Sumber-Sumber Kecemasan Respon Fisiologis terhadap Kecemasan Respon Psikologis terhadap Kecemasan •

2.1.4 Macam-Macam Kecemasan

Sigmund Freud dalam Fahmi membagi kecemasan dalam tiga macam, yaitu: 1 Kecemasan obyektif objective anxiety adalah reaksi terhadap pengenalan akan adanya bahaya dari luar atau adanya kemungkinan bahaya yang disangkanya akan terjadi. Kecemasan jenis ini dapat disebut sebagai reality anxiety kecemasan nyata, true anxiety kecemasan yang sebenarnya, atau normal anxiety kecemasan yang wajar. 2 Kecemasan penyakit neurotic anxiety, Freud dalam Fahmi berpendapat bahwa cemas penyakit tampak dalam tiga bentuk yaitu : a Cemasan umum. Kecemasan ini merupakan cemas yang paling sederhana, karena ia tidak berhubungan dengan sesuatu hal tertentu. Individu merasa takut yang samar dan umum serta tidak menentu. b Cemasan penyakit yaitu cemas yang mencakup pengenalan pada obyek atau situasi tertentu, sebagai penyebeb dari cemas, misalnya ada orang yang takut melihat darah, atau serangga. c Cemasan dalam bentuk ancaman, kecemasan ini adalah dalam bentuk cemas yang menyertai gejala gangguan kejiwaan seperti Hysteria. Individu yang menderita gejala tersebut kadang-kadang merasa cemas, karena takut akan terjadi hal itu. 3 Kecemasan moral moral anxiety dan rasa dosa, yakni kecemasan yang timbul akibat tekanan dari dorongan zat yang tinggi.

2.1.5 Sumber-Sumber Kecemasan

Menurut Horney dalam Trismiati, 2004, sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan menurut Horney, dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang. Suatu kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari sumber-sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah penyebab terjadinya kecemasan dalam konsep kecemasan Trismiati, 2004. Menurut Murray dalam Trismiati, 2004 sumber-sumber kecemasan adalah need-need untuk menghindar dari terluka harmavoidance, menghindari teracuni infavoidance, menghindar dari disalahkan blamavoidance dan bermacam sumber-sumber lain. Disamping ketiga need tersebut, Murray dalam Trismiati juga menyebutkan bahwa kecemasan dapat merupakan reaksi emosional pada berbagai kekhawatiran, seperti kekhawatiran pada masalah sekolah, masalah finansial, kehilangan objek yang dicintai dan sebagainya. Salah satu gejala cemas adalah perasaan kuatir yang berlebihan. Kadang- kadang ada perasaan kuatir atau takut tanpa sebab yang pasti. Tetapi juga ada yang kuatir tentang hal yang spele, atau sesuatu hal yang tak ada dasar. Anoraga, 1995

2.1.6 Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

 Kardio vaskuler;Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut  nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.  Respirasi;napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.  Kulit:perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh  tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.  Gastro intestinal;Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di  Epigastrium, nausea, diare.  Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedeip, insomnia, kejang, wajah tegang, gerakan lambat.

2.1.7 Respon Psikologis terhadap Kecemasan •

Perilaku; gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar. • Kognitif; gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, • Bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain. • Afektif; tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.

2.1.8. Klasifikasi Tingkat Kecemasan