E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Tinjauan teoritis yang terkait pada penelitian ini diantaranya mengenai ruang lingkup akuntansi syariah dan PSAK 108, asuransi syariah itu sendiri, serta
mengenai Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM perusahaan asuransi syariah.
Menurut American Accounting Association dalam buku ”A Statement of Basic Accounting Theory
”, pengertian akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
8
Sedangkan pengertian akuntansi syariah yaitu suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait
dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum,
riba , maisir, gharar, barang yang diharamkan, dan membahayakan.
9
Landasan syar’i terkait akuntansi syariah tersebut yaitu terdapat dalam firman Allah SWT
QS. Al-Baqarah ayat 282.
8
Muhammad, Prinsp – Prinsip Akuntansi Dalam Al-Qur’an, Jakarta: UII Press, 2000, h. 34
9
Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, Jakarta: Renaisan,2005, h. 13-14
Landasan syar’i tersebut memberikan isyarat bahwa keberadaan akuntansi dalam sebuah lembaga keuangan syariah menjadi wajib adanya, tak terkecuali
pada industri asuransi syariah. Sistem akuntansi bertujuan menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi bagi para pemakainya. Dalam proses akuntansi
tersebut terdapat sebuah standar akuntansi yang mengaturnya. PSAK 108 merupakan standar akuntansi keuangan yang bertujuan untuk mengatur
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah yaitu yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau defisit
underwriting , penyisihan teknis, dan cadangan dana tabarru’.
10
Dengan demikian, adanya sebuah pemisahan antara dana tabarru’ dan dana pengelola
adalah keharusan dalam pelaporan keuangan Asuransi Syariah. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan nomor 424KMK.062003
bahwa tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi salah satunya diukur dengan rasio solvabilitas RBC sebesar 120. Ada 6 variabel
terkait penghitungan rasio tersebut bagi asuransi umum syariah, antara lain: a.
Tingkat Solvabilitas : 1
Kekayaan yang dimiliki perusahaan. 2
kewajiban perusahaan.
10
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI. PSAK 108.
b. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum BTSM :
11
1 kegagalan pengelolaan kekayaan;
2 ketidak-seimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam
setiap jenis mata uang; 3
perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan;
4 ketidak-mampuan reasuradur untuk memenuhi kewajiban
membayar klaim.
2. Kerangka Konsep
PSAK 108 Unit Syariah PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967
Laporan Keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Periode Triwulan I 2009 – Triwulan I 2010
Tingkat solvabilitas
Tingkat Solvabilitas Minimum, Metode RBC Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 Periode Triwulan I 2009 – Triwulan I 2010 BTSM
11
Peraturan Ketua Bapepam dan LK nomor PER-2BL2009 tentang Pedoman Perhitungan BTSM.
F. Metode Penelitian