karena anak-anak yang di- kuliahkan ada yang tidak mau kembali ke panti dan ada pula yang masih kuliah, seperti penu- turan Kepala Panti, ”Ada beberapa anak yang sudah dikuliahkan, bahkan ia menikah kita yang menikahkan, kita berharap dia kembali ke panti mengabdi, akan tetapi 126 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1053.1.2 127 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1073.1.4 halaman Laporan Penelitian Kualitas Pengasuhan Anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Indonesia ia merasa sudah lebih tinggi dan tidak mau kembali ke panti. Tadinya niat kita adalah ingin menambah SDM staf panti untuk meningkatkan kualitas panti, tapi ya sudahlah. Ada juga yang di Jakarta, di ABA kuliah dan belum mau pulang karena sambil bekerja di sana. Itu dia pintar itu, kita memang punya kebijakan begitu, anak yang punya kemampuan, punya otak, pintar, kita kuliahkan.” ��8 KP Adapun manajemen panti sehari-hari di- urus oleh staf semuanya, katanya, “Saya sendiri yang ngatur.” 129 S Tidak ada supervisi rutin maupun tidak rutin yang dilakukan terhadap staf. Tidak ada mekanisme untuk menyampai- kan dan merespon isu-isu dalam pelayanan terhadap anak. Staf dan petugas tidak pernah memiliki rencana kerja individual. Tidak ada pengurus yang digaji, kalaupun ada yang me- nerima honor itu bukan dari kas panti akan tetapi hasil dari usaha kios studio panti karena mereka bekerja setiap hari di sana. Kepala Panti menjelaskan, “Kami semua di sini nol. Kami tidak ada yang dibayar. Kalaupun pengasuh diberikan honor itu bukan honor dari panti akan tetapi ho- nor dari pekerjaannya di kios foto dan lainnya.” 130 KP Staf menambahkan, “Yang diberi gaji hanya bendahara dari hasil usaha panti dan pengasuh yang menjaga kios studio yang dapat gaji dari upah melayani langganan.” 131 S c. Pendayagunaan Staf dan Petugas Jumlah staf panti yang lebih biasa disebut pengurus berjumlah 12 orang. Adapun yang mendukung pelayanan logistik di luar pen- gurus hanya seorang yaitu ibu dapur, dan dia satu-satunya perempuan di antara staf lain. Adapun jumlah petugas atau pengasuh yang melayani 45 anak asuh yang kesemuanya laki- laki secara langsung ada 4 orang. Fungsi petu- 128 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1103.2.1 129 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1103.2.1 130 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1153.2.6 131 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1153.2.6 gas-petugas tersebut adalah mengasuh anak- anak. Staf menjelaskan, “ �e�gurus �� �r��g yang semua-nya punya pekerjaan utama, di panti adalah pekerjaan sosial mereka sehingga bu- kan merupakan mata pencaharian mereka, kare- nanya mereka tidak digaji.” 132 Menurut anak- anak, staf yang sering berada di panti adalah staf. Di samping itu ada ibu dapur yang selalu memasak dan menyediakan makanan untuk anak-anak. Ada juga Pak Sukron, Pak Kholidi, Pak Reza, mereka mengajar di masjid. Tidak ada upaya tertentu dari panti bila ada staf atau petugas yang tidak hadir karena memang ba- sis pekerjaan mereka adalah bukan didasarkan jam kerja, akan tetapi basisnya adalah tugas. Kepala Panti sendiri mengakui sebagai berikut, “Tidak ada tindakan khusus karena tidak ada peraturan baku.” 133 KP Semua staf bertatus pengurus tetap di panti. Akan tetapi mereka bekerja merangkap di luar panti dengan jenis pekerjaan yang ber- beda-beda. Staf mengatakan, “Karena di panti ini kerja sosial yang tidak digaji, hampir semua pen- gurus panti merangkap profesi utamanya.” 