Finance Lease Operating Lease

33

4. Perlakuan Akuntansi Oleh Perusahaan Leasing Lessor

Menurut PSAK NO. 30 2004:306 perlakuan oleh perusahaan leasing ada beberapa macam yaitu:

a. Finance Lease

Adapun yang dimaksud dengan finance lease: 1. Penanaman neto dalam aktiva yang disewa guna usahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumlah penanaman neto tersebut terdiri dari jumlah piutang lease ditambah nilai sisa harga opsi yang akan diterima oleh lessor pada akhir masa lease dikurangi pendapatan lease yang belum diakui unearned lease income dan simpanan jaminan security deposit 2. Selisih antara Piutang leasing ditambah nilai sisa harga opsi dengan harga perolehan aktiva yang disewa guna usahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui unearned lease income 3. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkatan pengemabalian berkala periodic rate of return atas penanaman neto perusahaan leasing 4. Apabila perusahaan leasing menjual barang modal kepada Lessee sebelum berakhirnya masa lease, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam leasing pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan. 34 5. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi leasing harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.

b. Operating Lease

Adapun yang dimaksud dengan operating lease: 1. Barang modal yang di sewa guna usahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva leasing berdasarkan harga perolehan. 2. Pembayaran lease payments selama tahun berjalan yang diperoleh dari Lessee diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa lease meskipun pembayaran leasing mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode. 3. Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya. 4. Jika aktiva yang disewagunakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan. 35

F. Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan dan Kekeliruan Laporan Keuangan: Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Bandung.

0 0 20

PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN INDEPENDENSI PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya ).

0 0 18

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN DAN INTUISI TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, INTUISI, INDEPENDENSI, DAN PRESSURE TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris : Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 15

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, INTUISI, INDEPENDENSI, DAN PRESSURE TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN (Studi Empiris : Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 40