Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan terakhirtingkat pendidikan individu sangat penting untuk diperhatikan karena tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku mereka. Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Anggota suatu suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah, ibu, atau menurut keduanya.

2.7 Kerangka Berfikir

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami oleh seseorang. Kecemasan dalam suatu keadaan tertentu state anxiety, yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi objek tersebut. Ghufron, 2010 Menurut Cendrawati dalam Sari Kuncoro, 2011 bahwa faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah keadaan pribadi individunya, pengalaman yang tidak menyenangkan, dukungan sosial, konflik serta lingkungan, dan kehilangan orang terdekat. Religiusitas menunjuk pada tingkat ketertarikan individu terhadap agamanya, hal ini menunjukkan bahwa individu telah menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya sehingga berpengaruh dalam segala tindakan dan pandangan hidupnya. Ghufron, 2010 Raiya 2006, mengatakan bahwa kesejahteraan beragama adalah ukuran yang menilai sejauh mana individu merasa agama sebagai aspek yang mempengaruhi dari kehidupan individu rasa makna hidup, identitas pribadi, rasa kebersamaan, rasa kenyamanan pribadi, rasa ketenangan pikiran, kesehatan fisik, dan kemampuan untuk mengatasi situasi sulit dalam kehidupan. Dengan berserah diri kepada Allahkeberagamaan yang kuat ini akan menyebabkan kita menjadi orang yang selalu siap menghadapi masalah kita. Kita akan siap menghadapi tantangan yang selalu menghadang di depan kita, karena kita yakin dan sesulit apapun masalah kita, Allah selalu berada didepan kita membimbing kita unruk menyelesaikan masalah tersebut. Setiyo, 2011 Sebagian besar penyebab dari rasa cemas menghadapi pernikahan adalah kurangnya rasa religiusitas yang tinggi, belum matangnya kehidupan emosi serta belum berkembangnya sikap mandiri dalam menghadapi berbagai persoalan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingkat religiusitas salah satu faktor untuk mengurangi kecemasan ketika akan menghadapi pernikahan. Suwanti, 2003 Dengan memiliki pengetahuan akan agama yang cukup baik itu dari orang tua, tempat ia menempuh pendidikan, maupun lingkungan masyarakat, maka secara tidak langsung seseorang yang seperti itu akan terhindar dan tidak terjerumus kedalam pelanggaran, dan dapat menjauhi larangan-larangan agama serta terhindar dari perbuatan yang tidak diinginkan. Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir 1. Islamic Dimension 2. Islamic Religious Conversion 3. Islamic Positive Religious Coping 4. Islamic Negative Religious Coping 5. Islamic Religious Struggle 6. Islamic Religious Internalization-identification 7. Islmaic Religious Internalization-introjuction 8. Islamic Religious Exclusivism Religiusitas 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Pendidikan Terakhir 4. Status Bekerja 5. Suku Bangsa Kecemasan Menghadapi Pernikahan Biografis

2.8 Hipotesis Penelitian