Proporsi Varian HASIL PENELITIAN

13. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p suku bangsa = 0, 873. Karena p 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa suku bangsa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan menghadapi pernikahan. Jika akan dilakukan intervensi terhadap pengurangan kecemasan menghadapi pernikahan, maka variabel yang perlu diperhatikan adalah Islamic religious struggle.

4.4 Proporsi Varian

Untuk melihat proporsi varian dari kecemasan menghadapi pernikahan yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada 13 aspek IV islamic dimension, islamic religious conversion, islamic positive religious coping, islamic negative religious coping, islamic religious struggle, islamic religious Internalization identification, islamic religious internalization-introjection, islamic religious exclusivism, jenis kelamin gender, usia, pendidikan terakhir , status bekerja, suku bangsa, peneliti melakukan uji analisis regresi berganda menggunakan SPSS, hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Model sumari Analisis Regresi 13 Variabel Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .441a .194 .022 3.53869 a. Predictors: Constant, SukuBangsa, IslamicNegativeReligiousCoping, IslamicReligiousInternalizationIntrojection, IslamicReligiousExclusivism, Usia, IslamicReligiousConversion, PendidikanTerakhir, StatusBekerja, IslamicDimensions, JenisKelamin, IslamicReligiousInternalizationIdentification, IslamicReligiousStruggle, IslamicPositiveReligiousCoping Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa nilai R = 0, 441 dengan nilai R 2 = 0, 194. Artinya adalah proporsi varians dari kecemasan menghadapi pernikahan yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada 13 variabel ialah 19,4 . Atau dengan kata lain, 13 IV tersebut memberi pengaruh sebesar 19,4 terhadap kecemaan menghadapi penikahan. Sedangkan sisanya 80,6 dapat dijelaskan dengan variabel lain. Tabel 4.13 Anova Analisis Regresi 13 Variabel ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 183.927 13 14.148 1.130 .353a Residual 763.860 61 12.522 Total 947.787 74 a. Predictors: Constant, SukuBangsa, IslamicNegativeReligiousCoping, IslamicReligiousInternalizationIntrojection, IslamicReligiousExclusivism, Usia, IslamicReligiousConversion, PendidikanTerakhir, StatusBekerja, IslamicDimensions, JenisKelamin, IslamicReligiousInternalizationIdentification, IslamicReligiousStruggle, IslamicPositiveReligiousCoping b. Dependent Variable: Kecemasan Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 1,130 dengan signifikansi 0,353. Artinya ke 13 IV tidak berpengaruh terhadap kecemasan menghadapi pernikahan. Sedangkan untuk mengetahui proporsi varians dari religiusitas 8 variabel: Islamic dimensions, Islamic Religious conversion, Islamic Positivere ligious coping, Islamic negative religious coping, Islamic Religious struggle, Islamic Religious internalization-identification, Islamic Religious internalization- introjection, Islamic Religious exclusivism terhadap kecemasan menghadapi pernikahan, dapa dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.14 Model Summary Analisis Regresi 8 Variabel Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .387a .150 .047 3.49421 a. Predictors: Constant, IslamicReligiousExclusivism, IslamicNegativeReligiousCoping, IslamicReligiousInternalizationIntrojection, IslamicReligiousConversion, IslamicDimensions, IslamicReligiousStruggle, IslamicPositiveReligiousCoping, IslamicReligiousInternalizationIdentification Dari tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa nilai R = 0, 387 dengan nilai R 2 = 0, 150. Artinya adalah proporsi varians dari kecemasan menghadapi pernikahan yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada 8 variabel ialah 15 . Atau dengan kata lain, 8 IV memberi pengaruh sebesar 15 terhadap kecemaan menghadapi penikahan. Sedangkan sisanya 85 dapat dijelaskan dengan variabel lain. Berikut ini ditampilkan tabel koefisien analisis regresi dari ke 8 variabel, sebagai berikut : Tabel 4.15 Tabel Koefisien Analisis Regresi 8 Variebel Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. 1 Constant 53.645 5.744 9.339 .000 IslamicDimensions .294 .276 .150 1.065 .291 IslamicReligiousConversion .032 .256 .018 .125 .901 IslamicPositiveReligiousCop ing -.129 .521 -.042 -.247 .806 IslamicNegativeReligiousCo ping -.085 .644 -.017 -.132 .895 IslamicReligiousStruggle -1.804 .661 -.445 -2.732 .008 IslamicReligiousInternalizati onIdentification .020 .246 .015 .081 .936 IslamicReligiousInternalizati onIntrojection .179 .428 .053 .420 .676 IslamicReligiousExclusivism .080 .164 .066 .491 .625 a. Dependent Variable: Kecemasan Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.15 diatas yaitu: Kecemasan y’= 53,645 + 0,294 X 1 + 0,032 X 2 -0,129 X 3 -0,085 X 4 -1,804 X 5 + 0,020 X 6 + 0,179 X 7 + 0,080 X 8 Keterangan : y ‘ = Kecemasan , X 1 = islamic dimension, X 2 = islamic religious conversion, X 3 = islamic positive religious coping, X 4 = islamic negative religious coping, X 5 = islamic religious struggle, X 6 = islamic religious Internalization identification, X 7 = islamic religious internalization-introjection, X 8 = islamic religious exclusivism. Selanjutnya peneliti menganalisis proporsi varians untuk masing-masing variabel. Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya penambahan incremented proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut dianalisis dengan menambahkan satu per satu IV, berikut ini ialah tabel proposi varian perilaku inovatif yang terkait dengan IV, yaitu: Tabel 4.16 Tabel Analisis Proposi Varians NO IV R2 R2 Change Kontribusi Varian Sig 1 X1 0,001 0,1 TIDAK SIGNIFIKAN 2 X12 0,019 1,8 TIDAK SIGNIFIKAN 3 X123 0,026 0,7 TIDAK SIGNIFIKAN 4 X1234 0,029 0,3 TIDAK SIGNIFIKAN 5 X12345 0,144 11,5 SIGNIFIKAN 6 X123456 0,144 TIDAK SIGNIFIKAN 7 X1234567 0,147 0,3 TIDAK SIGNIFIKAN 8 X12345678 0,150 0,3 TIDAK SIGNIFIKAN 9 X123456789 0,150 TIDAK SIGNIFIKAN 10 X12345678910 0,191 4,2 TIDAK SIGNIFIKAN 11 X1234567891011 0,191 TIDAK SIGNIFIKAN 12 X123456789101112 0,194 0,2 TIDAK SIGNIFIKAN 13 X12345678910111213 0,194 TIDAK SIGNIFIKAN Total 19,4 Keterangan : X 1 = islamic dimension, X 2 = islamic religious conversion, X 3 = islamic positive religious coping, X 4 = islamic negative religious coping, X 5 = islamic religious struggle, X 6 = islamic religious Internalization identification, X 7 = islamic religious internalization-introjection, X 8 = islamic religious exclusivism, X 9 = jenis kelamin gender, X 10 = usia, X 11 = pendidikan terakhir , X 12 = status bekerja, X 13 = suku bangsa. Berdasarkan tabel 4.16, diketahui kontribusi masing-masing IV terhadap kecemasan menghadapi pernikahan, yaitu: 1. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension diperoleh R2 R Squere sebesar 0,001. Artinya variabel Islamic dimension memiliki kontribusi sebesar 0,1 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,348, artinya Islamic dimension secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic dimension seseorang, maka semakin tinggi kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 2. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension dan islmaic religious conversion diperoleh R2 R Squere sebesar 0,019. Artinya variabel Islamic religious conversion memiliki tambahan kontribusi sebesar 1,8 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,029, artinya Islamic religious conversion secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic religious conversion seseorang, maka semakin tinggi kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 3. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion dan Islamic positive religious coping diperoleh R2 R Squere sebesar 0,026. Artinya variabel Islamic positive religious coping memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,7 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar - 0,112, artinya Islamic religious coping secara negatif mempengaruhi perilaku inovatif. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic positive religious coping seseorang, maka semakin rendah kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 4. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping dan Islamic negative religious coping diperoleh R2 R Squere sebesar 0,029. Artinya variabel Islamic negative religious coping memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,3 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar -0,146, artinya Islamic negative religious coping secara negatif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic negative religious coping seseorang, maka semakin rendah kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 5. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping dan Islamic religious struggle diperoleh R2 R Squere sebesar 0,144. Artinya variabel Islamic religious struggle memiliki tambahan kontribusi sebesar 11,5 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar -2,149, artinya Islamic religious struggle secara negatif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic religious struggle seseorang, maka semakin rendah kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya. 6. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle dan Islamic religious internalization-identification diperoleh R2 R Squere sebesar 0,144. Artinya variabel Islamic religious internalization-identification tidak memiliki kontribusi sama sekali dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,090, artinya Islamic religious internalization-identification secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic religious internalization-identification seseorang, maka semakin tinggi kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 7. