Penerapan Leasing dalam Perusahaan

58

4. Penerapan Leasing dalam Perusahaan

Jika perusahaan menerapkan leasing atas perolehan aktiva tetapnya, maka atas penerapan sewa guna usaha leasing ini perlu diperhatikan setiap ketentuan mengenai prosedur dan perlakuan leasing baik dari sisi akuntansi maupun pajak. Perlakuan leasing menurut akuntansi dan pajak memiliki sedikit perbedaan. Perbedaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Perlakuan Leasing Menurut Akuntansi Bagian ini hanya memberikan gambaran mengenai penerapan leasing menurut akuntansi jika perusahaan melakukan transaksi lease serta bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap yang dileasing. Gambaran ini tidak menguraikan secara lebih mendalam karena penerapan leasing akan lebih difokuskan pada penghematan pajak yang diatur berdasarkan ketentuan perpajakan. Berdasarkan perlakuan akuntansi untuk leasing dalam hal ini financial lease , nilai dari aktiva leasing akan tercantum di dalam laporan keuangan. Transaksi leasing menurut akuntansi diatur dalam PSAK No. 30. Aktiva tetap yang dileasing dikapitalisasi sesuai dengan jangka waktu leasing dan disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar jumlah seluruh pembayaran leasing selama masa lease ditambah nilai sisa harga opsi yang harus dibayar pada akhir periode leasing. Oleh karena itu timbul pembebanan biaya amortisasi atas aktiva tetap leasing yang dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat yang diterapkan untuk aktiva tetap 59 sejenis melalui kepemilikan langsung. Untuk memberikan gambaran mengenai perlakuan akuntansi atas leasing, maka yang akan digunakan sebagai contoh dari objek aktiva tetap yang akan dileasing adalah WSB 4500H. Dengan melihat hasil perhitungan leasing pada Tabel 4.3 maka penentuan jumlah yang tercatat menurut akuntansi adalah sebagai berikut: Nilai leasing Rp. 468.000.000 Nilai opsi Rp. 52.000.000 Jumlah tercatat Rp. 520.000.000 Jumlah nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp. 520.000.000 merupakan jumlah nilai mesin yang pada awal lease akan dicatat sebagai berikut. Jurnal pada awal periode lease: Mesin lease Rp 520.000.000 Hutang lease Rp. 520.000.000 Pembayaran yang berupa angsuran perbulan dicatat sebagai berikut. Jurnal pembayaran lease bulan pertama: Hutang lease Rp. 7.225.355 Beban bunga Rp. 5.723.640 Kas Rp. 12.948.995 60 Jurnal pembayaran lease bulan kedua: Hutang lease Rp. 7.313.721 Beban bunga Rp. 5.635.274 Kas Rp. 12.948.995 Jurnal tersebut juga digunakan untuk mencatat pembayaran leasing pada bulan ketiga dan seterusnya sampai transaksi lease berakhir sesuai dengan periode leasing. Berdasarkan angsuran perbulan yang merupakan pembayaran lease secara berkala, maka jika pembayaran lease dari bulan pertama sampai bulan kedua belas akan dijurnal sebagai berikut: Jurnal pembayaran lease pertama: Hutang lease Rp. 92.780.852 Beban bunga Rp. 62.607.088 Kas Rp. 155.387.940 Pada setiap akhir tahun selama periode lease, mesin leasing tersebut harus dikapitalisasi dengan melakukan amortisasi lease sesuai dengan taksiran masa manfaat aktiva yaitu 16 tahun. Amortisasi yang dilakukan berdasarkan metode garis lurus dimana nilai amortisasi pertahun yaitu : Rp. 520.000.00016 tahun = Rp. 32.500.000tahun. Jurnal amortisasi mesin lease pertahun: Beban amortisasi mesin lease Rp. 32.500.000 Akumulasi amortisasi mesin lease Rp. 32.500.000 61 Kemudian pada laporan laba rugi tahun 2009 akan nampak biaya amortisasi sebesar Rp. 32.500.000 dan biaya bunga sebesar Rp. 62.607.088 b. PerlakuanLeasing Menurut Pajak Jika dibandingkan dengan penerapan leasing menurut akuntansi sebelumnya, perbedaan lease menurut pajak terutama terletak pada pembebanan biaya penyusutan amortisasi yang dilakukan oleh akuntansi pada saat periode lease. Menurut pajak hal tersebut tidak diperkenankan. Berdasarkan KMK 1169KMK.011991 pembebanan biaya penyusutan hanya dapat dilakukan jika lessee telah menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tetap tersebut. Dasar penyusutan yang digunakan adalah sebesar nilai opsi dari aktiva tetap yang telah dileasing. Atas perbedaan ini maka akan dilakukan koreksi fiskal karena adanya biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak, yaitu biaya penyusutan tersebut. Karena penerapan leasing hanya difokuskan pada unsur penghematan pajak berdasarkan ketentuan pajak, maka penerapan leasing menurut pajak pada bagian ini tidak akan diuraikan, karena akan disajikan pada bagian-bagian selanjutnya terutama dalam menentukan besarnya penghematan pajak yang akan diterima perusahaan. 62

5. Keseragaman Metode Akuntansi dan Perpajakan Atas Aktiva

Dokumen yang terkait

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan: Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Bandung.

0 0 20

PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN INDEPENDENSI PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya ).

0 0 18

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN DAN INTUISI TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, INTUISI, INDEPENDENSI, DAN PRESSURE TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris : Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 15

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, INTUISI, INDEPENDENSI, DAN PRESSURE TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris : Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 40