Kondisi Seismotektonik Blitar, Jawa Timur dan Sekitarnya

33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 1 Juni 2011 sampai dengan 15 Agustus 2011 bertempat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pusat Jakarta khususnya di bidang Informasi Dini Gempa dan Tsunami. Pengolahan dan Interpretasi data dilakukan di BMKG Kemayoran Jakarta Pusat. Daerah penelitian adalah gempa Blitar, Jawa Timur 17 Mei 2011 dengan koordinat 9.55 LS – 112.55 BT kedalaman hiposentrum 25 km , Magnitude 6.1 SR, 170 km Tenggara Blitar, Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan dalam analisis mekanisme sumber gempa bumi zona Blitar, Jawa Timur berdasarkan seismisitas dan mekanisme sumber gempa bumi. Alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah: 1 Komputer personal Pentium 4 2 Software WinITDB 3 Microsoft Office 4 Note pad 5 Software Arc View GIS Ver. 3.3 6 Program AZMTAK dalam bahasa pemrograman FORTRAN 7 Program PMAN dalam bahasa pemrograman FORTRAN 34 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 Data gempa bumi Blitar, Jawa Timur dari USGS pada tanggal 17 Mei 2011. 2 Data polaritas gerakan pertama gelombang P gempa bumi Blitar, Jawa Timur 17 Mei 2011.

3.3 Pengolahan dan Analisa Data

Tahapan awal penelitian ini adalah membuat peta seismisitas atau pengeplotan data gempabumi Blitar, Jawa Timur menggunakan software WinITDB. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data gempabumi pada koordinat -8 o LS – -12 o LS dan 111 o BT - 114 o BT. Data gempabumi tersebut diperoleh dari rekaman United State Geological Survey USGS pada tanggal 17 Mei 2011 melalui jaringan internet. Data gempabumi yang digunakan meliputi waktu kejadian gempabumi, posisi lintang-bujur, kedalaman dan magnitudo. Magnitudo yang digunakan adalah 6.1 SR. Data gempabumi yang diperoleh dari rekaman USGS tidak dapat langsung diproses menggunakan software WinITDB, karena format data USGS berbeda dengan format data yang dapat diproses software WinITDB. Oleh karena itu, format data USGS harus dikonversi terlebih dahulu ke format data software WinITDB secara manual dengan program notepad. Data USGS yang telah dikonversi kemudian diproses menggunakan software WinITDB dan menghasilkan sebaran pusat gempabumi atau peta seismisitas. Data USGS yang telah dikonversi menjadi format data software WinITDB . 35 Langkah selanjutnya adalah membuat penampang melintang seismisitas untuk mengetahui bentuk atau pola penunjaman lempeng tektonik. Daerah penelitian dibagi menjadi beberapa segmen atau penampang melintang. Tahapan dalam pengeplotan hiposenter pada penampang melintang adalah sebagai berikut: 1. Menentukan batas daerah pengeplotan hiposenter pada penampang melintang dengan memperhatikan hasil penyebaran hiposenternya . 2. Menentukan garis penampang melintangnya yang memilih beberapa bagian daerah yang diteliti. Penentuan garis penampang melintang tegak lurus trench. 3. Membuat proyeksi masing-masing garis penampang melintang yang tegak lurus trench agar dapat ditentukan proyeksi penampang melintang hiposenternya. Proses berikutnya adalah menentukan solusi mekanisme sumber gempabumi menggunakan polaritas gerakan pertama gelombang P yang dinyatakan dalam kompresi c dan dilatasi d. Data yang digunakan diperoleh dari hasil rekaman melalui jaringan internet. Data yang digunakan meliputi posisi lintang-bujur, magnitudo, kedalaman, nama stasiun dan data polaritas gerakan pertama gelombang P kompresi atau dilatasi yang dicatat oleh masing-masing stasiun. Data yang terkumpul selanjutnya diproses dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun format data input dengan urutan lintang, bujur, kedalaman, jumlah stasiun yang merekam, nama stasiun dan polaritas gerakan pertama gelombang P , notasi kompresi diubah menjadi 1 sedangkan notasi dilatasi