6. Islamic Religious Internalization-Introjection, perilaku didorong oleh tujuan lain, cemas merasa bersalah, dan kehilangan harga diri. Ryan
dkk.1993 dalam Raiya, 2006.
7. Islamic Religious Exclusivism, menurut Pargamant 1997 dalam Raiya,
2006, eksklusivisme agama mencerminkan asumsi bahwa ada realitas mutlak dan cara tunggal untuk melakukan pendekatan.
2.4.3 Ciri-Ciri Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa
Menurut jalaludin dalam Sururin, 2004, sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, sikap keberagamaan pada orang dewasa mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: 1. Menerima
kebenaran agama
berdasarkan pertimbangan
pemikiran matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersifat realis, sehingga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap
hidup. 5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan
atas pertimabangan hati nurani. 7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kebribadian
masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta
melaksanakan ajaran
agama yang
diyakininya. 8. Terlihat adanya hubungan antara sikap keberagamaan dengan kehidupan
sosial, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.
2.5 Dewasa
2.5.2 Definisi Dewasa
Masa dewasa kendati yang sah yang menandai awal masa dewasa dapat dengan mudah ditentukan, lebih sukar untuk menunjukkan permulaannya secara
psikologis. Masa dewasa membawa serta tingkat kedewasaankematangan tertentu yang tidak selalu merupakan dampak pencapaian usia tertentu. Pada masa dewasa
belajar menerima tanggung jawab atas tindakan kita, mengambil keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan kita. Andrew, 1996
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene- adolescere- yang berarti ”tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi, kata adult
berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”. Atau “telah menjadi