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification dan Islamic religious internalization-introjuction diperoleh R2 R Squere sebesar 0,147. Artinya variabel Islamic religious internalization- introjuction memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,3 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,110, artinya Islamic religious internalization- introjuction secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic religious internalization- introjuction seseorang, maka semakin tinggi kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 8. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction dan Islamic religious exclusivism diperoleh R2 R Squere sebesar 0,150. Artinya variabel Islamic religious exclusivism memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,3 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,146 artinya Islamic religious exclusivism secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Islamic religious exclusivism seseorang, maka semakin tinggi kecemasan seseorang dalam menghadapi pernikahan dan juga sebaliknya, namun hal tersebut tidak signifikan. 9. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction, Islamic religious exclusivism dan jenis kelamin diperoleh R2 R Squere sebesar 0,150 Artinya variabel jenis kelamin memiliki tambahan kontribusi sebesar 0 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar -0,075 artinya jenis kelamin secara negatif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan, namun hal tersebut tidak signifikan. 10. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction, Islamic religious exclusivism. jenis kelamin dan usia diperoleh R2 R Squere sebesar 0,191. Artinya variabel usia memiliki tambahan kontribusi sebesar 4,2 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar -1,139 artinya usia secara negative mempengaruhi kecemasan menghadapi perniakahan, namun hal tersebut tidak signifikan. 11. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction, Islamic religious exclusivism, jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir diperoleh R2 R Squere sebesar 0,191. Artinya variabel pendidikan terakhir tidak memiliki tambahan kontribusi sama sekali dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar 0,031 artinya pendidikan terakhir secara positif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan, namun hal tersebut tidak signifikan. 12. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction, Islamic religious exclusivism, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan status bekerja diperoleh R2 R Squere sebesar 0,194. Artinya variabel status bekerja memiliki tambahan kontribusi sebesar 0,2 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar - 0,196 artinya status bekerja secara negatif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan, namun hal tersebut tidak signifikan. 13. Kecemasan menghadapi pernikahan dengan Islamic dimension, Islamic religious conversion, Islamic positive religious coping, Islamic negative religious coping, Islamic religious struggle, Islamic religious internalization- identification, Islamic religious internalization-introjuction, Islamic religious exclusivism, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status bekerja dan suku bangsa diperoleh R2 R Squere sebesar 0,194. Artinya variabel suku bangsa memiliki tambahan kontribusi sebesar 0 dalam mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan. Selain itu pada tabel 4.11 diperoleh nilai B sebesar - 0,120 artinya suku bangsa secara negatif mempengaruhi kecemasan menghadapi pernikahan, namun hal tersebut tidak signifikan.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan ini meliputi tiga bagian, yaitu kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa secara simultan tidak adanya pengaruh antara religiusitas terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang. Kemudian secara koefisien salah satu variabel menghasilkan adanya pengaruh antara religiusitas terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang. Dengan rincian sebagai berikut: a. Islamic dimension tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang. b. Islamic religious conversion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang. c. Islamic positive religious coping tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang. d. Islamic negative religious coping tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan menghadapi pernikahan pada orang dewasa yang melajang.