134 S Berikut ini rinciannya: H. Rusydi: Ketua umum panti man- tan Camat Narmada; Samak MS: Ketua pelaksana panti pensiunan pengawas pen- didikan Depag; H.M. Busyairi: Sekretaris panti kepala sekolah; Jumati: Bendahara panti pewi- rausaha kios ATK dan Fotokopi; H.M. Jaelani Nur: Seksi asuhan anak panti, pendiri panti, pensiunan guru pewirausaha foto studio; 132 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1163.3.1 133 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 Wawancara dengan kepala panti pada Jum’at, 15 September 2006 pukul 13.00 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1173.3.2 134 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1183.3.3 halaman PSAA AL IKHLAS NAHDATUL WATHAN | Kabupaten Lombok Barat | Provinsi Nusa Tenggara Barat A.R. Mansyur: Seksi asuhan anak panti kepala sekolah; M. Junaidi: Seksi pendidik guru SD; H.M. Teguh: Seksi pendidik pegawai pertanian; Kholidi: Pengasuh takmir Masjid Nurul Jihad; Syukri: Alumni yang dianggap pengasuh penjual bakso; Reza: Pengasuh operator studio foto; Fahmi: Koordinator anak asuh operator studio foto. Karena kesibukan mereka maka jarang sekali staf memberikan perhatian individual kepada anak, selain kebutuhan pokok anak. Tidak ada tenaga ahli atau staf khusus yang memberikan perhatian secara individual kepa- da anak dalam bentuk apa pun. Ada 4 empat orang yang tinggal di dalam panti yaitu: Kholidi: Pengasuh merangkap tak- mir Masjid Nurul Jihad Reza: Pengasuh junior Fahmi: Koordinator anak asuh Ibu Tauik: Juru masak Dan 3 orang pengurus yang tinggal di be- lakang komplek panti dan sering memantau anak panti yaitu: Jumati: Bendahara panti H. M. Jaelani Nur: pengurus seksi asuhan anak panti Syukri: Mantan anak asuh yang berhasil Meskipun tidak tinggal di panti para pen- gurus sering datang ke panti meskipun dalam waktu dan untuk tujuan yang berbeda-beda. Staf mengatakan, “Saya meskipun ndak lagi tinggal di panti tapi sangat sering ke sini karena rumah saya cukup dekat dan saya ditanggung- jawabi banyak hal di panti ini.” 135 S d. Pelatihan dan Pengembangan Profesional Tidak ada identiikasi kompetensi yang dimiliki staf atau petugas. Semua kompetensi dimiliki staf berdasarkan pengalaman masing- masing. Tampaknya panti belum bisa memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi sehingga tidak ada usaha-usaha untuk itu. Petugas be- lum ada yang pernah mengikuti pelatihan yang terkait dengan kebutuhan anak di panti. Yang beberapa kali diikuti petugas adalah pelatihan terkait dengan penanganan anak jalanan di rumah singah, karena panti Al-Ikhlas pernah di- percayai untuk menangani anak jalanan dengan metode rumah singgah dalam beberapa peri- ode saja. Panti sangat antusias jika ada undang- an dari Dinas Sosial atau instansi manapun yang mengadakan pelatihan tentang pelayanan anak di panti. Namun hal ini belum pernah ada. Selama ini panti pun belum pernah memfasili- tasi pelatihan dan pemantapan untuk para staf dan petugas.

4. Sumber - Sumber

a. Lokasi dan Rancangan Sistem Pelayanan Panti Panti Al-Ikhlas hanya melayani anak-anak di dalam panti dan tidak punya program pela- yanan di luar panti. Anak-anak yang di panti berjumlah 45 orang dan seluruhnya laki-laki. Seluruh petugasnya adalah laki-laki kecuali satu orang perempuan, yaitu ibu dapur. Partisipasi masyarakat yang langsung dira- sakan oleh anak adalah sumbangan-sumbangan langsung untuk anak-anak dan undangan-un- dangan hajatan dan doa bersama. Kepala Panti menjelaskan, “Masyarakat banyak memberi dukungan moriil dan materiil seperti memberikan sumbangan-sumbangan. Itu berkah 135 Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- Wawancara dengan staf pada Jum’at, 15 Septem- ber 2006 pukul 10.30 WITA s.d selesai, No. Field Record: NTBPA Al-Ikhlas1203.3.5