Metode Analisis METODE PENELITIAN

52 dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada para remaja pengguna kartu seluler IM3 di kota Rangkasbitung.

2. Data Sekunder

Penelitian kepustakaan library research yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan informasi melalui buku, literatur, jurnal, surat kabar, majalah, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dengan maksud untuk memperoleh data yang bersifat ilmiah dan teoritis. Data yang diperoleh tersebut disajikan sebagai landasan teori. Untuk memperoleh data sekunder tersubut, peneliti mengunjungi lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Perpustakaan UIN, UI, Trisakti dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis

Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap keputusan remaja untuk menggunakan kartu seluler IM3, maka metode yang dapat digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah dengan menggunakan metode skala Likert atau biasa disebut dengan format tipe likert. R.S Likert mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili suatu continuum bipolar. Pada bagian ujung kanan dengan angka besar yang menggambarkan suatu jawaban yang sifatnya positif, sedangkan 53 pada bagian ujung kiri dengan angka yang rendah yang menggambarkan jawaban yang negatif. Tabel 3-1 Contoh Format Jawaban Tipe Likert Sangat Setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 S 4 ST 5 Sumber : Sugiyono 2002 “statistika untuk penelitian”. Zikmund dalam Bilson Simaora 2005 : 24 berpendapat bahwa skala likert menghasilkan data ordinal. Skala ordinal adalah angka yang memberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran ordinal digunakan untuk mengurutkan objek data terendah sampai data tertinggi atau sebaliknya Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis faktor, yaitu suatu tehnik analisis statistik multivariat yang digunakan untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel Suprapto, 2004:114. Dapat pula dikatakan bahwa analisis faktor merupakan sebuah analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan interpendensi antar variabel ataupun antar responden Bilson Simamora, 2005 : 106. Analisis faktor banyak aplikasinya dalam riset pemasaran, analisis faktor dapat 54 dipergunakan di dalam segmentasi pasar untuk mengidentifikasi variabel yang mendasari yang dipergunakan untuk pengelompokan pelanggan. Manfaaat analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar variabel, sehingga akan diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dalam upaya mengolah data guna menarik kesimpulan penelitian, maka peneliti menggunakan program SPSS versi 15.0.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya Saefudin Azwar, 2000 : 6. Suatu tes atau instrumen dianggap mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji Validitas dapat digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam semua daftar konstruk pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel, Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam analisis faktor, validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada Kaiser-Meyer-Oklin KMO test yaitu dengan syarat angka Measure of Sampling Adequency MSA harus diatas 0.5. 55 Jika hasil uji validitas ini diperoleh angka MSA diatas 0.5, maka dapat dikatakan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini valid Singgih Santoso, 2007. Uji Reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner Saefudi Azwar, 2000 : 4. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Croanbach’s Alpha dari 0,60. Bhuono, 2005: 72. Dapat dihitung dengan rumus :         − − = ∑ 2 2 1 1 t i ii s s k k r Djaali, dkk, 2000 : 121 Keterangan : r ii = koefisien reliabilitas k = cacah butir Σ s i 2 = jumlah varians skor butir Σ s t 2 = jumlah varians skor total

2. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan sebuah analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan interpendensi antar variabel ataupun antar responden Bilson Simamora, 2005 : 106. Analisis faktor termasuk pada interpendence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen 56 maupun independen. Proses analisis faktor mencoba menentukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Menurut Singgih Santoso 2007 : 14 analisis faktor meliputi: a. Penentukan variabel apa saja yang akan dianalisis b. Pengujian variabel yang telah ditentukan menggunakan metode Barlett Test of Sphericity, serta pengukuran MSA Measure of Sampling Adequacy. c. Pelaksanaan proses inti pada analisis faktor, yakni faktoring atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Pelaksanaan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu dengan beberapa metode rotasi antara lain, yaitu : 1 Orthogonal rotation, yaitu memutar sumbu 90 derajat. Proses rotasi orthogonal dibedakan lagi menjadi quartimax, varimax, dan equamax. 2 Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus 90 derajat proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi oblimin, promax, dan orthoblique. Tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi orthogonal atau Oblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus 57 masalah penelitian. Jika tujuan penelitian adalah mengurangi jumlah variabel asli awal, maka pilihan rotasi yang cocok adalah orthogonal. Namun demikian, jika tujuan kita ingin mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan teori, maka rotasi yang sebaiknya dipilih adalah oblique ghozali, 2009 : 254. e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama pada faktor yang terbentuk yang dianggap bisa mewakili variabel- variabel anggota faktor tersebut. Dalam menggunakan analisis faktor, maka yang harus diperhatikan yaitu nilai-nilai dari : a. Kaiser-Meyer-Olkin KMO dan Barlets Test of Sphericity Kaiser-Meyer-Oklin adalah indeks yang digunakan untuk menguji kesesuaian analisis faktor, nilai yang tinggi antara 0.50 sampai 1.00 mengindikasikan analisis faktor yang sesuai. Nilai dibawah 0.50 menunjukan bahwa analisis faktor tidak sesuai untuk diaplikasikan. Kaiser-Meyer-Oklin bertujuan untuk mengetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak. Jika sampel yang digunakan semakin cukup, berarti analisis faktor baik untuk digunakan atau matriks korelasi yang terbentuk samakin baik. Persyaratan yang harus dipenuhi agar data dapat dianalisa lebih lanjut adalah angka Maesure of Sampling Adequacy MSA harus diatas 0,5 Supranto, 2004 : 118. Barlets Test of Sphericity adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut 58 tidak berkorelasi dalam populasinya. Dengan kata lain, matriks korelasi populasi adalah sebuah matrik identitas identity matrix. Setiap variabel berkorelasi sempurna dengan variabel itu sendiri r = 1, tetapi tidak berkorelasi sengan variabel lainnya r = 0. Nilai Barlets Test of Sphericity dikatakan signifikan apabila maksimum sebesasr 0,05. ketentuan tersebut didasarkan pada criteria sebagai berikut : Ety Rochaety dkk, 2007 : 186. 1 Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut. 2 Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. b. Anti Image Matrics Anti Image Matrics digunakan untuk melihat variabel-variabel mana saja yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak. Jika nilainya ≥ 0,5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Uji ini dilakukan dengan memperhatikan angka MSA, angka MSA berkisar antara 0 sampai 1 dengan kriteria : 1 MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. 59 2 MSA 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3 MSA 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. c. Eigen Value Eigen Velue merepresentasikan total varians yang dijelaskan oleh setiap faktor. Eigen value juga digunakan untuk mengkaji serta melihat suatu faktor baru. Syarat layak untuk menjadi suatu faktor baru adalah eigen value ≥ 1. sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki egien value 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan. d. Kumulatif Varians Menunjukan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal maka nilai kumulatif varians 60. e. Nilai Loading Bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk kedalam faktor baru. Nilai loading dapat dilihat jika eigen value 1 maka suatu varians layak masuk kedalam faktor baru. 60

E. Operasional Variabel