6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan
atas pertimabangan hati nurani. 7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kebribadian
masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta
melaksanakan ajaran
agama yang
diyakininya. 8. Terlihat adanya hubungan antara sikap keberagamaan dengan kehidupan
sosial, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.
2.5 Dewasa
2.5.2 Definisi Dewasa
Masa dewasa kendati yang sah yang menandai awal masa dewasa dapat dengan mudah ditentukan, lebih sukar untuk menunjukkan permulaannya secara
psikologis. Masa dewasa membawa serta tingkat kedewasaankematangan tertentu yang tidak selalu merupakan dampak pencapaian usia tertentu. Pada masa dewasa
belajar menerima tanggung jawab atas tindakan kita, mengambil keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan kita. Andrew, 1996
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene- adolescere- yang berarti ”tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi, kata adult
berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”. Atau “telah menjadi
dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama
dengan orang dewasa lainnya. Harlock, 1980 Dewasa adulthood bisa mengandung banyak arti. Tergantung dari sudut
pandangnya, bahkan bisa saling bertentangan. Di Jepang, misalnya, dimana usia harapan hidupnya mencapai 72 tahun, seseorang yang berusia 69 tahun masih
diangap usia pertengahan, sedangkan di Indonesia yang usia harapan hidupnya 62 tahun, orang tersebut sudah di anggap manusia lansia lanjut usia. Sarwono,
2009. Selama masa awal kedewasaan, seseorang mengikat diri pada suatu
pekerjaan dan banyak yang menikah atau membentuk jenis hubungan intim lain. Keintiman berarti masa suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan mesra karena mereka takut disakiti atau tidak mampu berbagi menanggung
akibat diisolasikan. Studi menunjukkan bahwa hubungan intim dengan pasangan yang penuh dorongan secara nyata mendukung kesehatan emosi dan fisik
seseorang. Atkinson, 1999
2.5.3 Masalah-Masalah Masa Dewasa
Banyak masalah yang dihadapi oleh orang dewasa, Andrew, 1996 yakni: 1. Pekerjaan
Menekankan kebutuhan manusia untuk menemukan maksud dan makna dalam kehidupan dan tentunya pekerjaan memberikan situasi dimana orang dewasa
mungkin dapat berharap menemukan suatu maksud dan keberhasilan seperti
itu. Akan tetapi pekerjaan masih menimbulkan banyak masalah. Sebagian besar masalah ini timbul karena sifat pekerjaan yang harus kompetitif.
2. Pendekatan dan Pernikahan Orang dewasa dihadapkan pada sebuah pernikahan, beberapa orang menikah
dengan gambaran ideal tentang pasangannya yang amat kecil hubungannya dengan orang yang sebenarnya. Bentuk ikatan semacam ini kemungkinan
tidak akan membuahkan pernikahan yang sukses karena tidak ada pria atau wanita yang dapat menjalani kehidupan tersebut dan memperoleh kebahagiaan
dengan suami istri yang tidak mampu mengemban tanggung jawab dari hidup pernikahan.
3. Menjadi Orang Tua Bila keberhasilan pernikahan menunjukkan salah satu tanda utama dari
kedewasan, mungkin benar bila kita mengatakan bahwa penyesuaian diri terhadap fungsi sebagai orang tua bahkan lebih penting lagi.
4. Kehilangan Orang-Orang yang Disayang Banyak ayah-ibu muda usia masih mempunyai orang tua sendiri dan akhirnya
kehilangan orang tua sendirilah yang kemudian menimbulkan situasi menekan jiwa yang harus dihadapi oleh semua oran dewasa.
5. Proses Menjadi Manula Tahap lanjut dari kehidupan orang dewasa, masa separuh baya, yang
menimbulkan masalah-masalah baru yang menuntut penyesuaian diri lagi dari pria maupun wanita.
2.5.4 Pembagian Masa Dewasa