Akuntansi Asuransi Syariah Dampak penerapan psak 108 terhadap tingkat solvabilitas minimum perusahaan asuransi syariah : studi pada unit syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967

B. Akuntansi Asuransi Syariah

AICPA American Institute of Certified Public Accountant 32 mendifinisikan bahwa akuntansi konvensional adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Akuntansi syariah secara umum tidak jauh berbeda dengan konvensional dalam hal siklus proses akuntansinya. Yaitu diawali dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal, kemudian masing-masing akun dalam jurnal diposting ke buku besar hingga terbentuk saldo dari masing-masing akun tersebut yang kemudian disesuaikan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Meskipun secara teknis tidak jauh berbeda namun secara konsep akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional. Lihat ilustrasi 2.2 Ilustrasi 2.2 Proses Siklus Akuntansi 33 Bukti Transaksi Buku Besar Neraca Lajur Laporan Keuangan Jurnal 32 Muhammad, Op., Cit. h. 34 33 Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004, h. 26 Dalam bahasa Arab, akuntansi disebut muhasabah 34 yang berasal dari kata hasaba, hasibah, muhasabah yang artinya menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi, mendata, atau menghisab. Sedangkan secara terminologi akuntansi syariah yaitu suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum, riba, maisir, gharar, barang yang diharamkan, dan membahayakan. 35 Landasan Syar’i mengenai akuntansi syariah terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282 : Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah 34 Hasbi Ramli, Op., Cit., h. 12 35 Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, h. 13-14 muamalahmu itu, kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”Q.S. al-Baqarah : 282 Berdasarkan ayat tersebut di atas, terkandung tiga prinsip umum bagi akuntansi syariah, antara lain : 36 1. Prinsip pertanggungjawaban. Di kalangan masyarakat muslim, pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban mengenai apa yang telah diperbuat kepada pihak-pihak terkait. Wujud pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi. 2. Prinsip keadilan Dalam konteks akuntansi, menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat al- Baqarah secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. 36 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari;ah, Jakarta : Salemba Empat, 2002, h. 11 3. Prinsip kebenaran Prinsip ini tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Kebenaran di dalam al-Qur’an tidak diperbolehkan untuk dicampuradukkan dengan kebathilan. Sebab al-Qur’an telah mengggariskan bahwa ukuran, alat atau instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah didasarkan pada nafsu. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa proses akuntansi baik akuntansi syariah maupun konvensional secara umum tidak ada perbedaan, diawali dengan proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal sampai akhirnya tercipta sebuah laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK 37 yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas. Laporan keuangan tersebut menurut SAK yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 38 Dalam entitas asuransi syariah, laporan keuangan yang harus disajikan cakupannya lebih luas dibandingkan asuransi konvensional, meliputi : 1. Laporan Posisi Keuangan Neraca 2. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’ 37 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan; Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI, 2006, Ed. PSAK no. 101, h. 101.2 38 Http :id.wikipedia.orgwiki200802laporan-keuangan.html diakses pada 24 Mei 2010. 3. Laporan Laba Rugi Dana Pengelola 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan Perubahan Dana Tabarru’ 6. Laporan Arus Kas 7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat 8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 108